03. Malam pertama

1.5K 192 8
                                    


.
.
.
.
.
Rain tidak menyangka jika ternyata sang ayah akan menyiapkan kamar mereka seperti ini, ada dua ranjang dengan masing-masing meja, lemari dan segala isi kamar yang memang di persiapkan untuk dua orang.

Rain hanya menatap pada pemuda tinggi yang dia tau bernama Noah itu, pemuda yang langsung mengambil hak untuk menempati kasur di sisi kanan.

"Bang, lo di kasur kiri ya." Rain hanya mengangguk.

"Ahh akhirnya gue bebas dari Bagas." Rain mendengar semua gumaman Noah dengan jelas, terutama saat pemuda itu mulai membongkar barang-barang nya.

"Bang hujan." Rain mengerjap saat mendengar panggilan Noah untuknya.

"Hujan?" Noah mengangguk.

"Iya hujan, nama lo kan Rain. Jadi biar beda dari yang lain gue panggil hujan aja." Rain hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ayo lah, Rain itu introvert dan harus sekamar dengan Noah yang bisa Rain lihat adalah seorang extrovert. Beruntung Rain sudah terlatih mengatasi Kendra yang sangat-sangat extrovert sebelumnya.

"Iya terserah kamu." Noah tersenyum.

Pemuda itu beralih menatap lekat pada Rain yang sudah sibuk menatap pakaiannya ke dalam lemari miliknya, pemuda yang tidak lebih tinggi dari Noah itu bekerja secara cepat dan tanpa banyak bicara.

Noah tau Rain bukan orang yang patut dia benci atau dia hindari, karena dia pernah mendengar tentang Rain dan Resta dari bunda nya. Bunda Fatma bahkan terlalu sering membahas dua kakak mereka itu dulu.

"Noah kenapa? Perlu bantuan?" Noah tersentak saat Rain membuka suara. Sepertinya Noah tidak sadar jika dia melihat Rain secara intens sejak tadi.

"Oh gak ada bang, udah selesai." Rain mengangguk. Noah hanya melihat bagaimana Rain menyimpan kopernya di samping lemari, dan beralih kedalam kamar mandi sambil membawa peralatan mandi nya.

"Kamu beneran gak butuh bantuan?" Noah menggeleng.

"Gue bisa beresin barang gue sendiri bang, gak usah khawatir. Gue juga bukan orang yang berantakan kok, jadi lo gak perlu takut sekamar sama gue." Rain mengulas senyum dan mengangguk. Dan bagi Noah yang baru pertama kali melihat senyum Rain, cukup membuat tertegun saat melihat bagaimana manisnya senyum itu.

"Bang, gak usah naik kursi, nanti biar gue yang taruh koper lo ke atas lemari. Gue takut lo jatuh malah." Rain kembali mengerjap saat Noah menahan kursi yang baru saja di tarik mendekati lemari.

"Hah? Gak apa?" Noah mengangguk.

"Gak papa, udah lo istirahat aja bang." Rain kembali mengangguk dan kembali menjaga jarak aman dengan Noah.

"Kalau gitu aku mau lihat Kendra dulu, takut dia gak beresin barang nya." Setelah mengatakan itu Rain bergegas pergi keluar kamar, dan menuju ke kamar lain yang sama-sama berada di lantai dua.

"Bang Rain~" Rain langsung menghela nafas panjang saat mendengar suara manja Kendra begitu dia masuk ke kamar yang di tempati adiknya itu.

"Belum di beresin?" Kendra tersenyum polos dan menggeleng.

"Belum bang, ini masih bantuin Gala dulu." Rain tersenyum saat mendengar jawaban Kendra, adiknya itu memang terlihat membantu Gala merapikan pakaian-pakaian nya di dalam lemari.

"Ya udah kamu lanjutin bantu Gala, barang kamu biar abang yang rapihkan." Kendra langsung mengangkat tangannya dan memberikan gestur oke pada Rain.

"Bang, Gala ternyata tinggal di semarang loh. Deket sama Jogja tapi kita gak pernah ketemu." Rain hanya tersenyum mendengar ocehan Kendra, begitu pula Gala.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang