Dua Tiga

47.9K 2.9K 60
                                    

Happy Reading💐

Entah sejak kapan seluruh murid sekelas Zora cukup bersahabat. Mereka seolah telah berdamai dengan keadaan Zora yang dulunya di cap sebagai antagonis yang benar-benar tidak pantas masuk ke dalam list untuk dibaiki. Namun, sekarang semuanya cukup bersikap baik kepada Zora.

Begitu pun sebaliknya. Zora terkesan berusaha mendekati diri dengan orang lain, dengan memberikan makanan atau barang yang tidak Zora pakai kepada teman-temannya yang lebih membutuhkan. Semuanya dengan senang hati menerima, apa lagi saat mengetahui jika harga barang-barang yang Zora miliki bukanlah barang murahan.

"Zora ini nih yang harus dikerjain!" Zora menyimak salah satu teman sekelasnya yang tampak antusias memberitahu PR apa yang harus dikerjakan hari ini, karena Zora sempat ketiduran saat jam pelajaran.

Dan entah kebetulan atau bagaimana, saat Zora menoleh matanya malah bertubrukan dengan mata tajam milik Gazza. Zora tampak tak peduli memilih melanjutkan mengobrol dengan temannya.

Gazza yang merasa diabaikan berdecih sinis, walau dalam hati dia merasa aneh dengan dirinya sendiri yang benar-benar di luar kendali dari kebiasaan sebelumnya. Gazza meruntuki dirinya yang entah kenapa selalu penasaran dengan apa yang Zora lakukan.

"Sebenernya cuma penasaran aja, siapa tau dia jahatin Anya," ucap Gazza berusaha menyangkal apa yang telah dirinya lakukan beberapa hari ini.

Walau sebenarnya Gazza entah mengapa tidak begitu khawatir lagi dengan Anya, hal itu cukup membuatnya lega. Apa lagi saat melihat sepertinya Zora sedikit lebih tenang dari biasanya. Namun, Gazza merasa sedikit kesal dengan kepribadian baru gadis itu.

Gazza merasa dirinya diabaikan, bagaimana bisa seorang Gazza diabaikan oleh gadis biasa seperti Zora!

"Melamun aja?!" Gazza meringis saat merasakan kepalanya nyeri akibat pukulan dari Nicholas secara tiba-tiba.

"Anjing lo!" maki Gazza tanpa filter. Otomatis beberapa siswa lainnya menoleh karena penasaran. Namun, akhirnya berakhir tak peduli saat melihat respons galak dari Gazza.

"Ngapain sih mukul-mukul?!" Nicholas mengedikkan bahu tampak tak peduli, lalu duduk di sebelah Gazza.

"Mikirin apaan sih lo sampe melamun kayak nahan boker?" Gazza menatap tajam Nicholas.

"Bukan urusan lo!" Nicholas tertawa puas karena berhasil membuat Gazza kesal kepadanya.

"Minuman!" Saka dan Rendra datang dengan beberapa plastik putih berisi makanan yang baru saja keduanya beli.

Sebenarnya mereka berniat makan di kantin, sayangnya Gazza menghilang dan akhirnya di sinilah mereka. Di kelas Gazza yang tentunya ada Zora juga yang sejak tadi tampak tak peduli dengan kehadiran orang asing di dalam kelasnya.

"Ngapa sih pada sensi gitu mukanya?" tanya Rendra setelah mengeluarkan semua makanan dan melahapnya dengan penuh semangat. Begitu pun dengan Saka yang memilih makan tanpa mengeluarkan suara.

"Ini nih temen kalian dari tadi melamun, kayak abis ditagih utang aja!" Nicholas tertawa puas saat menyadari tatapan tajam dari Gazza yang sudah pasti ditujukan kepadanya.

"Udahlah Bro, mending pada makan dari pada banyak bacot!" ucap Saka yang sejak tadi tak mengeluarkan suara.

"Akhirnya ke luar juga tuh suara," ucap Rendra.

"Gazza?" Ketiganya yang sedang asik mengobrol terhenti dengan kedatangan Anya dengan raut wajah penuh kelembutannya. Bahkan sepertinya semua orang pantas saja menyukai gadis cantik itu.

"Eh neng Anya, duduk!" Rendra menggeser kursi di sebelahnya langsung mempersilakan Anya untuk duduk.

Anya mengangguk sambil tersenyum lembut membalas ucapan Rendra. Gadis dengan rambut sepunggung itu langsung duduk di sana.

"Tumben kalian jam segini di kelas?" Ini mungkin pertanyaan hampir setiap orang yang melihat mereka di sini. Pasalnya mereka jarang sekali berada di kelas saat jam istirahat.

"Nungguin nih anak perawan," balas Saka.

"Apa sih!" Gazza kesal sekali menjadi bahan ledekan semua temannya. Lagi pula apa salahnya berada di dalam kelas sesekali, lagi pula Gazza merasa bosan berada di kantin terus.

"Kaisar!" Seketika semua rombongan yang berada di kelompok Gazza terbungkam. Semuanya fokus pada seorang gadis yang ke luar dari kelas menghampiri seseorang, seseorang yang tentu saja Gazza dan yang lainnya kenal.

"Mereka ada hubungan?" tanya Nicholas.

Gazza sama sekali tidak menjawab, walau terlihat biasa saja tetapi Anya menyadari tatapan berbeda dari kedua mata Gazza.

"Kamu lanjut makan aja." Anya menyentuh lengan Gazza membuat Gazza sadar kembali dan memilih tidak peduli, atau lebih tepatnya pura-pura tak peduli.

"Kenapa?" Kaisar bersedekap dada menatap Zora yang cukup jauh lebih pendek darinya.

"Ramah dikit dong jadi manusia!" Kaisar memutar bola mata malas mendengar gerutuan Zora. Walau begitu dia tetap menganggukkan kepala.

"Nih buku kamu!" Kaisar mengernyit heran saat bukunya malah berada di tangan Zora.

"Kalau bukan karena Bu Tesa yang nyuruh ngasih ke kamu aku juga enggak mau!" Kaisar akhirnya mengangguk paham mendengar penjelasan gadis cerewet di depannya.

"Cerewet banget," ejek Kaisar sukses membangunkan singa yang sedang tertidur di dalam tubuh Zora.

"Anjing sakit!" Kaisar memegangi kakinya yang baru saja ditendang oleh Zora. Ternyata tenaga gadis itu tidak sebanding dengan tubuhnya yang mungil.

Zora tersenyum bangga saat melihat Kaisar kesakitan. Dulu saat dirinya masih di tubuh Adeline, dia sering sekali menendang kaki anak-anak nakal yang mengejeknya sebagai anak manja, walau memang benar adanya.

"Sialan lo!" umpat Kaisar kepada Zora.

Zora sendiri tampak tak tersinggung. Dirinya malah menatap Kaisar dengan tatapan sombong seperti biasanya.

"Mangkanya jangan nakal sama aku,k kecil-kecil gini aku bisa nendang anu kamu!" Kaisar otomatis mundur dan menutupi asetnya yang baru saja ditatap oleh mata gadis di depannya.

"Jangan macem-macem sama adek gue ya!" Zora mengedikkan bahu tampak tak peduli.

"Mangkanya jangan jadi orang songong!" teriak Zora cukup keras.

Setelah itu Zora pergi masuk ke dalam kelas begitu saja, meninggalkan Kaisar yang sedang bergidik ngeri di tempatnya.

"Emang cewek sialan, awas aja lo!" Kaisar akan memberi perhitungan kepada gadis manja yang penuh dengan kenarsisan itu. Lihat saja besok pasti Kaisar yang akan menang.

Tanpa Kaisar sadari dirinya bukanlah seperti dirinya yang biasa. Entah kenapa dia malah mau membuang waktu dengan meladeni sikap menyebalkang gadis yang bahkan tidak dia kenali itu.

Sepertinya Kaisar harus ruqyah setelah bertemu dengan Zora. Bisa jadi salah satu setan yang berada di dalam tubuh gadis itu kini berpindah kepadanya.

Lumayan panjangkan hehe.

Makasih yang udah vote, komen, dan follow.

Siapa aja nih yang selalu nungguin aku update?

Jaga kesehatan kalian biar bisa selalu baca tulisan aku hehe.

See you guys!

Dapet salam loh dari Kaisar yang udah ikut-ikutan gila karena virus Zora.

Antagonis yang Terbuang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang