69. Position

2.9K 38 2
                                    




⚠⚠⚠



"Hnggh ahh ahh! Mashh! Ahh ahh! Aahhhh!" Haechan berkali-kali mendesahkan nama Mark setiap suaminya itu semakin menekan kedalam pernyatuan mereka.

"Ohh ohh, Haechannhh!" Mark mempercepat temponya. Haechan meringis menahan sakit pada perut besarnya. Ia tengah hamil 9 bulan, Mark dengan sengaja melakukan sex padanya.

"Mashh keluarinhh!" Mark menggeleng tak mau. Semakin kuat hentakannya, Haechan semakin tak kuat untuk menahan ejanan.

"Hngghhh Mashh ouhh!!" Haechan memekik kencang karena kontraksi pada perutnya yang mulai terasa. Mark menarik penisnya keluar setelah ia menyemprotkan semua orgasmenya didalam lubang sang istri.

Tak berselang lama, Haechan mulai melebarkan kakinya lebih banyak untuk mengurangi rasa sakit pada bawah perutnya.

"Hngghhh aaakhhh!!"

splash!

Ketubannya pun pecah, Haechan mulai memperbaiki posisi. Lelaki manis itu bangkit dan berjongkok, Mark dengan sengaja memilin puting Haechan yang tegang dan sesekali meremas-remas payudara itu.

"Oouuuhhh Mashh.. Eungghhh.. Ouhh!" Haechan meremat kuat seprei kasur kuat-kuat. Mark terus memancing hasrat Haechan agar terus mengejan.

"Hngghhhh Mashh.. NGGHHHHH AAAHHHH!!!" Haechan memekik kencang sampai kedua kakinya bergetar karena berusaha untuk mengeluarkan kepala si bayi melewati lubang sempitnya.

"NGGHHHH.. Mass hikss sakithh HNGGHHHHHH!!" Mark memperhatikan ekspresi kesakitan sang istri, ia merasa begitu bersalah membuat Haechan menderita seperti ini. Oleh sebab itu, Mark memutuskan membantunya.

"Mashh.. Ouhh Mashh sakithh hikss.." Mark pun menggendong Haechan menuju toilet. Mendudukkannya diatas toilet yang sudah terbuka sebelumnya.

"Duduk disini, okay? Aku didepan kamu, disini lebih dingin sama lebih terang. Aku jadi bisa liat muka kamu sama kepala bayinya. Tenang aja, Haechan. Kamu hebat" Haechan mengangguk pelan, ia mulai memejamkan mata dan tangannya mengcengkram erat kedua lututnya. Sedangkan Mark menengadahkan tangan menunggu bayi itu keluar.

Dengan posisi melebarkan kakinya, Mark bisa melihat bahwa buah hati mereka mulai menerobos lubang milik sang istri. Haechan beberapa kali menghela nafas berat karena merasa tak sanggup, tetapi Mark terus mendukungnya.

"Hngghhhhhh AAAAAHHHHHH!!!" Dan plop kepala mungil itu berhasil keluar. Mark memeganginya agar tak terkena dinding toilet, sedangkan Haechan mulai mengambil nafasnya kembali.

"Ouhhh.. Aahh ahhhh!! AAAHHHNGGHHH!!"

"HNNGGHHHHH AAAHHHHH!!"

plop!

splash!!

Haechan bernafas lega karena sudah berhasil mengeluarkan seluruh tubuh si bayi, Mark mengangkat tubuh mungil itu kehadapan Haechan.

"Laki-laki.." Haechan menerimanya dengan perasaan bahagia. Mark menatap kedua orang tercintanya dengan tatapan terharu.

•••

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang