🌷BAB 15 🌷

113 4 0
                                    


Pagi ini langit begitu cerah, mengiringi perjalanan Nayra menuju tempat bekerja. Dengan motor matic kesayangan nya Nayra membelah jalan dengan damai tanpa perlu macet-macetan.

Nayra memang sengaja selalu berakar pagi ke cafe, meskipun jadwal bekerja Nayra agak siang. Karena dia tidak ingin terjebak macetnya kota Jakarta.

Sambil mengendarai motor matic kesayangan, Nayra sesekali memperhatikan jalan raya yang dia lewati. banyak anak masih kecil di pinggiran jalan atau di perempatan lampu merah yang seharusnya mereka sekolah malah harus bekerja untuk bisa makan.

Ada yang mengamen,atau menjadi manusia silver dan bahkan ada yang mengemis-ngemis.

Sungguh miris melihat mereka harus bekerja keras demi untuk menyambung hidup. Nayra bersyukur dia masih bersekolah, bahkan sebentar lagi dirinya akan wisuda.

Nayra bersyukur dia masih bisa melanjutkan pendidikan hingga ke perguruan tinggi dengan biaya sendiri.
Dia juga bersyukur Allah SWT memberikan Rizki yang bisa mencukupi dirinya dan sang adik.

Tapi ntah kenapa di tengah perjalanan cuaca sedikit mulai redup, padahal tadi pagi matahari menampakkan cahaya yang begitu cerah.

Nayra sedikit mengencangkan laju kendaraan nya, takut tiba-tiba turun hujan, setelah beberapa menit membelah jalan dengan waktu tempuh begitu cepat karena dirinya menambah kecepatan.

Kini Nayra sampai di cafe tempatnya bekerja dengan selamat dan untung nya cuaca hanya redup namun tak membuat hujan.

Nayra memasuki tempat parkir khusus karyawan bersama dengan mba sera yang baru sampai.

" Assalamu'alaikum, baru nyampe nay? " ucap mba sera menghampiri Nayra yang sedang melepas helm.

" Wa'alaikumussalam, iya nih mba baru aja nyampe. Tadi aku sedikit ngebut kesini karena cuaca yang tiba-tiba redup takut nanti di tengah jalan hujan " ucap Nayra menjelaskan pada mba sera.

" Pantas saja kamu sudah lebih dulu datang dari mba ya " ucap Mba Sera sedikit terkekeh. Pasalnya biasanya mba sera adalah orang selalu datang pertama di cafe, jadi dia sedikit terkejut ketika melihat Nayra sudah ada di parkiran khusus karyawan.

" Tapi sepertinya hanya redup saja nay, gak akan hujan lihat saja langit nya kembali cerah " ucap mba Sera sambil menatap langit yang kembali cerah.

" Iya sepertinya juga begitu, mba. " ucapku menanggapi mba Sera.

Nayra yang tadinya tengah berbicara dengan mba sera di kagetkan dengan dering suara telepon yang ada di tas selempang nya.

" Maaf mba aku angkat telpon dulu ya? " Ucapku sambil melihat layar yang terus berkedip menandakan panggilan masuk.

" Iya Nay silahkan, ya sudah mba masuk duluan ya " ujar mba Sera meninggal kan Nayra ingin menjawab telepon tersebut.

" Iya mba, duluan saja " ujarku mengiyakan.

Nayra mengerenyitkan dahi bingung, melihat nama kontak yang tertera.

Dokter Khadijah is calling 📞...

" Halo.. assalamu'alaikum nay? "

" Wa'alaikumussalam, iya dok ada apa? " Nayra sedikit bingung ketika dia mengangkat telepon mendengar suara dokter Khadijah yang sedikit khawatir.

" Nay, maaf sebelumnya boleh saya minta tolong? "

" Insyaallah jika saya bisa, saya akan membantu dokter. Kalau boleh tau ada ya dok kenapa suara dokter Khadijah juga terdengar khawatir? Apa terjadi sesuatu dok? " Ucapku memberondong pertanyaan karena sangat penasaran, apalagi baru kali ini dokter Khadijah menelpon meminta bantuan seperti mengkhawatirkan sesuatu.

THIS Is My Sister Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang