77. Sel Penjara

2.4K 57 5
                                    





⚠⚠⚠





"Lee Haechan dinyatakan bersalah dalam kasus pemerkosaan. Tersangka dijatuhi vonis hukuman 2 tahun penjara"

Ketukan palu pun terdengar. Semua orang bersorak-sorai senang atas hukuman yang diberikan pada 'pelaku'.

Haechan mengelus perutnya yang sudah sedikit menonjol, ia tak tahu bagaimana bisa ia yang notabenenya adalah korban malah menjadi seorang tersangka.

Haechan tak bisa berbuat apa-apa untuk membatalkan hukuman penjaranya.

"Maaf ya.." Lirih Haechan pelan. Tak lama sipir masuk keruang sidang dan membawa Haechan menuju sel nya.

---

Haechan berjalan gontai dengan tatapan kosong menunduk menatap lantai gelap dibawah kakinya.

Dingin, gelap dan suram yang Haechan rasakan dalam lorong sel penjara itu. Mungkin lebih parah lagi jika ia sudah didalam sel nya sendiri.

Mark yang tengah melamun diatas ranjang tidurnya menolehkan kepala saat seseorang melintas tepat melewati selnya dan masuk ke sel kosong disebelah selnya.

Mark bangkit saat para petugas sudah beranjak dari tempatnya, sepertinya ada 'penjahat' baru dalam sel disebelahnya. Mark hendak menyapa, namun ia hanya melihat tatapan kosong dari pemuda manis di sel itu.

Mark hanya memperhatikan tanpa membuka mulut dan mengawali obrolan mereka, tatapannya tak sengaja menangkap gerakan tangan si pemuda manis yang mengelus perutnya.

"Kau lapar?" Tanya Mark yang suara beratnya memenuhi lorong sel yang sepi. Haechan pun menoleh ke arah suara.

"Aku hamil" Jawab Haechan lalu kembali menatap kedepan sel penjaranya. Mark tentu tak terkejut, ia jelas langsung tahu apa kasus yang membuat pemuda manis itu masuk penjara.

"Aku punya sedikit makanan sebelum makan siang nanti. Kau mau?" Tanya Mark lagi mengalihkan topik pembahasan.

"Aku tidak mau.. Terima kasih, aku Haechan" Lirih Haechan. Mark tersenyum tipis.

"Mark, panggil aku jika kau butuh apapun. Aku akan membantumu" Haechan mengangguk lalu mendekat ke arah sel Mark. Meraih tangan Mark yang memegangi tiang sel dan membawanya menuju perut buncitnya.

"Dia ada disini.. Kau bisa merasakannya bukan?" Senyum tipis Haechan merekah saat Mark menunjukkan ekspresi terkejut.

"Perutmu bulat, hangat saat aku menyentuhnya" Komentar Mark. Haechan tersenyum dan kembali mundur ke posisinya.

"Aku ingin istirahat, terima kasih sudah mengajakku mengobrol, Mark.." Haechan melambaikan tangannya pada Mark dan dibalas si empunya.

"Semoga kau nyaman, Haechan" Haechan mengangguk dan menghilang dari pandangan Mark. Mark termenung sejenak, ia begitu iba dengan nasib Haechan. Namun, seharusnya dirinya sendiri yang kasihani.

•••

Ini sudah hampir bulan ke 3 Haechan dipenjara, Mark selalu ada disampingnya. Pagi-pagi Haechan mual dan memuntahkan cairan bening ke dalam toilet di selnya. Mark dari sel sebelahnya hanya bisa mendengar dari balik tembok.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang