🌷 BAB 31🌷

72 2 0
                                    


     Setelah memastikan Aruna tidur dengan nyaman, Ghavin keluar dari kamar menuju dapur karena haus. Dia mutuskan tidur di kamar tamu, karena di kamarnya ada Aruna dan Ghavin tidak mungkin tidur satu kamar dengan Aruna.

  Ghavin membuka lemari pendingin, dia mengambil satu botol air mineral untuk menghilangkan rasa hausnya.

  Hafiy terkejut melihat Ghavin berada di dapur, dia jauh lebih terkejut melihat Ghavin baik-baik saja. Biasanya jika trauma itu kambuh Ghavin akan menangis dan mengamuk menyalakan dirinya setelah bangun dari tidur.

Maka dari itu Hafiy mengizinkan Aruna menjaga Ghavin, karena sedari awal dia berniat menjaga Ghavin.

"Lo baik-baik saja Vin?" Hafiy menghampiri Ghavin yang sedang berdiri di depan lemari pendingin.

"Alhamdulillah, gue baik-baik saja" ucap nya sambil tersenyum, Ghavin tahu Hafiy pasti sangat mengkhawatirkan dirinya. Apalagi ini adalah pertama kalinya trauma itu kambuh setelah 3 tahun terakhir.

"Lo nggak mimpi buruk?" Ghavin menggeleng.

" Ini aneh, biasanya kan Lo bakalan mimpi buruk kalo trauma Lo kambuh"lanjut Hafiy dan Ghavin membalas dengan anggukan.

"Gue rasa semua ini berkat Aruna." Hafiy menatap bingung pada sang sepupu.

"Waktu tidur gue denger suara Aruna, Una manggil-manggil nama gue." jelas Ghavin.

"Gue harap ini adalah hal yang baik, gue pengen Lo bangkit dari rasa trauma, ikhlaskan semuanya. Biarin mommy dan Daddy Lo tenang di sana."Hafiy menepuk pelan pundak Ghavin.

  Jam menunjukkan pukul 4 pagi, Aruna masih setia tidur di kamar Ghavin bahkan dia tidak tahu jika sang pemilik kamar sudah baik-baik saja.

Aruna terbangun dia mengerjapkan mata nya berkali-kali, merasa asing dengan kamar yang di tempati, hingga dia tersadar jika dia tadi malam berada di kamar Ghavin untuk menjaga Ghavin.

Aruna langsung mendudukkan dirinya, dia terkejut melihat sekeliling nya tidak ada Ghavin. Dan kenapa bisa dirinya tertidur di kasur Ghavin.

"Astaghfirullah.. kemana kak Ghavin?"

" Kok aku bisa tidur di tempat tidur kak Ghavin sih?" Gumam Aruna bingung.

  Ghavin membuka pintu kamarnya dia berniat mengambil baju ganti, karena sebentar lagi memasuki waktu subuh. Baru beberapa langkah dia masuk, dia melihat Aruna yang sudah bangun dengan wajah kebingungan.

  Mendengar suara langkah kaki dari arah pintu kamar, Aruna segera menoleh ke sumber suara. Ada rasa lega ketika melihat siapa yang datang, ternyata dia adalah Ghavin dan kini dia sedang berdiri menatap Aruna yang masih di atas tempat tidur.

Aruna turun dari tempat tidur dan langsung menghampiri Ghavin.

"Kak Ghavin, gimana ke adaan kakak sekarang?"ucap Aruna menatap Ghavin yang berdiri di depan nya.

Ghavin tersenyum tipis, dia suka melihat Aruna begitu mencemaskan dirinya.

"Gue baik-baik aja, Una."

"Kakak serius, beneran nggak ada yang sakit?"tanya Aruna, Ghavin sedikit terkekeh mendengar pertanyaan Aruna.

"Gue cuman trauma Una. bukan punya penyakit parah, jadi gue nggak merasakan sakit pada tubuh gue."

" Yakan kali aja kak, orang tadi kak Ghavin keliatan pucat banget"

"Terus kakak dari mana? Kenapa juga malah Una yang tidur di tempat tidur kak Ghavin, bukan nya tadi malam kakak yang tidur di situ." Ucap Aruna menunjuk tempat tidur.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang