49. Kembali Atau Tinggal

861 97 2
                                    

"Silahkan dinikmati, yang mulia. Saya tidak tahu jika anda adalah yang mulia permaisuri. Saya hanya memiliki teh dan beberapa makanan dari hutan." Elio menunduk dalam.

Wajahnya memang penuh dengan bekas luka bakar. Aku jadi merasa kasian padanya, dia tidak sengaja melukai wajahnya saat kecil tapi dia mendapatkan banyak cemoohan dari orang lain.

Rumah ini tidak terlalu besar atau kecil. Cukup untuk hidup seorang diri di dalam hutan yang menakutkan ini. Dia juga terlihat baik-baik saja bahkan dia tidak menggunakan topengnya lagi. Seakan tempat ini adalah rumahnya sendiri. Aku menatap wajahnya yang terus menunduk.

Bagaimana caraku menyakinkannya untuk kembali ke istana?

"Elio, apakah kau sudah mendengar kabar tentang situasi di Kerajaan Ketiga?"

"Saya tidak tahu!"

"Beberapa waktu yang lalu, Raja Dario terbukti bersalah pada kekaisaran. Dia akan dijatuhi hukuman mati di depan rakyat juga pengasingan untuk seluruh anggota keluarganya. Keadaan disana tidak terlalu baik. Tapi bisakah aku memintamu untuk kembali ke istana?"

"Kem-bali ke istana?"

"Iya, jadilah seorang raja menggantikan Raja Dario. Kau pantas mendapatkannya, Elio. Kau adalah calon raja yang baik untuk rakyatmu."

"Maaf! Saya tidak bisa! Saya suka tempat ini dan saya sudah terbiasa hidup sendiri. Jika saya pergipun, saya tidak akan membantu yang mulia. Saya akan menyulitkan semua orang. Saya tidak pantas menjadi seorang raja."

"Kenapa kau bisa menyimpulkannya seperti itu? Kata pengasuhmu, kau anak yang baik, pintar, kuat, dan bijaksana. Kau telah menyelesaikan pendidikanmu menjadi seorang raja yang baik di masa depan. Kau juga telah membuktikan kemampuanmu dengan menyelesaikan masalah bersama raja terdahulu. Aku sangat berharap kau akan kembali! Ambil kembali takhta mu, Elio!"

"Saya tidak bisa! Saya mohon maaf yang mulia, saya benar-benar tidak bisa. Maafkan saya. Saya akan segera menyiapkan tempat tidur anda dan ksatria anda. Saya permisi."

Elio menunduk dan memilih untuk pergi. Apakah dia sudah menyerah untuk menjadi raja? Aku juga tidak bisa melarangnya untuk menolak permintaan ini. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya selama ini. Penderitanya sama sekali tidak bisa tersentuh olehku. Ini pertama kalinya aku menemukan cerita Elio dalam novel. Bagaimana dia hidup menjadi putra mahkota di tempat yang sama sekali tidak menerimanya.

Kenapa genre disini menjadi lebih sedih?

"Yang mulia! Saya sudah menyiapkan tempat anda, semoga anda bisa beristirahat secara nyaman disini. Saya akan pergi mencari kayu bakar lagi. Saya permisi." Elio mengambil lentera dan berjalan pergi keluar rumah.

"Beristirahatlah lebih dulu! Anda juga pasti lelah hari ini terus berjalan! Apakah kaki anda sakit?" Arnold membuka sepatuku dan memeriksa apakah kakiku sakit atau tidak.

"Aku baik."

"Apa yang akan anda lakukan?" Arnold memijat kakiku.

"Entahlah! Aku tidak ingin memaksanya jika dia tidak mau. Tapi siapa lagi yang akan menggantikan posisi Raja Dario. Mungkin seseorang yang memiliki hubungan darah lain dengan raja terdahulu. Aku tidak percaya pada saudara Raja Dario."

"Jika itu yang terbaik untuk kerajaan ini maka lakukan saja. Mungkin raja terdahulu memiliki keluarga lain yang dapat dipercaya."

"Hmm..." Aku menutup wajahku.

Apakah hanya seperti ini saja?

Hanya sampai disini?

Aku mempertaruhkan semuanya dan berjalan hanya untuk mencari keberadaan putra mahkota tapi dia menolaknya tanpa pikir panjang.

True Love Mister ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang