"Seharusnya lo mati Anya setelah kamu ngambil semuanya dari gue!" Gadis yang disebut Anya itu hanya mampu menangis dan mendekap tubuhnya yang sudah basah.
"Kenapa kamu jahat sama aku, Zora? Kita ini saudara," lirih Anya dengan suara gemetar menahan rasa dingin yang menusuk tubuhnya.
Zora berdecih sinis mendengar ucapan Anya. Bahkan dia tak pernah menganggap Anya ada di dunia ini, lantas mengapa menganggap gadis itu sebagai saudara.
"Aku enggak tau salah aku apa!" Zora bergerak mendekat, mencengkeram kuat dagu Anya hingga sang empunya meringis menahan sakit.
"Lo masih nanya, seriusan?" Zora menatap Anya tak habis pikir. Anya hanya mampu diam sambil sesekali meringis menahan sakit dari beberapa luka yang sengaja Zora buat. Luka yang bukan pertama kalinya.
"Lo ambil semuanya! Abang gue, cowok yang gue suka, semuanya!" Zora berteriak kesetanan di depan wajah Anya. Anya memejamkan matanya, tubuhnya bergemetar hebat seperti hatinya saat ini.
Anya semakin terisak saat Zora menghempaskan wajahnya dan langsung terankeluartuk tembok. Rasa pusing langsung terasa saat Anya merasa ada sesuatu yang merembes dari dahinya.
Zora melihat itu tertawa puas, dia bahagia melihat Anya sekarat. Mungkin jika ada yang melihatnya menatap Zora sudah gila karena tega memperlakukan Anya tidak manusiawi, apa lagi fakta jika gadis yang dia siksa adalah sepupunya sendiri, dan faktanya Zora memang sudah gila.
"Maaf Zora jika aku buat kamu menderita, tapi aku sama sekali enggak berniat begitu," lirih Anya mencoba menjelaskan kepada Zora. Sayangnya mau seribu kali pun dia menjelaskan, Zora sama sekali tak peduli dengan semua itu.
Bahkan bibirnya masih mampu menunjukkan senyum tulus kepada Zora yang saat ini menatapnya datar. Anya tau perasaan Zora, dia sangat tau jika Zora pasti sangat kesepian selama ini. Anya mengerti pasti Zora merasa Anya berniat mengambil segalanya, nyatanya tidak.
"Terus kenapa lo masih ngambil semua yang gue punya, sialan!" Tanpa perasaan Zora menendang paha Anya dengan kaki yang dibaluti sepatu berwarna putih yang sudah berubah warna itu.
"Gue bersumpah bakal buat lo sadar diri! Lo itu enggak lebih dari sampah yang enggak pantas hidup!" Zora menarik rambut Anya. Sengaja membenturkan kepala gadis yang sudah tak berdaya itu ke tembok.
"Maaf," lirih Anya sangat lirih.
Setelah itu hanya ada keheningan. Sampai suara isak tangis dari Zora terdengar. Zora juga sama merasa menderita, tetapi Zora mengambil jalan yang salah dengan berniat membunuh Anya. Karena hal itu hanya membuatnya semakin dibenci oleh banyak orang. Zora hanya ingin mempertahankan apa yang sejak awal sudah menjadi miliknya.
Anya tak sadarkan diri, begitu juga dengan Zora yang merasa tak mampu bernapas. Menyakiti orang lain sama seperti menyakiti dirinya sendiri, tetapi memang itulah tujuannya hidup di dunia penuh kepalsuan ini.
Vote, vote, vote
Komen yuk dan jangan lupa masukin ke perpustakaan.Novel ini cukup banyak adegan kekerasan, jadi hanya dimengerti ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis yang Terbuang (END)
Ficção Adolescente⚠️ Mengandung adegan kekerasan (Cerita Lengkap!) Adeline hanya anak manja yang hidup penuh dengan keberuntungan. Sayangnya nasib baik tidak berpihak kepadanya saat perasaan ulang tahunnya yang ke 17 tahun. Adeline harus mati terbunuh oleh musuh bisn...