[37]

8.6K 663 108
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Semua murid berbondong-bondong keluar dari kelasnya dengan tujuan yang berbeda-beda. Namun kebanyakan tujuan mereka adalah kantin, tak terkecuali dengan seorang gadis yang juga sedang berjalan menuju tempat itu untuk mengisi perutnya.

"Hei! Murid baru!."

Gadis itu berhenti dan menoleh ke asal suara. Ia melihat seorang murid laki-laki berjalan menghampirinya dengan beberapa tumpukan buku dipangkuan lelaki itu.

"Nama kamu Catrine kan?." Tanya lelaki itu memastikan.

Gadis itu mengangguk.

"Cucu pemilik sekolah meminta kamu untuk membawa buku-buku ini ke gudang." Ucap lelaki itu sambil memberikan tumpukan buku yang tadi dia bawa ke arah gadis itu.

Catrine menerima tumpukan buku itu lalu mengerutkan keningnya bingung.

"Cucu pemilik sekolah?." Gumamnya.

"Iya. Namanya Fourth Nattawat dari kelas XI IPA A. Dia adalah cucu pemilik sekolah, kamu mengenalnya 'kan?"

Fourth Nattawat.

Catrine memang tau siapa itu Fourth. Ia pernah bertemu dengannya beberapa kali. Tapi Catrine tidak mengenalnya baik. Pertemuan mereka saja memiliki kesan yang buruk. Catrine masih mengingat kejadian waktu dirinya dikurung di gudang sekolahnya yang dulu, dan sekarang ia dihadapkan lagi dengan nama itu.

Gudang.

"Hei! Kenapa melamun?." Catrine sedikit terperanjat saat menerima tepukan dibahunya.

"Cepetan bawa buku ini ke gudang. Karena kalau sampe telat. Cucu pemilik sekolah itu akan menghukummu."

"E-emangnya harus aku ya?."

"Iya. Karena dia mintanya kamu yang bawa."

"Ah, iya. Tapi aku gak tau dimana gudangnya."

"Yasudah aku antar."

Catrine mengangguk dan segera mengekori lelaki itu dibelakangnya sambil membawa tumpukan buku.

Suasana koridor sekolah sedikit ramai namun saat langkah kakinya berjalan kearah sebuah lorong, suasana disekelilingnya terlihat suram.

"Ini gudangnya. Kamu masuk aja dan simpan buku itu disana." Tunjuk lelaki itu ke sebuah pintu yang memang bertulisan gudang.

Catrine mengangguk. Dan lelaki itu langsung meninggalkannya. Dengan ragu-ragu Catrine mendekati puntu dan membukanya, meski ia sedikit kesusahan karna tumpukan buku yang menghalanginya.

Catrine mengedarkan pandangannya yang masih di ambang pintu. Ia menelan salivanya saat disuguhkan dengan ruangan yang gelap dan lembab.

Bruk.

"Arghh." Ringis Catrine saat tubuhnya tersungkur kelantai. Dengan refleks ia cepat menoleh untuk melihat siapa yang telah mendorongnya. Namun terlambat, orang itu sudah menutup pintu gudang dan menguncinya dari luar.

Catrine segera bangkit dan langsung menggedor-gedor pintu. Namun sampai dia lelah pun tidak ada seorang pun yang membukanya. Ia merasa Dejavu dengan kejadian ini, tubuhnya merosot sambil menangis. Ia menangis dengan memeluk kedua lututnya.

Aku takut. Hiks.

____


"Mau duduk dimana?."

"Di pojok."

Winny mengangguk dan segera berjalan ke arah stand makanan. Berbeda dengan Fourth yang langsung berjalan kearah bangku yang berada di pojok kantin.

AFTER DEATH  [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang