Bagian Prolog

113 15 15
                                    

"Dari sejak cerita ini dimulai, aku akan terus menyukaimu, Chan. Aku tidak akan menyerah dengan perasaan ini. Aku akan membuktikan padamu, jika perasaanku ini tidak salah. Bahwa menyukai sahabat sendiri tidak melulu berakhir tragis."

-Prisilla dan katanya. 

****

Dia Chandra.
Lelaki baik yang ingin aku dobrak hidupnya. Sosok lelaki yang ternyata telah mati hatinya sebelum bertemu denganku. Pribadi yang tidak bisa kuterka membuatku semakin penasaran untuk terus mendekatinya.

Aku telah jatuh pada pesona Chandra yang begitu kuat memikat. Sialnya tanpa aku ingat lagi, jika Chandra telah lama memasang tembok yang begitu tebal di hatinya. Aku sadar, aku tidak bisa semudah itu untuk bisa masuk dan bersemayam di hatinya yang dingin itu. Chandra terlalu beku untuk aku hangatkan.

Aku jatuh cinta pada Chandra dan memutuskan untuk terus memperjuangkannya. Mencintainya dalam diam sampai aku memiliki keberanian untuk mengungkapkannya nanti. Aku mencintai Chandra, mulai kemarin, hari ini, besok, dan sampai kapan pun itu. Aku akan berusaha agar Chandra bisa melihat ke arahku. Aku akan tetap meyakinkan diri, bahwa tembok yang kuat itu, bisa aku robohkan.

****

"Chan, cerita ini fiksi. Meskipun ada kamu, aku, dan kita di dalamnya, ini fiksi."

"Karena itu ada aku, kamu, dan kita, kenapa bisa kamu sebut ini fiksi, La?"

"Aku harap ini fiksi, Chan. Tentang penolakan, kehilangan, dan kepergiannya, aku gak mau itu ada di antara kita. Apalagi, sebagai nyata yang gak bisa aku hindari."

"Terus perasaan kamu? Apa perasaan kamu juga fiksi?"

"Enggak, egois dan jahat banget kalau aku bilang itu gak nyata. Perasaan aku murni, Chan. Aku cuma lagi ngehibur diri aja. Berharap kalau kenyataannya, perasaan aku kamu terima dan gak ada penolakan sama sekali."

"La, dengan gitu kamu gak nerima apa yang terjadi."

"Siapa yang bisa nerima penolakan dari seseorang yang kita sukain, Chan? Siapa yang bisa nerima gitu aja kepergian dan kehilangan seseorang? Iya aku tau, aku jadi jahat banget karena itu. Tapi Chan, aku juga berusaha buat nerima kalau perasaan aku bertepuk sebelah tangan."

****

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ephemeral 293 [sudah terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang