Bab 31 : Makan Malam Mantan

1.3K 123 5
                                    

Raka terduduk di kursinya.

"Masalah Mala gimana ya?" gumamnya.

Bukan masalah dirinya dan Manda yang ia pikirkan saat ini melainkan masalah Mala.

Ting..

Raka meraih ponsel disampingnya mendengar bunyi notif.

Dibukanya pesan dari sekertarisnya yang berisi ajakan makan malam dari Manda. Ia juga berpesan kepada Roy menyampaikan kepada Raka untuk mengajak istrinya. Raka sempat menolak, namun ia kembali berpikir mungkin saja Manda ingin melihat apakah dirinya sudah menikah sungguhan atau hanya bersandiwara. Raka kemudian menyetujuinya dan menyuruh Roy untuk mengirimkan detail alamat kepadanya.

Sepulang sekolah Mala membersihkan rumah seperti biasa. Ia menyapu dan mengepel ruang kerja Raka, bersih hingga tidak ada sedikit pun debu yang tertinggal. Selesai membersihkan rumah, Mala membersihkan dirinya sendiri yang sudah kotor dan kumal bergegas mandi untuk menyegarkan kembali tubuhnya.

...................

Sampai di alamat yang sudah dikirimkan. Raka dan Mala memasuki restoran berbintang, menghampiri Manda yang sudah berada di meja. Penampilan Mala sangat sederhana, ia hanya memakai rok pendek dengan hoodie putih kebesaran. Berbeda dengan Manda yang memakai gaun hitam yang atasnya hanya sampai dada. Meskipun begitu, Mala tak kalah cantik dari Manda.

"Raka aku senang sekali hari ini kamu bisa datang" ucap Manda setelah semua duduk.

"Bukankah lo ingin bertemu Mala? Gue sudah membawanya" jawab Raka menunjuk Mala.

Mala menyapa Manda dengan senyumannya.

"Aku dan Raka sudah lama tidak bertemu. Sebelumnya aku pernah bertemu denganmu tanpa berbicara, makanya aku sangat ingin berkenalan denganmu" ucap Manda ramah.

"Seharusnya kami yang menjamu karena kamu baru kembali dari luar negeri" ujar Mala mengetahui dari papa mertuanya bahwa Manda baru saja kembali dari luar negeri dan akan bergabung di perusahaan suaminya.

Kali ini Mala berpikiran positif dan mengesampingkan pikiran buruk tentang Raka yang suatu saat akan kembali bersama Manda mengingat Raka yang masih menyimpan fotonya. Mala hanya bisa pasrah mengikuti alur dan garis takdir yang telah ditetapkan untuknya.

"Makanannya sudah mulai dingin, ayo kita mulai makan saja" ajak Manda.

Manda yang tau Raka menyukai seafood memilih restoran itu. Ia mengambil udang dan diletakkannya dipiring Raka. Mala terdiam sedih melihat Raka menerimanya.

Raka mengupas kulit udangnya yang membuat Manda bahagia. Bukan untuk dirinya, tapi ia mengupasnya untuk diberikan kepada Mala yang membuat ekspresi wajah Manda berubah seketika. Mala sedikit heran, sebenarnya ia alergi seafood tapi karena Raka yang memberikannya ia memakan udang itu dengan senang hati.

Manda mulai menceritakan kenangan-kenangan bahagianya bersama Raka, tapi sama sekali tak direspon oleh Raka. Raka yang tidak tau malah terus mengupaskan dan memberikan udang kepada Mala, yang terus-terusan dimakannya.

Mala mulai merasakan reaksi dari alerginya tapi ia memilih duduk diam dan terus memakan udang yang diberikan Raka.

"Aku ke toilet sebentar" izin Manda sedikit kesal.

Raka yang melihat Manda pergi juga ikut pergi dengan alasan ingin ke toilet juga. Mala melihat Raka pergi, ia tidak ingin menduga-duga atau berburuk sangka kepadanya.

"Aku tau kamu akan menemuiku!" ucap Manda melihat Raka menghampirinya di lorong menuju toilet.

"Bernostalgianya apakah sudah selesai?!" Raka bertanya dengan muka datar. "Kalo lo ingin membuat Mala menjauh dari gue dan berpisah dengan gue, lo akan kecewa karena semua itu ga akan mungkin!" sambungnya.

"Sekalipun kamu tidak memaafkanku, kamu juga tidak perlu bersandiwara untuk membohongiku!" ucap Manda yang masih saja tidak percaya.

"Aku tau kalian belum lama kenal. Kau sama sekali tidak mamahami wanita itu, jadi akhiri saja sandiwara ini!!" meskipun Raka perhatian kepada Mala, mata Manda tetapa menangkap gerak gerik canggung antara keduanya.

"Apakah ada hubungannya antara mengenal seseorang dengan waktu?!" tanya Raka. "Gue kenal lo begitu lama, apakah gue memahami lo?!!" tanyanya kembali.

"Kalau begitu apakah kamu sungguh menyukainya?" tanya Manda dengan mata berkaca-kaca yang tidak mendapat jawaban dari Raka.

"Dia hanya seorang gadis kecil. Apa yang bisa dia lakukan untukmu? Apakah dia bisa membantu karier dan masa depanmu??" tanya Manda lagi dengan suara lantang. "Raka, dia sungguh tidak cocok untukmu!"

"Lalu siapa yang cocok buat gue?!" tanya Raka. "Apakah lo yang menghianati pacar dan pergi begitu saja?!!" sindir Raka menatap tajam Manda.

Mendengar perkataan itu, Manda menundukkan kepalanya kembali menyesali perbuatannya di masa lalu.

"Hari ini gue datang karena ingin memberitahu lo, KITA SUDAH MENJADI MASA LALU. Masa depan gue sama sekali ga ada hubungannya dengan lo!!" tegas Raka.

Alergi Mala mulai muncul, ia merasakan panas disertai gatal di sekujur tubuhnya dan mulai menggaruk pelan lengan kanannya.

Tiba-tiba Manda memeluk Raka.

"Aku tidak percaya, kamu sudah tak punya perasaan sedikit pun padaku!" ucap Manda yang terus mempererat pelukan. Raka hanya diam tidak membalas.

Mala yang tidak sengaja melihat adegan itu dari jarak tiga meter, berdiri membeku, membulatkan matanya terkejut. Hatinya sakit, benar-benar sakit. Ia memilih pergi meninggalkan drama yang masih berlangsung dengan perasaan kecewa.

Bersambung...

Butuh jawaban!
Menurut kalian cerita ini ngebosenin ga sih?

AMALA  [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang