51. The Wedding Day (2)

9.2K 104 5
                                    

⚠⚠⚠

(2)

hai hello annyeong para pembaca kesayangan Cha~

selamat datang di buku kedua ini yang berjudul (Just) Endure and Hurt! buku bagian dua dari buku pertama dengan judul Just Torment and Leave!

(Cha bedain judulnya biar beda aja gitu hehe)

selamat membaca semuanya, jangan bosen-bosen ya baca setiap chapternya. xixi

ramein juga yaa. makasih buat kesediaan kalian buat mampir kesini xixixi.

enjoy!!

•••

18.55 WIB

"Ouhh.. Sakithh.." Haechan memeluk gulingnya dengan erat. Rasa sakitnya semakin jadi, dirinya tak tahu harus berbuat apa. Ia tak bisa melakukan apapun selain menunggu dan menunggu lebih lama lagi.

"Maehh.. Hikss sakithh.. Echan tak kuathh.. Daddy hikss, sakithh" Haechan terus menerus meraung-raung kesakitan. Tubuh berisi itu sudah telanjang bulat dengan perut besarnya yang menonjol. Lubangnya pun sudah memerah tanda rasa perih dan panas itu mulai menggerogotinya.

"Ouhh sakithh.. Hikss sakithh.." Haechan memejamkan matanya untuk mencoba menidurkan dirinya, ia harap esok paginya sakitnya itu berkurang.

Ia pun lupa tak membawa ponselnya.

===

8 jam kemudian,

"Ahhhh!" Haechan terbangun secara tiba-tiba saat kontraksi itu mulai terjadi lagi. Namun, kali ini rasanya benar-benar sakit.

"Ahhh.. Ohhh eummmhhh sakitthh"

"Akhhh!!"

byur!

Nafas Haechan tersengal-sengal setelah cairan ketuban itu pecah dan mengotori seprai kasur. Ia bangkit dan turun dari ranjang. Menungging dan mulai mendorong keluar sang buah hati.

"Ouhh hngghhhh.. Eummmhhh.."

"Hngghhhh arhhh.."

Haechan mencengkram kuat sisi-sisi ranjang guna membantunya untuk mengejan.

"HNGGHHHH OUHHH!"

"SAKITTHH ARGHHHHH!!"

"MAEEE!!"

"Ahh ahh.. NGGHHH SAKITTHH!!"

"MARKHH!! AH!"

"Uhh.."

Bayi pertamanya keluar dan meluncur bebas diatas selimut yang ia gelar.

Haechan membalikkan badannya lalu mengangkat bayi pertamanya. Haechan menggendong bayi tersebut lalu memberikannya susu dari putingnya.

"Hiks.. Selamat datang, sayang.." Haechan mengecup dahi sempit itu dan menangis terharu.

Tak lama perut Haechan mengalami kontraksi lagi. Mungkin karena hisapan mulut kecil sang anak pada dadanya membuat rasa sakit itu kembali muncul. Haechan mencoba berdiri dan duduk dipinggiran kasur.

Sembari menggendong bayi pertamanya yang masih menyusu, tangan Haechan yang lainnya meremat erat seprai kasur.

"Eummmhhh ouhh.. Shh.. Pelan-pelan, sayang" Ditengah dirinya mengejan bayinya yang tengah menyusu menyedot putingnya dengan tak sabaran. Rasanya campur aduk, Haechan tak bisa mengejan karena rasa ngilu di dadanya.

(Just) Endure and Hurt II ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang