23. Rapat Para Pentinggi

1.2K 129 0
                                    

Brakkk...

"Kakak!" Teriakku.

Semua orang melihatku datang. Pantas saja aku merasa ada hal aneh yang berada di ruangan ini. Semua orang telah berkumpul dengan berbagai macam hal ditangan mereka. Fokusku berada di peta di atas meja itu. Semua orang tengah mengelilinginya seakan mereka telah membuat rencana besar.

Jadi mereka tidak ingin membawaku dalam rapat penting ini?

"Apa ini? Kenapa kalian tidak memberitahu?" Tanyaku marah.

"Kau baru saja jatuh ke dalam danau! Kembalilah dan beristirahat, kami akan mengurusnya Ava!"

"Kakak! Aku permaisuri! Aku perlu tahu apa yang sedang kalian lakukan!"

"Kau sakit Ava! Apakah kau tidak dengar?" Teriak Gabriell.

"Ck... Kau kira aku ini apa? Kaisar memberikan tanggung jawab ini padaku, aku memiliki surat resminya jika kau tidak tahu. Aku cepat sembuh setelah menatap wajah tampan pria. Sampai dimana pembahasan kalian?" Aku masuk diantara kakak dan Rafael.

Disini berisi orang-orang penting, kakak, Rafael, Raja Marco, Alfonso, dan beberapa orang lagi. Di meja sebuah peta terbentang luas. Ini peta Kerajaan Kedua dan kerajaan musuh. Mereka berbatasan langsung dengan sebuah sungai besar yang membatasinya.

Tidak buruk.

Ini cukup bagus.

"Jelaskan padaku!" Pintaku.

"Kami baru saja mendapatkan informasi dari seorang mata-mata. Dia mengatakan bahwa Kerajaan Zetta telah menarik kembali semua pasukannya di wilayah ini. Mereka telah menyiapkan lebih dari 10.000 prajurit untuk menyerang tempat ini besok." Terang Raja Marco.

"Lalu berapa pasukan milik kita?"

"Hanya 500."

500?

Hanya itu?

Sial. Jika besok mereka akan menyerang, akan sulit mengumpulkan pasukan lainnya. Kerajaan Keempat tidak mungkin bisa. Mereka masih dalam tahap berkembang. Kerajaan Ketiga terlalu jauh. Kerajaan Pertama mungkin membutuhkan waktu dua hari. Kekaisaran juga sedang melakukan perluasan wilayah. Valentio membawa cukup banyak pasukannya. Ini akan jadi masalah besar.

Baiklah!

"Mari buat gencatan senjata! Raja Marco kirimkan surat pada Kerajaan Zetta bahwa aku, Avariella Be Fenella ingin bertemu dengan raja mereka."

"Avariella! Apa yang kau katakan tadi? Kau mau apa?" Gabriell menarik tanganku.

"Kesana! Ke sarang musuh. Kak, kaisar sedang pergi ke tempat lain. Kita hanya memiliki 500 orang dan mereka? 10.000? Apakah itu bisa membuat kita menang melawan mereka? Tidak, kak. Kita tidak bisa mempertaruhkan nyawa mereka semua. Biarkan aku berbicara dengan raja disana. Aku bisa menanganinya."

"Kau gila, Ava! Mereka musuh! Bagaimana jika mereka berniat membunuhmu? Jangan lakukan!" Teriak Gabriell.

Sejak kapan dia jadi seperti ini? Aku hanya pergi sebentar saja untuk berbicara! Tetap saja kerajaan ini akan kalah jika terus berperang dan waktunya hanya sampai besok. Siapa yang bisa menolong? Tidak ada. Valentio juga tidak mungkin bisa membantu.

Sebagai wakilnya, aku harus melakukan sesuatu yang membantu. Bahkan jika itu nyawaku, aku akan berikan.

"Kirimkan surat itu sekarang juga. Besok aku akan datang ke tempat mereka bersama Sir Rafael. Kalian urus warga sekitar yang berdampak dengan perang. Kak, percayalah padaku kali ini. Aku tidak mungkin menjadi permaisuri tanpa alasan. Hidupku sudah ditakdirkan menjadi permaisuri di Fenella. Kali ini saja, kak. Aku bisa membujuk raja di Kerajaan Zetta. Aku bisa."

Gabriell memalingkan wajahnya dariku. Bagaimana aku membuktikannya? Aku memang bisa membuat perang ini tidak terjadi. Jadi, aku hanya butuh kepercayaan.

"Kak!"

"Aku ikut denganmu! Jika kau ingin pergi ke tempat itu, aku akan datang denganmu!"

🗡️🗡️🗡️

"Mereka dimana-mana Ava!" Gabriell menyentuh pedangnya dengan begitu erat.

Kami sampai di perbatasan dengan pemandangan yang begitu spektakuler. 10.000 pasukan itu benar-benar ada. Apakah Kerajaan Zetta begitu luas sampai mereka memiliki orang-orang sebanyak ini? Ataukah mereka memiliki sekutu lain?

Aku merasa tercekik oleh pandangan mereka semua. Nyatanya aku hanya bersama Gabriell dan Rafael. Tidak buruk tapi buruk untuk situasi ini. Kami bisa mati kapan saja.

"Dimana raja kalian? Aku permaisuri kekaisaran, Avariella Be Fenella. Tunjukkan jalannya padaku!"

Mereka membelah jalan dan membiarkanku untuk melewati mereka. Jantungku berdetak sangat cepat melebihi mobil balap. Kedua orang disampingku juga pasti sedang mengalami hal yang sama. Pergi ke kandang musuh dengan 10.000 pasukan?

Ini adalah kegilaan abad ini!

Aku bisa rasakan tatapan benci mereka semua.

"Wah... Wah... Siapa yang datang ini? Seorang permaisuri dan hanya membawa dua ksatrianya?" Seseorang muncul dari dalam tenda besar.

Apakah mereka sedang camping? Harusnya mereka membuatnya lebih jauh lagi dari ini. Mata yang bersinar, mata emas dan rambut emas. Ayolah, dia bukan seorang sosok penjahat sebenarnya. Orang-orang akan melihat bahwa dia adalah seorang malaikat baik hati berbeda dengan Valentio. Penampilannya adalah penjahat sebenarnya.

"Salam kepada raja pemilik tanah ini. Saya Avariella Be Fenella, permaisuri kekaisaran. Saya senang anda mau menerima kehadiran saya."

"Tentu saja yang mulia. Senang bertemu dengan istri si bajingan itu. Nama saya Olivero Be Meo." Dia maju dan mengambil tanganku untuk diciumnya.

Ini masalah.

Untuk apa dia melakukan hal ini? Aku tidak menyukai keadaan ini. Kakak sepertinya marah dan aku bisa melihat urat di leher Rafael.

"Raja Olivero, bisakah saya berbicara dengan anda di tempat lain. Ada hal penting yang ingin saya bahas dengan anda."

"Kalau begitu masuklah permaisuri! Tapi bagaimana dengan hanya kita berdua saja?" Olivero membuka tenda untukku.

"Jika itu yang anda mau, maka saya akan pergi sendiri. Kakak, Sir Rafael, tetaplah disini untuk sementara waktu. Aku akan baik-baik saja!"

"Tapi..."

"Tidak apa-apa, kak! Aku bisa!"

Aku bisa membuat semua orang pergi dari perbatasan. Sejujurnya kejadian ini terjadi berbulan-bulan yang akan datang. Olivero bersama pasukannya akan menyerang Fenella. Valentio akan mengerahkan segala pasukannya dengan jumlah pasukan hampir sama dengan Zetta. Saat semuanya menjadi begitu mengerikan. Ilario muncul seperti malaikat yang jatuh dari surga. Dia menghentikan perang dan memberitahu Olivero tentang segala sesuatu yang laki-laki ini ingin tahu.

Tentang kebenaran bahwa tanah Kerajaan Kedua adalah tanah Zetta dulu. Disana tersimpan banyak hal terutama sebuah gua berisi segala peninggalan sejarah Zetta. Olivero menginginkan hal itu. Sayangnya keberadaan gua itu masih belum mencapai titik temu. Jadi Ilario memberitahunya dan membuat kesepakatan bersama.

Sekarang aku akan gunakan lagi cara itu!

🗡️🗡️🗡️

Salam ThunderCalp!🤗

Jangan lupa like, komen, dan share!

See you...

True Love Mister ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang