70. Berengs*k Mark

2.4K 30 0
                                    



⚠⚠⚠

Haechan baru saja turun dari pesawat. Pesawat yang ditumpanginya baru saja mendarat disebuah bandara di negara tujuannya, Kanada.

Haechan sebenarnya ingin menemui pujaan hatinya yang hampir satu tahun menjalani hubungan dan setengah tahun hampir tak pernah bertemu, selain bertemu lewat video call. Bahkan Haechan tengah hamil anak dari kekasihnya yang berkewarganegaraan Kanada itu.

Usia kandungannya sudah memasuki minggu ke 32. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya, karena ini akan menjadi suprise untuk sang kekasih saat mereka bertemu nanti.

"Taksi!" Panggil Haechan kepada seorang supir taksi yang tengah menunggu penumpang sembari merapikan rambutnya.

Taksi tersebut menghampiri calon penumpangnya. Haechan hanya membawa satu koper berukuran sedang yang berisi pakaian dan yang lainnya. Ia yakin sang kekasih pasti menyiapkan hal lain dia butuhkan nanti sesampainya disana.

Supir taksi itu turun dan turut menaikkan koper Haechan lalu memasukkannya kedalam bagasi. Haechan masuk dan taksi itu mulai melaju membelah jalanan kota yang ramai.

Haechan memperhatikan jalanan disebelah kanannya, begitu banyak gedung yang menjulang tinggi juga para penduduk lokal yang beragam.

Tangan Haechan mengelus pelan perutnya yang sudah membesar dan bulat sempurna. Ia yakin, bahwa anaknya akan terlahir perempuan. Dirinya sudah mempersiapkan namanya.

"Sayang, sebentar lagi kita akan bertemu ayah mu.." Lirihnya. Tendangan kecil pun ia dapatkan dari sang bayi.

"Maaf tuan, sebelumnya kita akan pergi menuju penginapan dimana?" Tanya sang supir. Haechan membuka secarik kertas dan memberikannya pada sang supir.

"Oh, saya tahu tempat ini. Apa sebelum kesana anda ingin membeli sesuatu atau berhenti disuatu tempat?" Tanya sang supir lagi. Haechan hanya menggelengkan kepalanya.

Sang supir mengangguk mengerti, ia akan mengantarkan penumpangnya langsung ke penginapan.

Walaupun ia sedikit bingung dengan tujuan pemuda berbadan dua dibelakangnya kursi kemudinya. Penginapan itu sebenarnya sebuah tempat gelap yang seharusnya seorang pria yang sedang mengandung tak boleh berada disana.

Tetapi ia memilih untuk tidak mencampuri urusan penumpangnya. Sang supir memilih diam dan mengantarkannya sampai tujuan.

•••

"Ambil saja kembaliannya, pak" Ujar Haechan memakai bahasa Inggris. Supir itu pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih, tak lupa membantu Haechan menurunkan kopernya.

Haechan mulai memasuki tempat pertama kali sang kekasih beritahukan padanya. Tempat itu bahkan tidak terlihat seperti penginapan yang bagus dan terjaga keamanannya. Bahkan baru saja Haechan membuka pintu, bau alkohol dan asap rokok tercium kuat oleh hidungnya.

"Apa dia benar-benar berada ditempat seperti ini? Aku tak tahan dengan bau nya.." Haechan perlahan masuk dan berjalan diantara orang-orang mabuk yang saling berciuman mesra.

Haechan mulai mencari keberadaan sang kekasih.

"Mark, kau yakin pacarmu itu takkan menyusul mu kesini? Haha kau benar-benar hebat jika jalang itu tak kemari!" Gelak tawa pun terdengar hingga telinga Haechan yang awas. Ia menoleh ke sumber suara dan melihat belakang kepala Mark. Entah itu benar atau hanya sekedar mirip saja.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang