42. Penculikan

1.1K 173 13
                                    


.
.
.
.
.
Bian benar-benar mengirimkan beberapa bodyguard untuk tinggal di rumah solo, sengaja di minta tinggal serumah agar lebih muda mengawasi semua anak-anak nya.

Sedangkan orang-orang suruhan Kana, kakak dari Nita hanya akan mengawasi rumah dari jauh, mereka lebih bertugas sebagai orang yang mengawasi lingkungan sekitar.

Jujur saja sebenarnya kehadiran para bodyguard itu membuat Gala dan Rain tidak nyaman, keduanya adalah orang-orang yang sangat waspada dan berhati-hati pada orang asing. Namun keduanya tidak bisa melakukan apapun, karena ini juga untuk keamanan mereka.

"Gala." Gala yang sedang membaca buku di kamar langsung menoleh saat melihat Rain berdiri di luar kamar nya, pintu kamar nya memang sengaja tidak di tutup oleh Kendra tadi.

"Boleh abang masuk?" Gala langsung mengangguk saat Rain menanyakan itu.

"Lagi baca apa?" Rain tersenyum tipis saat Gala menunjukan judul buku yang sedang di bacanya.

"Kenapa gak ikut kumpul sama yang lain?" Gala memilih menutup buku nya dan menatap lekat pada Rain.

"Bang Rain, boleh aku peluk?" Rain mengerjap beberapa kali sebelum mengangguk.

"Boleh, sini abang peluk."

Grep

Gala membalas pelukan Rain dengan erat, Rain sendiri tersenyum karena dia tau jika Gala tengah mencari kenyamanan dalam pelukannya.

"Aku takut sama orang-orang itu bang, aku justru ngerasa gak aman di luar kamar." Rain mengelus kepala Gala lembut.

"Aku kira mereka gak akan berkeliaran di dalam rumah bang, tapi ternyata mereka berjaga di setiap sudut rumah. Papa kirim bodyguard kebanyakan!" Rain tertawa kecil dan mengangguk setuju.

"Abang setuju sama kamu, tapi ya mau gimana lagi. Papa cuma mau kita semua aman, ya meskipun akhirnya justru bikin kamu sama abang gak nyaman." Gala menghela nafas pelan, pemuda cantik itu juga tau jika Rain sering kali terlihat menjaga langkah nya agar tidak terlalu sering berpapasan dengan bodyguard.

"Sekarang mau keluar gak? Yang lain lagi berenang." Gala tetap menolak dengan menggeleng.

"Disini aja bang, bang Rain nemenin disini bisa?" Rain tersenyum dan mengangguk.

"Bisa, ya udah aku temenin kamu disini." Rain memilih mendudukkan dirinya di kasur milik Kendra.

"Bang Rain mau baca buku?". Rain menggeleng.

"Gak usah Gal, mata ku lagi capek kelamaan lihat layar laptop."
.
.
.
.
.
Kendra sedikit terkejut saat melihat Rain tertidur di kasur nya begitu dia masuk ke dalam kamar, Gala juga hanya diam dan tetap membaca buku nya.

"Gal, bang Rain dari tadi?" Kendra memelankan suaranya saat bertanya pada Gala.

"Iya, kayaknya capek banget." Gala menutup buku nya saat melihat Kendra mendekati Rain.

"Aku gak tau apa yang bang Rain kerjain, tapi aku yakin banget itu bukan masalah kerjaan." Gala mengernyit saat mendengar ucapan Kendra.

"Hah?"

"Bang Rain gak pernah selelah ini kalau cuma ngurusin desain untuk klien nya, tapi aku sendiri gak berani tanya takutnya malah bikin bang Rain kepikiran." Gala mengangguk paham.

"Ya udah biarin bang Rain istirahat dulu, sini kami disini aja." Gala menepuk kasur nya sendiri saat melihat Kendra menyelimuti tubuh Rain.

"Gala, mau peluk dong." Gala hanya bisa pasrah saat Kendra langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Sekamar dengan Kendra sejak awal membuat Gala tahu dan hafal jika Kendra suka memeluk orang lain.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang