34. Tegas nya anak pertama

1.4K 204 84
                                    


.
.
.
.
.
Resta menatap sekeliling ruang tengah rumah milik Rain, ya setelah ini rumah ini akan menjadi milik Rain. Rumah yang di tinggalkan oleh sang ibu.

Sejak pertama kali datang ke rumah ini, Resta tidak pernah berhenti di buat kagum oleh banyak nya bukti prestasi milik Rain dan Kendra.

"Bukankah mereka sangat hebat?" Resta menoleh dan menemukan Nita berdiri di sebelahnya dengan wajah bahagia.

"Siapa yang mama Nita maksud? Rain dan Kendra?" Nita mengangguk, senyum manis tidak hilang dari wajahnya.

"Tentu saja, tidak mungkin Axel dan Aidan." Resta memasang wajah datar saat mendengar tawa pelan dari Nita.

"Setau saya, Axel dan Aidan juga anak berprestasi, apa saya salah? Tapi sepertinya tidak mungkin karena papa sendiri yang bercerita pada saya tentang mereka." Nita mengangguk kecil.

"Ya tetap saja tidak akan bisa seperti kalian yang membanggakan." Resta sengaja diam dan tidak menjawab, pemuda itu ingin tau apa yang akan di katakan Nita setelah ini.

"Mama sudah sangat menyayangi kamu dan Rain sejak kalian belum lahir, mama ada disana saat tangis pertama kalian terdengar, mama juga ada disana saat kata pertama kalian ucapkan, mama juga ada disana saat kalian berdua yang sebelumnya selalu tidur berdua harus berpisah." Resta masih tetap diam, mendengar segala ucapan dari istri sang ayah.

"Kamu pasti sudah mendengar bagaimana mama dari Aidan kan? Karena mama yakin Axel tidak akan seberani itu untuk menceritakan semuanya pada kalian." Kali ini Resta memutuskan untuk menatap ke arah Nita.

"Kenapa mama Nita melakukannya? Mama Nita menyakiti putra kandung mama Nita sendiri." Nita tersenyum sendu mendengar ucapan Resta.

"Apa mama Nita tidak pernah memikirkan jika Axel akan membenci Rain setelah dia terus saja di bandingkan dan paksa sempurna oleh ibu kandung nya sendiri? Setiap anak memiliki kapasitas berbeda dalam berprestasi ma, mama Nita gak bisa maksa Axel atau Aidan untuk bisa seperti Rain atau Kendra."

"Mama sengaja." Ucapan singkat Nita jelas membuat Resta terkejut.

"Maksud mama Nita? Mama Nita memang sengaja membuat Axel benci pada Rain?" Nita menggeleng dan menoleh, menatap ke arah Resta.

"Bukan, mama tidak pernah menyangka jika Axel akan membenci Rain seperti ini." Resta menaikan sebelah alisnya sembari menatap sang ibu tiri.

"Mama Nita cuma mau Axel mandiri dan tidak bergantung pada orang lain, agar nanti nya saat dia harus keluar dari rumah dan memulai kehidupannya sendiri dia tidak akan merepotkan kami, para saudaranya. Itu kan maksud mama?" Nita dan Resta serempak menoleh saat mendengar suara lembut namun tegas milik Rain.

"Sejak kapan kamu ada disana?" Rain mengulas senyum saat mendengar pertanyaan Resta.

"Sejak kalian mengobrol, aku keluar kamar disaat yang tepat ya?" Resta tertawa kecil.

"Sejak kapan dan dari mana kamu tau alasan mama Rain?" Rain kembali tersenyum pada Nita.

"Sejak Rain dengar cerita Aidan, papa yang terlalu memanjakan Axel membuat mama bersikap tegas seperti itu. Tapi mama juga tidak seharusnya membandingkan Axel dengan Rain, Rain tidak sesempurna itu." Nita menatap Rain dengan tatapan bersalah.

"Maafkan mama Rain, Resta. Kalian tau sendiri bagaimana nanti nya jika papa kalian sudah membagi hal waris untuk kalian, itulah kenapa mama selalu memaksa Axel lebih dari Aidan, karena Axel tidak akan ada apa-apa nya tanpa kalian." Resta menatap ke arah Rain dengan tatapan bingung.

"Mama Nita, Aidan adik yang baik, dia tidak akan pernah membiarkan abang nya kesulitan, begitu pula kita. Biarlah urusan hak waris itu menjadi urusan nanti, yang penting mulai sekarang tolong jangan pernah lagi membandingkan Axel dengan Rain atau dengan orang lain. Bahkan saya saja tidak suka jika mama Lily membandingkan saya."
.
.
.
.
.
Axel terpaku mendengar suara dentingan piano yang berasal dari ruangan di samping kamar tamu yang dia tempati.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang