⚠⚠⚠
"Dad, kita jadi kan perginya? Pokoknya harus jadi!" Mark mengalihkan perhatiannya dari koran kepada sang anak sulung. Chenle menatap matanya dengan berbinar-binar."Iya, baby. Kita jadi kok jalan-jalannya. Mommy mana? Dad mau manasin mobil dulu ya" Mark beranjak, Chenle pun masuk ke dalam rumah. Memanggil Haechan agar cepat menyelesaikan mandinya.
"Mommy Mommy!! Cepet mandinyaa, Lele mau cepetan jalan-jalan!" Pekik Chenle sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar kencang. Haechan yang baru saja akan memakai pakaian, memutuskan untuk membuka pintu.
"Iya, sayangg. Sabar, Mommy belum pake baju. Liat, masih pake handuk. Bantu Mommy olesin krim di perut Mommy ya" Chenle tersenyum lebar dan menuruti perintah Haechan. Menuju laci meja rias dan mengambil krim tersebut.
Haechan yang tengah menunggu, duduk dipinggir ranjang menutupi bagian bawahnya saja. Ia sudah memakai semacam bra kain untuk menutupi dua buah dadanya yang sedikit berisi.
"Ada, sayang?"
"Adaa!" Chenle langsung loncat ke atas kasur dan memberikan krim itu pada Haechan. Haechan membuka tutup botolnya dan mengeluarkan isinya pada telapak kecil Chenle yang terbuka.
"Pelan-pelan ya, sayang. Biar adek bayinya nyaman dielus-elus sama tangan Lele, biar adek bayi senengg" Ujar Haechan sembari tersenyum manis. Chenle mengangguk mengerti.
Keduanya pun mulai mengoleskan krim itu dan meratakannya hingga menyeluruh pada permukaan perut Haechan yang bulat.
ceklek
"Eh masih disini ternyata, Daddy nyariin kalian" Mark masuk dan menghampiri istri dan anaknya. Haechan dan Chenle hanya tertawa mendengar ucapan Mark.
"Babe, gapapa? Kamu masih kuat?" Tanya Mark sembari mengelus perut Haechan. Sang empu yang ditanya hanya menjawab dengan mengangguk. Tangannya terulur menuju pipi Mark untuk meyakinkan suaminya, bahwa dia masih baik-baik saja.
"Chenle gak mau nunda kegiatan ini lagi, Melk. Nanti dia marah lagi sama kita. Itung-itung sebelum adeknya lahir. Kita habisin waktu sama dia" Jelas Haechan. Mark pun mengecup dahi dan perut Haechan sayang. Ia juga seharusnya memikirkan perasaan Chenle.
•••
Keluarga kecil itu pun pergi menuju taman kota, jaraknya lumayan jauh jika hanya berjalan kaki. Jadi, Mark membawa mobil agar dapat menghalau panas yang menyilaukan mata.
"Shh.. Uhh" Haechan tiba-tiba meringis setelah sabuk pengamannya berhasil dipasang. Mark langsung memeriksa sang istri yang memejamkan mata seperti menahan sakit.
"Babe, gapapa? Perutnya sakit? Kamu udah kontraksi? Haechan, kita kerumah sakit ya? Haechan, buka mata kamu" Haechan membuka matanya, menenangkan Mark yang panik. Padahal hanya tendangan dari si kecil yang ia dapatkan. Chenle dikursi khusus bayinya juga menunjukkan ekspresi khawatir dan takut.
"Gak apa-apa, Melk. Aku baik-baik aja, tadi dia cuma nendang. Aku masih kuat, mungkin adek bayi seneng kita ajak jalan-jalan" Hibur Haechan. Mark tak bisa menyembunyikan raut cemasnya pada sang istri yang sepertinya sudah menuju waktunya untuk melahirkan.
"Chenle, sayang. Jangan sedih ya, Mommy gak apa-apa. Adek bayi tadi jail aja, nendang perut Mommy. Mommy kaget, sayang. Gak sakit kok" Chenle mengangguk dengan mata berkaca-kaca. Tangan Haechan terulur untuk membelai lembut rambut si sulung.
"Gapapa, anak manis jangan nangis yaa" Ucapnya diakhiri senyuman.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
(Just) Endure and Hurt II ✓
FanfictionBOOK I >>> Just Torment and Leave BOOK II <<< [MARKHYUCK MPREG] : END. 🔞🔞🔞 ⚠⚠⚠ warn: bxb mpreg birth sex 18-21 oneshot-twoshot CHAPTER 51-100 -!! 📌 Jika tidak suka dengan cerita dan alurnya, silahkan out tanpa meninggalkan komentar buruk di...