.
.
.
.
.
Noah sudah mulai beraktifitas biasa setelah satu minggu tidak keluar kamar, Noah sudah bercanda bahkan sudah bisa menggoda Kendra.Namun ada satu hal yang sangat kontras, baik Noah maupun Bagas, keduanya sama sekali tidak menganggap Axel ada. Kedua nya masih bersikap baik pada Aidan, namun tidak pada Axel.
Axel tentu saja kesal, namun bukan berarti dia bisa protes gitu aja. Karena Axel juga tau jika Bagas menjauhinya karena marah, Axel tau itu salah nya, salah nya yang merusak gitar milik Noah.
"Bang Axel." Axel yang sedang diam di kamar langsung mengernyit saat Bagas masuk ke kamar nya.
"Kenapa Dan?" Aidan menggigit bibir bawahnya, hal itu membuat Axel mengernyit bingung. Aidan anak yang tenang, dia jarang terlihat gelisah seperti ini.
"Aidan ada apa? Ada yang ganggu kamu?" Aidan langsung menggeleng.
"Gak ada bang, tapi ini jauh lebih bahaya di banding aku yang di ganggu orang." Axel kembali mengernyit.
"Apa?
"Mama mau mampir kesini bang, aku takut, perasaan ku gak enak dari tadi." Axel tersenyum miring. Dia sudah tau apa alasan sang mama mampir ke rumah di solo, semua itu tentu saja karena nilai semesternya yang baru saja keluar tiga hari lalu, ipk nya turun di banding semester lalu.
"Gak usah khawatir, aku gak papa Dan, gak usah takut." Axel berbohong tentang itu, dan Aidan pasti menyadari hal itu.
"Abang diem aja disini jangan keluar, aku mau ngomong sama bang Resta dulu, paling gak nanti mama gak akan berani mukul atau bentak-bentak abang." Tanpa menunggu jawaban Axel, Aidan sudah lebih dulu pergi keluar kamar.
"Bukannya semua itu udah biasa ya dek? Mama pasti ngebandingin aku lagi nanti, apa lagi ada anak sempurna kebanggaan mama disini."
.
.
.
.
.
Kehadiran Nita, istri terakhir sang papa yang juga merupakan ibu dari Axel dan Aidan membuat Resta terkejut, karena Bian sama sekali tidak memberitahukan hal itu padanya atau Rain.Nita tersenyum ramah saat menyadari yang membukakan pintu untuknya adalah putra tertua sang suami, putra yang dulu dia lihat masih berusia satu tahun saat dia datang ke rumah.
"Selamat siang Resta." Resta tersenyum tipis, meskipun dia sebenarnya tidak suka pada Nita tapi dia tidak pernah di ajari oleh sang bunda untuk mengacuhkan seorang ibu.
"Siang ma, ayo masuk." Nita mengikuti langkah Resta untuk masuk kedalam rumah.
"Lagi ada di rumah semua Res?" Resta memberi anggukan.
"Iya ma, silakan duduk Resta bikin kan minum dulu."
"Siapa yang dateng bang Res?" Resta mengkode Bagas yang baru saja mendekatinya dengan tatapan matanya.
"Tante Nita?" Nita tersenyum saat melihat Bagas, bukan senyum bahagia melainkan senyum sendu, karena Bagas masih memanggilnya tante bukan mama.
"Siang Bagas, yang lain kemana?" Bagas menatap ke lantai dua.
"Kendra, Gala sama Noah lagi ada kelas online tante, kalau Axel lagi di kamar sama Aidan." Nita mengangguk.
"Silakan diminum ma, mau aku panggilin Axel sama Aidan?" Nita menggeleng kecil.
"Terima kasih Resta, gak perlu, nanti biar mama yang ke kamar mereka." Nita mulai meminum teh yang di hidangkan oleh Resta dengan perlahan.
"Kalau Rain?" Bagas mengerjap saat Nita tiba-tiba menatap ke arah nya.
"Oh, bang Rain di kamarnya tante, lagi meeting sama klien nya." Resta menyadari perubahan raut wajah Nita. Entah kenapa Nita terlihat sangat bahagia dan bangga saat Bagas menjelaskan kegiatan Rain, dan itu sangat aneh menurut Resta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grantha
FanfictionKita memang beda ibu tetapi satu ayah. Beda sifat dan beda karakter juga, mungkin masa lalu kita ada yang kelam ada juga yang bahagia. Atas dasar perintah dari Ayah kami semua dipertemukan di kota Solo yang indah. Mungkin diantara kami ada yang meny...