Sesampainya di UKS Raka kemudian disambut petugas UKS.
"Tumben lo ke UKS! Gendong cewe lagi, Pacarnya yaa kiw..kiw.." ledek Arga yang kebetulan sedang bertugas di UKS.
"Bacott lu yaa!! Buruan bantuin!!" galak Raka.
"Iya-iya pak boss siap" Arga membantu Raka menidurkan Mala di examination tabel UKS.
Beberapa siswi mengambilkan minuman, makanan dan beberapa obat yang diperlukan.
"Ya udah gue duluan" pamit Raka kepada Arga sembari meninggalkan ruang UKS. Karena menurut Raka tugasnya hanya mengantarkan tak menunguinya.
"Cewe lo gimana??" teriak Arga melihat Raka keluar meninggalkan UKS.
"Bacott!!" jawab Raka sambil menutup pintu UKS dengan keras.
Mereka yang ada didalam UKS pun terkejut.
"Garang amat" gumam Arga.
Kemudian mereka melanjutkan aktivitas mereka menyadarkan Mala.
Sementara di halaman Dewi dan Vano masih tetap dalam posisinya, hingga kringg... bunyi bel yang artinya jam pelajaran pertama telah berakhir.
Mereka seketika duduk lemas bersamaan di tempat mereka berdiri.
"Capek gue!" ucap Dewi yang wajahnya dipenuhi keringat.
"Gue juga!" sambung Vano sambil melonggarkan dasinya.
"Ehhh Mala!!" Dewi yang teringat langsung berdiri untuk melihat Mala di UKS yang kemudian disusul Vano ikut berdiri.
"Lo mau kemana?" tanya Dewi.
"Liat Mala lah" jawab Vano sambil membersihkan celananya.
"Lo sebenarnya mau apa si deketin Mala!!" Dewi mengintrogasi Vano.
"Bukan urusan lo!!" jawab Vano tepat didepan wajah Dewi yang kemudian meninggalkannya.
"Awass aja lo kalo macem-macem sama Mala!!" gumam Dewi lalu segera pergi ke ruang UKS.
Mala perlahan membuka mata sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Petugas UKS yang melihat Mala mulai sadar memberikan minuman kepadanya.
"Mala!!" teriak Dewi dari depan pintu UKS dan menghampirinya.
"Lo gapapa kan La??" tanya Dewi memegang kedua bahu Mala.
"Iya gapapa kok Dew, pusing dikit"
Pintu UKS kembali terbuka Mala dan Dewi menoleh ke arah pintu.
"Vano??" panggil Mala.
Vano berjalan mendekati Mala dengan membawa sesuatu yang disembunyikan di belakang tubuhnya.
"Nih" sambil menyodorkan sesuatu yang ternyata adalah setangkai bunga.
"Gilakk lo yaa!! Bukannya dibawain buah atau apa gitu ini palah bawa bunga" protes Dewi.
"Sutttt... lo diem!!" jawab Vano ketus dengan meletakkan jari telunjuk di mulutnya.
"Makasih" ucap Mala sambil menerima bunganya.
"Ya udah ke kelas yuk udah baikan kan??" ajak Dewi yang diangguki Mala dan turun dari ranjang UKS.
"Gue pergi ya cantik" ucap Vano kepada Mala meninggalkan mereka entah kemana.
Sampai di kelas Dewi duduk disamping Mala.
"Lo tau ga?"
"Ga" serobot Mala.
"Yeee belum juga ngomong udah ga aja" Dewi cemberut.
Mala tertawa kecil melihat ekspresi wajah Dewi.
"Iya ada apa Dew??" tanya Mala.
"Sebenarnya yang bawa lo ke UKS itu Raka"
"Raka?!" kaget Mala.
Mala yang tau Raka adalah cinta pertamanya dan mengendong Mala ke UKS, membuatnya senyum-senyum sendiri membayangkan entah apa.
Dewi yang melihatnya kemudian melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Mala yang masih senyum-senyum sendiri.
"Kesambet lo?!" suara Dewi menyadarakan Mala.
"Ga, gapapa" jawab Mala seperti orang yang sedang salting.
Dewi hanya mentapnya heran.
Sore harinya sepulang sekolah.
Mala sedang serius belajar di meja belajaranya, karena sebentar lagi akan ada ujian kelulusan dan kenaikan kelas.
Ia belajar keras untuk mengejar ketertinggalan materi semester I, karena ia pindah sekolah ke Indonesia saat semester II itu pun diakhir-akhir semester. Yang tentu saja ada beberapa perbedaan materi dari yang ia pelajari di Australia.Saat sedang belajar Mala tiba-tiba teringat perkataan Dewi soal Raka yang mengendongnya ke ruang UKS dan kembali tersenyum-senyum dibuatnya.
Mala berpikir akan melakukan pendekatan yang sebelumnya saat SMP belum sempat ia lakukan dan mulai memikirkan tak-tik untuk mendekatinya. Meski menurutnya akan sangat sulit dengan kepribadian Raka yang sekarang, tapi ia akan mencobanya sebelum Raka lulus. Karena mungkin itulah satu-satunya kesempatan bagi Mala.
........................
Keesokan harinya di jam istirahat Mala sedang melamun di bangku kelasnya memikirkan lagi cara mendekati Raka.
Dewi datang kemudian mengageti Mala.
"Hayo mikiran apa?!" tanya Dewi.
"Ga ada" kaget Mala.
"Kalo ada masalah cerita aja kali ga usah malu-malu"
"Gini Dew gue mau ngomong!" sambung Mala.
"Dari tadi lo juga ngomong"
"Ihhhh bukan, ini penting!!" lirih Mala.
Dewi mendekatkan wajahnya ke wajah Mala.
"Serius penting apaan?" tanya Dewi."Gue suka sama Raka!!" bisik Mala.
"APA!!" kaget Dewi dengan keras dan memundurkan wajahnya dari wajah Mala.
Suara Dewi yang begitu keras membuat beberapa siswa yang ada di kelas menoleh ke arah mereka berdua.
Mala menarik tangan Dewi untuk mendekat kembali.
Mala kemudian menceritakan semuanya kepada Dewi."Ooooh" respon Dewi mendengar cerita Mala.
"Terus apa aja usaha lo buat dapetin Raka?" lanjut Dewi."Ga ada Dew ini juga lagi mikirin"
"Gimana mau dapetin Raka kalo ga ada usahanya" sambung Dewi.
"Lo punya ide ga??" Mala menanyakan pendapat Dewi.
"Mudah" jawab Dewi singkat.
"Apaan??"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALA [Hiatus]
Ficção AdolescenteNigista Amala Pradivtha merupakan gadis cantik jelita dan penuh keceriaan. Tapi kehidupannya harus berubah seratus delapan puluh derajat ketika ia menikah dengan cinta pertamanya. Seorang pria bernama Kalendra Raka Bimantara. Raka, sosok pria yan...