66. "Rumah tanpa Tangga"

2.9K 45 2
                                    


⚠⚠⚠


29 April, 22.03

"Eunghh.. Mass cukupp" Haechan bergerak gelisah dalam kukungan Mark. Ia tak kuat akan rasa nikmat yang Mas Mel-nya ciptakan.

Rasanya membuat dirinya ketagihan sekaligus kegelian. Mark sedang menjilat lubang Haechan dengan kelihaian lidahnya.

"Ahh Masshh! Nghh.. Please berhentii.. Aku gak tahann" Haechan mencoba merapatkan kedua kakinya untuk mencegah Mark terus menjilati lubangnya.

"Sayang, aku masih pengen.." Rengeknya. Haechan takkan terpengaruhi oleh rengekan basi itu.

Yang sekarang ia inginkan adalah melakukan blow job kepada kejantanan milik sang suami.

"Gantian.. Ya? Aku pengen Mark junior kamu, Mas.." Rengek si manis. Haechan bangkit dengan tertatih mendekati Mark yang sudah siap duduk disisi ranjang.

"Mas.." Panggil Haechan sensual. Haechan turun lalu berjongkok menghadap penis besar milik sang suami yang menegang keras.

Haechan memulai dengan menggenggamnya menggunakan tangan kanan, Haechan menjulurkan lidahnya lalu menjilat-jilat kepala penis Mark dengan perlahan mengenai titik-titik sensitifnya.

Mark mengcengkram erat kasur disisi kanan kirinya.

"Babee eughhh.." Mark memejamkan mata menikmati Haechan yang mulai memasukkan penis besar itu kedalam mulut basah dan hangatnya.

"Eummhh.." Mark mencoba untuk menekan kepala belakang Haechan agar terus masuk kedalam mulutnya.

Haechan kewalahan karena batang kemaluan milik Mark memenuhi rongga mulutnya yang kecil. Ia berusaha berhati-hati agar tak mengenai gigi-giginya.

Kedua mata Haechan menatap keatas, melihat Mark yang keenakan dengan terus mendorong kepalanya hingga wajahnya mengenai kulit disekitar selangkangan sang suami.

"S-Sebentar lagi, sayanghh.. Eughh ohh!" Haechan buru-buru menarik dirinya agar lava putih itu tak tertelan tanpa sengaja olehnya.

Sekitar bibir Haechan basah dan lengket dari campuran air liurnya sendiri dan lava putih yang sempat mengenainya.

"Makasih, babe.." Mark terengah-engah karena ia akhirnya mencapai orgasme dirinya. Selesai mengelap bibirnya, Haechan bangkit dan mendorong perlahan bahu Mark untuk berbaring.

"Aku pengen masuk.." Ujarnya pelan. Haechan membalikkan badannya, jadi sang suami hanya akan melihat punggungnya.

Haechan mulai mengarahkan batang panjang, besar dan berurat itu menuju lubangnya yang sudah gatal ingin dimasuki.

Setelah tepat sasaran, Haechan mulai turun perlahan hingga seluruh batang berurat itu masuk seluruhnya.

"Nghh.. Mashh.." Haechan menaik-turunkan pantat sintalnya hingga menimbulkan suara kecipak basah yang memenuhi kamar mereka.

"Ah ahh ahh.." Desah Haechan.

Tiba-tiba Haechan mematung, Mark yang kebingungan mencoba untuk bangun. Tetapi Haechan melarangnya.

"Mas, udah diem dulu. Perut aku keras, Mas.. Jangan ganggu aku, tunggu aja sebentar" Mark tetap pada posisinya, ia memperhatikan dari belakang apa yang akan dilakukan Haechan.

Mark melihat Haechan yang mulai menaikkan pantatnya dan batang tegak itu pun bebas dari lubang sempitnya, tangan kanannya memengangi perut besarnya, dan tangan kirinya mencari tangan Mark untuk digenggam.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang