84. Hubungan Kantor

2.6K 41 11
                                    


⚠⚠⚠



inspired by Dream Haus Eps. 1
___

publish ini krn buat ultahnya jeno:v chapter sebelumnya bakal di up malem sabtu, mungkin 2-3 chapter sekaligus:D


Kalian tahu? Hubungan antar karyawan dan bos di kantor tak melulu soal saling menindas karena jabatan. Namun, hal yang Haechan rasakan saat ini sangat diluar dugaannya.

CEO kantornya yang bernama Mark Lee membuatnya jatuh hati. Lain halnya dengan Jeno, pria berkacamata itu menaruh perasaan lebih pada teman satu mejanya. Haechan Lee.

Ini bisa disebut sebagai cinta segitiga tanpa alas, karena tak mungkin Mark ternyata menyukai Jeno 'kan? (Tidak dibuku ini, dear)


===


Pagi yang cerah menyambut kedatangan sang CEO yang langsung disambut oleh para bawahannya, serta sang sekretaris yang menyuguhkan senyuman hangat penyemangat. Bagi Jeno, itu sangat berarti. Tetapi, bagi Mark itu sudah biasa.

"Selamat pagi, Pak! Semoga Anda dalam suasana hati yang berbahagia!" Serunya sembari memperlihatkan heart sign dengan kedua tangannya. Mark membalas tak kalah ramah, heart sign itu juga terbalas. Jeno yang ikut berdiri hanya bisa menunduk hormat seperti biasa dan tersenyum sabit.

Seluruh karyawan pun kembali duduk di kursinya masing-masing sedangkan Mark memutuskan duduk disalah satu kursi kosong tak jauh dengan kubikel Jeno dan Haechan.

"Proyek kita sudah selesai perencanaannya, Haechan my assistan?" Tanya Mark sembari menyesap kopi hitamnya.

Haechan langsung bangkit dan menghampirinya. Mengulurkan tangan memberikan berkas yang telah siap. Mark pun mengambil dan memeriksanya.

"Jeno, bagaimana dengan desainnya? Kau sudah menyelesaikannya bukan?" Tanya Mark lagi tanpa mengalihkan fokus dari makalah perencanaan yang Haechan buat.

Jeno langsung bangkit dan menghampiri Mark, sebetulnya ia penasaran dengan apa yang dibahas oleh si CEO dan Haechan-nya.

"Sudah selesai, Pak. Ini" Jeno memberikan tab pada Mark. Mark memeriksa sebentar, lalu mengembalikan tab itu pada pemiliknya.

"Minggu depan proyek ini bisa langsung dilaksanakan. Kita hanya menarget waktu 7 bulan hingga proyek ini selesai. Tak lebih tak kurang, beritahu tim lain untuk mengurus bagian mereka" Haechan dan Jeno pun mengangguk kompak.

---

"Haechan, kamu gak istirahat?" Jeno bertanya pada Haechan yang menangkupkan tangannya dan menelusupkan kepalanya. Hanya diam tak menjawab.

"Kenapa?" Tanya Jeno, kali ini terdengar khawatir. Haechan pun bangkit dan menunjuk pada perutnya. Jeno bingung.

"Apa?" Tanya Jeno lagi. Haechan menatap sinis pada pria berkacamata itu.

"Aku kenyang, habis makan bareng Pak Mark dikantornya" Jawab Haechan ketus. Jeno mengangguk pelan dan meninggalkannya menuju kantin seorang diri.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang