[20]

9.8K 720 35
                                    

Disebuah ruangan yang minim akan cahaya, terdapat bau anyir darah segar yang menyeruak dari tubuh lima orang yang sudah merenggang nyawa.

Sinar bulan yang masuk lewat celah pentalasi  membuat ruangan tersebut tidak sepenuhnya gelap.

Seorang pemuda kemeja lengan panjang yang digulung sampai siku mengambil sebuah belati yang tertancap manis dileher salah satu dari lima orang tersebut.

Ternyata badan besar dan kemampuan yang bisa dibilang hebat, tidak bisa menghalau satu belati yang diarahkan olehnya. Sang pemuda mendengus mengejek.

Seorang penjaga mendapat kabar dari penjaga lainnya dan segera memberitahu sang pemuda.
"Tuan, pria itu sudah sadarkan diri." Ucap penjaga yang sedikit bergetar karna sedari tadi menyaksikan  tuannya mengeksekusi ke-lima orang yang sekarang sudah menjadi mayat.

"Buat dia mengaku, kalau tidak juga, masukkan tubuhnya ke Hlynois. " Ucap pemuda itu dingin.

"Baik tuan." Balas penjaga dan segera pergi dari ruangan yang bisa dibilang ruangan eksekusi. Ada pula Hlynois yang tuannya tadi sebutkan adalah sebuah kandang yang terdapat seekor singa jantan nan ganas didalamnya.

Sang pemuda tersenyum miring sambil mengelap belati dengan saputangannya, seolah itu adalah kesenangannya. Ia keluar dari ruangan tersebut tanpa ada darah sedikitpun yang menempel di pakaiannya, bahkan saputangan yang ia kenakan tadi sudah berada ditempat sampah. Ia memang menyukai darah dari orang yang dia bunuh. Namun tidak akan membiarkan darah itu mengotori tubuh atau pakaiannya, karna itu menjijikan menurutnya.


___________________________
_______________




Seseorang menarik nafas lalu membuangnya, menarik nafas lagi dan kembali membuangnya.

Fourth keluar dari mobilnya dan menatap malas sebuah bangunan yang akhir-akhir ini ingin ia lenyapkan.

"Hanya satu tahun Fourth, habis itu, lo gak bakalan menginjakan kaki  disekolahan ini lagi." Ucap Fourth guna menyemangati dirinya sendiri.

Ya, pada akhirnya Archen tidak mengabulkan permintaan kedua Fourth yang menginginkan untuk pindah sekolah, Entah apa alasannya itu, namun Fourth bisa menerimanya.

Setelah Fourth lulus, ia akan melanjutkan pendidikannya di luar negri, agar mendapatkan suasana baru dan lingkungan yang baru. Jadi untuk setahun ini, ia harus menelan kembali kepahitan yang menjadi bayang-bayang hidupnya.

Fourth melangkahkan kakinya memasuki kelas yang begitu ramai seperti biasanya. Ya, ramai seperti pasar. Tidak masuk selama 3 hari tidak membuatnya rindu akan suasana kelas.

"Hei Fourth, sudah sembuh?." Tanya ketua kelas saat Fourth berjalan melewatinya.

"Hm." Fourth hanya menjawab singkat lalu duduk dibangku pojok yang sudah menjadi bangkunya.

Semua murid yang menyadari keberadaan Fourth langsung memusatkan pandangannya.

Fourth tidak perduli itu dan malah melipat tangannya diatas meja dan menelungkupkan wajahnya disana.

Brak

Seisi kelas terlonjak kaget saat murid lain membuka pintu dengan keras. Kecuali Fourth.

"He he he. Sorry-sorry, tadi gue kelepasan." Ucap Prom cengengesan.

Seisi kelas mengalihkan pandangannya dari Prom ke seseorang yang tiga hari ini selalu bersama Gemini dkk. Namun lebih sering dengan Gemini-nya. Dia adalah Shely.

AFTER DEATH  [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang