Fourth memiliki Sisa waktu dua hari lagi sebelum acara pernikahan Ayahnya dengan Astrid. Namun sampai sekarang ia sama sekali belum menemukan bukti apapun tentang kejahatan Astrid, atau apapun yang berhubungan dengan kebusukan wanita siluman itu. Kalau sampai pernikahan itu terjadi maka permasalahannya akan semakin rumit. Apalagi ia sangat tidak ingin melihat kedua manusia itu tinggal dirumahnya.
Saat Fourth sudah sampai disekolah, ia segera dipanggil bersama Ford keruang BK untuk meluruskan permasalahan kemarin yang membuat ia sampai pingsan. Namun Fourth sama sekali tidak punya waktu untuk memperpanjang masalah itu jadi ia meminta guru untuk membebaskan Ford dari hukuman. Mereka sama sekali tidak sempat berkomunikasi karna Fourth yang segera pergi dari ruang BK setelah permasalahan selesai. Fourth segera menghampiri Mark yang sedang menghukum murid-murid sekolah dilapangan.
"Mark!." Fourth melirik sekilas kearah murid yang sedang Mark hukum lalu beralih melihat wajah Mark yang sangar, tapi vebes nya kek emak lagi marahin anaknya.
"Apaan?."
"Ikut gue ke rooftop. "
Mark melihat jam dipergelangan tanganya. "Bentar lagi masuk, nanti aja jam istirahat."
"Harus sekarang Mark!."
"Lo aja sendiri, kenapa ngajak gue?." Ucap Mark protes karna kemarin ia tidak ikut pelajaran, masa hari ini ia harus bolos lagi.
"Ini penting."
"..."
"Buruan ah!." Fourth menarik tangan Mark meninggalkan lapangan.
"Gue bisa jalan sendiri." Mark menarik tangannya dan berjalan beriringan dengan Fourth.
Mark sebenarnya anti banget yang namanya tidak masuk kelas. Bahkan menjadi ketua osis pun ia akan menetapkan jadwalnya diluar jam pelajaran. Tapi kenapa sekarang ia harus terlibat dengan manusia satu ini, alih-alih tidak mengikutinya, beasiswa-nya yang terancam. Nasib jadi orang miskin..
"KETUA OSIS KOK BOLOS. CUAKSS." Ucap salah satu adik kelas yang tadi Mark hukum.
"Bacot!." Mark mengacungkan jari tengahnya sebelum berbalik mengikuti Fourth..
•
Suara ricuh dari penghuni kelas XI IPA A memang tidak usah diragukan lagi, gelak tawa saling bersautan dari satu murid ke murid lainnya. Berkelompok menebar gosip menabung dosa. Namun itu segera senyap setelah mendengar deheman ketua kelas yang pertanda kalau guru akan segera masuk. Semuanya kembali kebangku masing-masing.
Dunk mamasuki kelas dengan menabur sedikit senyuman. Hari ini mood-nya sedang bagus. Tadi pagi Dunk mendapat pesan dari bosnya itu untuk kembali mengawasi putranya disekolah. Jadi dengan senang hati Dunk melaksanakan perintahnya..
"Apa Fourth Nattawat tidak masuk lagi?." Pertama masuk, Dunk langsung mencari keberadaan anak bosnya itu. Tapi lagi-lagi ia tidak melihatnya dikelas, kemana anak itu?.
"Tidak pak, dia sedang bolos di rooftop." Ucap salah satu murid yang berada dibangku paling pojok sebelah kiri. Yang diyakini namanya adalah Rio. Sang berandalan sekolah.
Semua murid memusatkan pandangannya kearah Rio, kecuali gemini. karna memang ini adalah kejadian langka, dimana Fourth Nattawat yang diketahui setiap harinya tidak pernah absen masuk kelas, tapi kemarin dan hari ini dia malah membolos. Lagi.
"Dari mana kamu tahu?." Dunk tidak bisa langsung mempercayai siapapun dikelas ini. Mengingat kejadian kemarin yang dialami anak bosnya. Ia harus bersikap waspada terhadap anak didiknya.
"Nanti bapak tanyakan saja ke ketua osis, Saya sendiri yang melihatnya kalau mereka membolos bersama." Ucapnya lantang seperti tidak ada beban. Dan jangan lupakan seringai kecil diakhir kalimatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER DEATH [GeminiFourth]
Teen FictionTAMATIN DULU BARU REVISI!! Yuhuuuu... After Death! Aku datang!!! #geminifourth