19. Jogja

1K 158 11
                                    


.
.
.
.
.
Pagi ini suasana meja makan pada putra keluarga Malendra terasa sedikit berbeda, hal itu tentu saja di karenakan Axel yamg diam dan tidak mencari masalah dengan Rain.

Sedangkan Rain sendiri tengah membantu Resta menyiapkan sarapan mereka, begitu juga Bagas dan Gala yang memang bangun lebih dulu.

"Noah, besok kamu gak ada jadwal kelas kan?" Noah tampak bingung saat Kendra tiba-tiba menanyakan hal itu.

"Gak ada, kenapa?" Jawaban Noah jelas membuat Kendra tersenyum senang.

"Ayo ke jogja!" Netra Noah berbinar saat kendra mengatakan jogja.

"Ayo, kapan?" Respon Noah sudah diperkirakan oleh Bagas semalam, maka dari itu pemuda tinggi itu tidak kaget saat melihat Noah merespon seperti itu.

"Udah, ayo sarapan dulu, nanti kita bahas lagi soal itu." Ucapan Resta membuat mereka semua mulai fokus pada makanan masing-masing.

"Bang Kendra mau kejogja?" Kendra mengangguk sambil menatap Aidan.

"Kamu juga ikut Dan." Aidan melirik ke arah Axel yang sudah mengepalkan tangannya kesal.

"Kapan bang?"

"Besok?" Kendra menatap Resta, Rain dan Bagas untuk mendapat jawaban pasti.

"Hari ini, siang ini kita berangkat ke jogja pakai dua mobil." Ucapan Resta jelas membuat Gala, Kendra, Noah, Aidan bahkan Axel terkejut.

"Hari ini bang?" Resta mengangguk.

"Iya, hari ini kalian gak ada yang punya kelas, dan besok weekend jadi gak ada salah nya kalau kita berangkat hari ini." Kendra menggelengkan kepalanya saat Noah menatapnya.

"Gak tau, semalem mereka gak bilang kalau mau berangkat hari ini."

"Dadakan banget sih." Gumaman Axel ternyata mampu di dengar oleh yang lain, karena mereka sedang tidak bersuara saat itu.

"Kalau gak mau ikut ya gak usah ikut! Gitu aja repot!" Axel mendelik kesal ke arah Kendra yang baru saja menyentak nya dengan kalimat ketus.

"Siapa juga yang mau ikut!"

"Ya udah ndak usah ikut, biar gak ada yang cati perkara!" Resta menghela nafas panjang, dia harus menghentikan ini sebelum perdebatan Axle dan Kendra menjadi semakin meluas.

"Semua harus ikut! Gue gak mau denger alasan apapun!"
.
.
.
.
.
"Kenapa dia harus diajak sih bang?" Kendra terlihat tidak setuju saat mengetahui jika Axel akan ikut bersama mereka.

"Kenapa gak kita tinggalin aja sih? Dia itu suka cari masalah, nanti kalau dia cari masalah ke abang gimana?" Rain yang sejak tadi menjadi pendengar dari gerutuan Kendra hanya bisa menghela nafas panjang.

"Ken, kita gak bisa ninggalin Axel di rumah sendirian." Kendra mengernyit dan menatap lekat kepada sang kakak.

"Kenapa gak bisa? Dia bukan anak kecil yang harus di jaga, dia bisa jaga dirinya sendiri!" Rain menghela nafas panjang.

"Iya abang tau, dia bisa jaga dirinya sendiri. Tapi sekarang posisi abang bukan cuma jadi abang kamu, tapi juga abang yang lain termasuk Axel, jadi abang harus bersikap adil kan?" Kendra mengangguk kecil setelah Rain berbicara seperti itu.

"Tapi aku takut dia cari gara-gara waktu di jogja nanti bang, gimana kalau dia macem-macem dan bikin abang di marahin ibuk?" Rain terdiam sejenak sebelum tersenyum tipis pada Kendra.

"Dia gak akan ngelakuin itu, percaya sama abang." Kendra mendengus dan akhirnya mengangguk. Terlalu sulit mendebat Rain jika seperti ini, jalan satu-satunya hanyalah menurut.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang