.
.
.
.
.
Kendra tidak bisa tidak panik saat ini, kondisi Rain sangat mengkhawatirkan. Kakak kandung nya itu bahkan tidak bernafas selama perjalanan ke rumah sakit, denyut jantung nya juga sangat lemah.Kendra takut, dia takut jika Rain meninggalkannya. Selama ini dia selalu bergantung pada Rain, apapun dia lakukan untuk tetap bersama Rain.
"Kendra." Kendra menunduk saat pundaknya di sentuh oleh Resta, kakak pertama nya itu baru saja kembali setelah mengurus administrasi.
"Bang Resta, bang Rain–" Resta mengangguk, dia juga sama paniknya dengan Kendra saat tau keadaan Rain.
"Aku takut bang, aku takut."
Grep
Resta menarik tubuh Kendra kedalam pelukannya, bisa Resta rasakan jika tubuh Kendra gemetar. Siapa yang tidak takut jika melihat saudara kandung nya dalam keadaan seperti itu.
"Bang Rain gak akan ninggalin aku kan bang? Bang Rain gak akan pergi kan?" Resta semakin mengeratkan dekapannya pada Kendra.
"Rain akan baik-baik saja, dia gak akan ninggalin adek nya sendirian." Kendra menangis dalam pelukan Resta, melepaskan segala perasaan sesaknya.
"Aku benci dia bang, aku benci Axel!" Resta memejamkan matanya saat mendengar ucapan Kendra.
"Rain gak akan suka kalau kamu bilang gitu Ken." Kendra menggeleng.
"Bang Rain gak akan marah, dia udah keterlaluan bang. Dia bikin bang Rain datang lagi ketempat ini, aku gak mau kehilangan bang Rain, cukup tiga belas tahun lalu aja aku hampir kehilangan bang Rain." Resta mengelus punggung Kendra, menahan segala ucapan yang ingin keluar dari mulutnya karena dia takut akan membuat Kendra semakin sedih.
"Gala, bisa tolong hubungi Bagas, minta dia kesini." Gala yanga sedari tadi hanya melihat dengan tatapan sendu langsung mengangguk.
"Iya bang."
.
.
.
.
.
BuaghBuagh
Buagh
"BANG NOAH!!"
Plak
"Minggir!" Ucapan dingin Noah membuat Aidan langsung terdiam, bahkan pemuda itu melupakan tangannya yang baru saja terkena pukulan Noah.
"Kali ini lo keterluan sialan, bisa gak lo sehari gak cari masalah sama bang Hujan? SALAH BANG HUJAN APA KE LO SIALAN?!!" Axel hanya bisa terdiam saat Noah membentaknya, tubuhnya sakit setelah mendapat pukulan dari Noah.
"Kelakuan lo itu membahayakan bang Rain, lo bisa aja masuk penjara kalau bang Rain kenapa-kenapa." Bagas menarik Aidan dan menahannya tetap di sebelahnya, tatapan pemuda tinggi itu sama tajam nya dengan tatapan Noah saat ini.
Buagh
Buagh
Buagh
"Percuma lo ngomong sama dia a, dia gak akan paham! Di kepalanya cuma ada otak sebesar biji kacang, dia gak akan bisa mikir!" Bagas menghela nafas dan membiarkan Noah melampiaskan kekesalannya pada Axel.
"Bang Noah tolong jangan pukul bang Axel." Noah hanya melirik tajam pada Aidan yang mencoba memohon pada nya.
Buagh
Buagh
Buagh
"Harusnya lo sadar diri bangsat! Lo siapa dan bang Hujan siapa! Lo itu cuma anak haramnya papa, jelas kalau semua lebih berpihak sama bang Hujan dari pada lo! Bahkan gue lihat mama lo lebih mihak bang Hujan kan?" Axel mengepalkan tangannya, terutama saat mendengar kata anak haram di ucapkan oleh Noah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grantha
FanfictionKita memang beda ibu tetapi satu ayah. Beda sifat dan beda karakter juga, mungkin masa lalu kita ada yang kelam ada juga yang bahagia. Atas dasar perintah dari Ayah kami semua dipertemukan di kota Solo yang indah. Mungkin diantara kami ada yang meny...