54. Semangka Emas (?)

3.6K 96 3
                                    

⚠⚠⚠

r.i.p bongshik-nya uri jeno 🥀.

•••

"Kau tahu mengapa orang-orang tua dulu bercerita bahwa jika kita tak sengaja menelan biji buah, dan biji itu akan tumbuh subur diperut kita?"

"Karena kita akan mengandung buah tersebut di perut kita!" Cerita Haechan menggebu-gebu pada Mark―pacar barunya itu yang di respon si tampan dengan anggukan kepala.

"Mengapa kau tiba-tiba menceritakan hal itu, bear?" Tanya Mark.

"Eumm.. A-aku tak sengaja menelan biji semangka yang ku makan musim panas lalu. Aku takut biji buah itu akan tumbuh di perutku.." Mark merenyitkan dahinya heran.

"Lalu kenapa? Itu hanya cerita orang tua yang mengisyaratkan agar anak-anak mereka berhati-hati dengan biji buah yang kemungkinan membuat mereka tersedak nantinya. Itu tak ada hubungannya dengan tumbuh di perut, sayang"

"Dan biji semangka yang kau telan itu takkan menjadi tumbuh besar di perutmu. Jadi kau tak perlu khawatir" Jelas Mark sembari mengelus surai madu Haechan.

Haechan yang mendengar penjelasan Mark tertunduk menyembunyikan rona merah di pipinya. Mark terkekeh kala melihat semburat merah itu menghiasi kedua pipi berisi kekasih manisnya.

"Kau ini benar-benar masih kecil ya ternyata. Aku tak menyangka ternyata aku berkencan dengan bocah kecil sepertimu" Mark tertawa setelah melihat ekspresi wajah Haechan yang terlihat marah saat di sebut sebagai 'bocah kecil' oleh kekasih barunya itu. Oh ayolah, Haechan sudah legal sekarang!

"Melkkk, aku sudah 23 tahun!"

"Oh ya? Mengapa terlihat seperti bocah 2 tahun? Kau menggemaskan, bear! Aku rasa aku akan pingsan sekarang" Mark berpura-pura pingsan sembari memegangi dada kirinya, Haechan panik dan mencoba menyadarkan Mark.

"Melkk bangun! Melkkk hiksss.."

"Bodoh Mark, kau membuat kekasihmu menangis tersedu-sedu seperti itu!" Batin Mark. Ia pun perlahan membuka matanya dan bangkit lalu memeluk tubuh Haechan erat.

Mark mencoba untuk menahan tawanya. Sungguh, wajah Haechan sekarang benar-benar membuatnya gemas!

"Aku baik-baik saja, bear. Sudahi tangismu" Haechan membalas pelukan itu tak kalah erat. Keduanya pun larut dalam pelukan hangat itu.

•••

Beberapa bulan kemudian,

"Melk.. Aku tak bisa berjalan.. Perutku rasanya berat sekali, aku tak kuat.." Mark menutup panggilan telepon itu, dan bergegas menuju kediaman keluarga Seo. Ia tahu apa maksud dari ucapan Haechan di telepon tadi.

Biji semangka itu ternyata tumbuh besar diperut kekasihnya.

Ucapan orang-orang tua jaman dahulu memang tak pernah salah. Tapi ini kan sudah di jaman modern, mana mungkin orang percaya dengan hal kuno seperti itu!

Ini benar-benar tak masuk akal!

---

"Haechan, kau dimana?" Mark berteriak saat memasuki rumah yang hanya dihuni Haechan saja. Kedua orangtuanya sibuk bekerja dan melupakan anak bungsu mereka. Mark masih sibuk mencari keberadaan kekasihnya itu yang tak menjawab panggilannya tadi.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang