18. Rencana

1K 166 2
                                    


.
.
.
.
.
Kendra meminjam mobil Rain untuk pergi dengan Gala ke alun-alun, tujuan mereka adalah melihat pameran lukisan yang diadakan tidak jauh dari alun-alun.

Berbagai macam lukisan di pajang disana, hal itu membuat Kendra senang, karena dia bisa sekaligus mengerjakan tugasnya disana.

Kendra adalah mahasiswa jurusan seni, jadi hal-hal seperti ini adalah surga untukmya. Bahkan dia tau event pameran ini saja dati grup angkatannya.

"Gal, jangan jauh-jauh dari aku, nanti kamu ilang, banyak orang soalnya." Kendra menarik tangan Gala saat pemuda itu tanpa sadar melangkah mendahului Kendra.

"Ken, kamu kok bisa tau event kayak gini sih?" Kendra menatap lekat pada Gala.

"Dari grup angkatan ku, aku kan anak seni, jadi kalau ada event gini pasti dapet info." Gala hanya mengangguk kecil, sebenarnya dia juga suka seni, tapi dia harus mengambil jurusan bisnis karena ingin membantu sang mama.

"Udah, ayo kita liat-liat, siapa tau ada yang menarik." Gala hanya diam saat Kendra menarik tangannya, ini pertama kalinya dia pergi ke event seperti ini dengan saudara.

Beberapa lukisan sudah Kendra dan Gala lihat, Kendra bahkan tersenyum dalam diam saat menyadari netra Gala yang berbinar saat melihat lukisan-lukisan yang terpajang.

Gala mengagumi coretan warna diatas kanvas yang saat ini tengah mereka lihat, hingga satu karya membuat nya berhenti berjalan hanya untuk menatap ke arah lukisan itu, sebuah lukisan yang menggambarkan tentang salah satu ikon dari kota jogja.

Diamnya Gala membuat Kendra ikut berhenti, bahkan pemuda itu turut memperhatikan lukisan yang ada dihadapan mereka saat ini.

"Tugu Jogja." Gala berkedip dan segera menatap ke arah Kendra.

"Hah?"

"Lukisan ini, salah satu ikon dari jogja." Gala akhirnya mengangguk pelan saat mendengar penjelasan Kendra.

"Kamu pingin kesana?" Gala langsung menatap ke arah Kendra dengan tatapan berbinar.

"Kita bisa kesana?" Kendra mengangguk.

"Besok pagi kita bilang ke bang Resta sama bang Rain, nanti nginep di rumah ku aja." Gala mengerjap, tentu saja Kendra langsung mengajak dia kesana, karena Kendra dan Rain tinggal di jogja, bagaimana dia bisa lupa.

"Gak akan dimarahin kan?" Kendra menggeleng, kedua kakak tertua mereka gak mungkin marah hanya karena mereka mengajak ke jogja.

"Gak akan, aku berani jamin deh."
.
.
.
.
.
Rain memutuskan tidur lebih awal, bahkan sebelum mereka makan malam. Noah yang mengetahui hal itu hanya bisa mengatakan pada Resta dan yang lain untuk tidak mengganggu Rain, dan semua saudaranya paham kenapa Rain memilih tidur.

Sebelum berangkat tadi Kendra sempat memberitahu mereka jika Rain akan memilih tidur lebih awal jika merasa tubuhnya tidak enak, apa lagi dengan kejadian tadi siang.

"Bang Resta, bang Rain beneran gak perlu di bangunin?" Resta menggeleng, meskipun sebenarnya dia juga cukup ragu.

"Kata Noah Rain udah tidur, kita gak bisa sembarangan bangunin dia, takutnya dia malah keganggu, nanti biar Kendra aja yang nganterin makanan buat Rain." Bagas menghela nafas mendengar jawaban Resta. Meskipun sebenarnya dia tau bagaimana reaksi orang yang phobianya baru saja kambuh.

"Gue khawatir sama bang Rain bang, phobia yang terus terusan di buat kambuh seperti ini bisa berakibat ke bang Rain nya." Resta terdiam, dia tidak tau apa pun soal hal itu.

"Kita semua udah sebaik mungkin ngejaga hal itu Gas, tapi ya kamu tau sendiri lah." Bagas menghela nafas panjang.

"Bang, kenapa Axel gak suka sama bang Rain? Bang Rain ada salah?" Resta mengedikan bahu nya.

GranthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang