02. Solo mempertemukan

1.6K 190 6
                                    


.
.
.
.
.
Resta menatap sepanjang perjalanan mereka menuju Solo, sesuai ucapan Bian sang ayah. Resta tidak sendiri, karena Lily turut mengantarnya.

"Ma, apa nanti Resta bisa jadi kakak buat mereka?" Resta yang semula menatap ke arah jalan beralih menatap mamanya yang hanya tersenyum tipis.

"Resta, selama ini kamu marah tidak sama mantan istri papa yang lain?" Resta menggeleng kecil, tidak ada alasan untuk marah pada mereka karena mereka tidak pernah menyakiti sang mama.

"Kenapa Resta harus marah? Mereka gak salah, kalau pun ada yang perlu di salahkan itu pasti papa. Mama dan mereka pun korban dari kebodohan papa." Lily kembali tersenyum.

"Kalau sama anak-anak mereka?" Resta kembali menggeleng.

"Ma, mungkin ingatan Resta belum kuat saat mama pisah dari papa. Tapi Resta ingat kalau mama ikut menjaga adik-adik bayi Resta yang saat itu baru saja lahir, Resta juga ingat kalau Resta punya saudara yang seusia sama Resta. Resta gak perlu marah ke mereka ma." Lily mengelus pelan kepala putra tunggalnya itu.

"Nah itu, berarti anak mama ini pasti bisa jadi kakak yang baik buat mereka." Resta akhirnya tersenyum saat mendengar ucapan Lily.

"Jangan khawatirkan sesuatu yang belum pasti nak, kalian sudah sama-sama dewasa." Resta mengangguk kecil.

Mobil Lily dan Resta berhenti di halaman rumah yang cukup mewah, rumah dengan dua lantai yang akan menjadi tempat tinggal para penerus keluarga Malendra.

Menjadi yang pertama kali datang, membuat Resta dengan leluasa mengecek seisi rumah, termasuk kamar-kamar yang akan mereka gunakan.

Resta tersenyum senang saat mendapati jika permintaan nya dikabulkan oleh sang ayah.

"Papa bener-bener ngabulin permintaan Resta ya."
.
.
.
.
.
Tiga puluh menit setelah kedatangan Lily dan Resta, keduanya melihat sebuah mobil masuk dan terparkir tepat di sebelah mobil mereka.

"Ma, itu siapa?" Lily hanya menggeleng, karena bagaimana pun mereka sudah lama tidak saling bertemu.

"Oh, itu mantan istri ketiga papa kamu Res." Lily tersenyum lembut saat melihat kedatangan wanita berhijab dan anak laki-laki nya itu.

"Salma." Wanita yang di sapa Salma itu tampak sedikit terkejut saat mendengar namanya di panggil.

"Ya allah mbak Lily." Keduanya berpelukan dan saling menanyakan kabar, lagi pula hubungan mereka juga tidak buruk.

"Ini Gala ya? Kamu ganteng banget, iya kan Res?" Lily menoleh dan mendapat anggukan dari Resta.

"Resta juga ganteng banget mbak, dia tumbuh dengan baik." Lily mengangguk.

Disaat Lily dan Salma mengobrol Resta mencoba mengajak Gala berbicara, namun Gala hanya merespon dengan anggukan dan juga gelengan. Resta paham pasti jika salah satu adiknya itu tengah canggung di hadapannya.

Tidak lama dari kedatangan Salma dan Gala, lagi-lagi sebuah mobil masuk dan terparkir di belakang mobil mereka.

Seorang wanita cantik berhijab dan dua pemuda tinggi akhirnya masuk kedalam rumah.

"Ya allah Fatma." Lily dan Salma tersenyum dan memeluk Fatma secara bergantian.

"Kembar sudah besar ya, tinggi sekali kalian." Bagas dan Noah hanya bisa tersenyum saat mendengar ucapan Lily. Mereka berdua tau jika dua wanita ini bukan lah yang harus mereka benci.

"Resta sama Gala mana mbak?" Salma menunjuk pada dua pemuda yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Ini Resta, Fat." Fatma tersenyum saat Resta menyalami tangannya.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang