58. Keberanian Untuk Datang

900 91 3
                                    

"Arnold!"

"Lepas!" Arnold berjalan cepat keluar kamar tidurku.

"Aku muntah dan Valentio hanya mengantarkanku disini. Itu saja! Dia pergi dan kau datang!"

Benar hanya itu!

Aku tidak akan menutup-nutupinya bahwa kami memang akan berciuman tapi perutku bergejolak dan aku muntah di baju, wajah, dan semuanya. Sepertinya dia marah tapi dia menahannya. Aku hanya dibawa kembali dan sepertinya dia kembali untuk membersihkan dirinya sendiri. Aku memeluk tubuh Arnold dari belakang.

Dia pasti cemburu padaku tapi aku sudah mendapatkan apa yang ingin kuketahui selama ini tentang mereka. Aku tidak akan merasa penasaran lagi.

"Arnold!"

"Aku cemburu, Linka!" Arnold berbalik secara tiba-tiba.

"Maka dengarkan aku..."

Mulutku tiba-tiba terbungkam dengan ciuman dari Arnold. Dia mendorongku sampai tubuhku terjatuh di tempat tidur. Aku merasakan hawa panas yang begitu kuat. Ini hawa dari rasa kecemburuannya yang begitu besar. Aku juga merasakan aroma alkohol darinya. Apakah dia juga minum untuk meredam emosinya?

Arnold terus menciumiku bahkan dia berani untuk mencium leherku dan membuat bekas disana. Aku mencengkram rambutnya erat dan menutup mataku.

Sialan! Kami harus berhenti!

"Arnold!" Teriakku.

"Hah... Aku marah!" Arnold bangkit memperlihatkan wajahnya yang memerah.

"Bagus, lihat sekarang aku! Apa ini?"

"Sial, maaf!" Arnold menutup mulutnya.

Aku mendorongnya pergi dan merapikan penampilanku. Bagaimana jika Nela melihatnya lagi? Aku tahu dia tidak masalah tentang hubungan antara aku dan Arnold, tapi dia selalu membuat senyuman aneh! Aku tidak suka itu. Leherku seperti tersengat lebah dimana-mana. Bibirku juga sakit dan rasanya bengkak. Lihat dia yang duduk diam. Apakah dia pikir aku mau dekat dengan si bajingan itu?

"Aku hanya mencari informasi dari dua orang itu! Kau tahu bukan bahwa hubungan mereka bukan hubungan yang selama ini orang tahu. Valentio dan Ilario membuat perjanjian, mereka memiliki kesepakatan untuk menguntungkan satu sama lain. Mungkin akan sulit untuk kita membuat mereka berpisah, tapi mungkin kita bisa melakukan sesuatu tentang hati dan perasaan manusia. Sepertinya mereka menyukaiku!"

"Apa? Mereka? Para pria tidak normal itu?"

"Mereka normal! Aku mendengarnya, Valentio menyukaiku Arnold dan sepertinya Ilario juga. Aku tahu dari matanya."

Bagaimana agar Valentio melepaskan pria itu? Aku menutup mulutku dan mencoba berpikir cara apa yang bisa kulakukan? Membuat mereka cemburu? Aku melirik Arnold yang begitu terkejut.

"Aku hanya suka padamu!" Aku menghapus pewarna pada bibirnya.

"Jangan ke lain hati!" Arnold menggigit tanganku.

"Tidak mungkin! Jadi jangan memikirkan sesuatu yang mustahil aku lakukan dengan Valentio, aku akan memukul bagian itu lebih dulu jika dia macam-macam padaku."

"Apakah kita harus membuat mereka cemburu secara bersamaan?"

"Hmm? Bagaimana?"

"Kita tunjukan saja kita bermesraan di depan mereka semua."

"Tidak! Jangan kau! Kau akan dalam masalah, posisimu belum menjadi selirku dan Valentio bisa melakukan sesuatu padamu. Dia tidak akan segan-segan untuk membunuhmu. Aku akan mendekati Ilario! Cukup untuk membuat Valentio cemburu buta kepada kami. Saat itulah, mungkin kematian akan menjemputnya. Tapi, jangan cemburu! Kau tahu aku hanya suka kau!" Aku menunjuk dadanya.

True Love Mister ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang