Fourth menuruni tangga dengan seragam sekolah yang melekat ditubuhnya. Ia melihat Archen sudah berada diruang makan dengan beberapa dokumen di tangannya.
"Morning Dad."
Archen menoleh keasal suara. "Morning Son." Balas Archen lalu kembali Fokus dengan dokumen nya.
"Pagi-pagi sudah berkutat dengan pekerjaan saja, memangnya tidak bisa dilakukan nanti di kantor?." Tanya Fourth datar sambil mengolesi slay coklat di rotinya.
"Daddy tidak sedang bekerja. Daddy hanya memeriksa dokumen yang berisikan tentang 'dalang dibalik penculikan yang terjadi sama kamu minggu lalu."
"Sudah menemukan siapa dalangnya?" Tanya Fourth sedikit malas.
"Belum. Tapi Daddy sudah mencurigai satu orang. Jika informasi ini lengkap dan ternyata benar orang itu pelakunya maka Daddy gak bakal tinggal diam dan akan langsung menjebloskannya ke dalam penjara." Ujar Archen dengan rahang nya yang mengeras.
"Um.. semoga berhasil."
Fourth sendiri sudah tahu siapa orang itu yang Archen maksud. Namun ia memilih untuk diam saja. Ujung-ujungnya juga Archen akan mengetahui sendiri siapa pelakunya.
Mungkin saat ini Astrid marasa dirinya aman karna orang suruhannya yang masuk penjara tidak akan berani untuk membuka mulut. Tidak tahu saja kalau Archen adalah orang yang sangat ambisi. Apalagi jika itu menyangkut putranya. Sampai ke liang lahat pun Archen akan terus menggali informasi sampai si pelaku utama muncul kepermukaan. Cukup tunggu waktu yang tepat sampai semuanya terbongkar.
"Aku berangkat Dad." Pamit Fourth sambil menyampingkan ranselnya dibahu.
"Hm. Hati-hati di jalan. Jangan ngebut bawa motornya."
"Iya Daddy...cup.." Ucap nya dengan memberi kecupan dipipi sebelah kiri Archen. Membuat sang penerima kecupan terkekeh sambil menggeleng kecil.
Fourth berjalan ke halaman mansion yang dimana motornya sudah terparkir di sana. Ia mendongak menatap awan mendung yang menghiasi langit. Matahari pagi tidak menampakkan sinarnya karna ikut bersembunyi di balik awan.
Ting
Fourth mengambil ponsel dari saku celananya lalu memeriksa notifikasi yang muncul. Terdapat dua pesan dari nomor yang semalam telah ia ganti nama di kontaknya.
Gemini
Berangkat bareng
Aku jemput
Tanpa memperdulikan isi dari pesan tersebut, Fourth mengantongi ponselnya kembali lalu mengambil helm dan memakainya. Ia menyalakan mesin motor dan segera melajukan nya keluar dari pekarangan dengan kecepatan sedang.
Ditempat lain. Suasana hening menyelimuti sebuah mobil yang berisi empat orang didalamnya dengan tiga laki-laki dan satu perempuan, tidak ada yang mengawali pembicaraan semenjak mobil itu melaju.
Seseorang yang duduk di kursi belakang sebelah kiri menghela nafas panjang. Sedari tadi atensinya tidak lepas dari ke-tiga manusia yang hanya diam dengan pikiran mereka masing-masing.
Satang melihat kesebelah nya yang mendapati Prom sedang memejamkan matanya erat. Dia seperti tengah terlibat dengan beban hidup yang sangat berat.
Satang beralih melihat kedepan. Mendapati seorang gadis yang biasanya cerewet dengan segala usaha nya menarik perhatian Gemini kini hanya duduk melamun memandang ke arah depan.
Satang membuang nafas berat saat beralih melihat kearah Gemini. Teman satunya ini sudah seperti itu sedari lahir. Hanya diam, dan kalau bicara pun sangat irit dengan kata-kata nya. Jadi memang tidak usah heran lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER DEATH [GeminiFourth]
Teen FictionTAMATIN DULU BARU REVISI!! Yuhuuuu... After Death! Aku datang!!! #geminifourth