Astrophile 2: Melody Romantis Bersama
Suatu saat nanti, aku ingin kamu melihat ke arahku. Melihat bagaimana tulusnya aku mencintaimu. Sesekali kadang, aku ingin merasa dicintai. Membayangkan bagaimana menyenangkannya ketika perasaanku dibalas oleh tujuannya. Namun sekali lagi ditegaskan, bahwa aku hanyalah merasa dicintai. Itu sungguh menyakitkan, karena hal tersebut hanyalah berasal dari sudut pandangku saja.
Di saat perasaanmu padaku tidaklah lebih dari sekadar sahabat, aku justru mengartikan perasaan itu seolah kamu mencintaiku. Kesalahpahaman itu selalu aku benarkan dengan egoisnya. Tanpa tahu, apakah kamu merasa baik-baik saja dengan itu atau tidak.
****
Setelah pikiran Silla yang dipenuhi rasa overthinking karena takut Chandra marah akibat kejadian kwetiau tadi pagi, kini ternyata kekhawatiran itu sirna kala sosok lelaki berbadan tegap itu datang menghampirinya. Dengan tanpa banyak kata, dia menarik bangku kosong di sebelah Silla untuk didudukinya. "Hei, lagi ngapain?"
Silla yang semula sibuk dengan ponselnya itu kini tersentak saat mendengar pertanyaan Chandra yang tiba-tiba. Dia menoleh dengan raut wajah yang terkejut. "Hah? Apaan?"
"Gua dapet lagu yang artinya romantis banget, lo mau denger gak? Siapa tau masuk buat lo. Mau denger gak?" tanya Chandra yang begitu bersemangat. Kedua binar mata yang cerah itu mampu menghipnotis Silla untuk terus melihatnya.
"Hah? Oh, iya boleh. Mana sini, gua mau denger lagunya." Meski belum paham maksud Chandra karena Silla hanya berfokus pada wajah tampannya lelaki itu, namun Silla tetap mengangguk melihat Chandra yang sangat bersemangat.
Lelaki itu dengan sigap langsung mengeluarkan ponselnya dari saku baju. Membuka aplikasi musik dan menekan salah satu lagu yang tadi dia maksud. Menekan tombol volume bagian atas agar suaranya lebih terdengar.
Lagu dari Meghan Trainor feat John Legend diputar dengan nyaring. Chandra terlihat sangat menikmati lagunya. Kedua matanya terpejam dengan kepala yang mengikuti alunan nada. Sedangkan Silla, dia sibuk memandangi wajah Chandra alih-alih ikut menikmati lagunya. Kedua alis Chandra yang tebal dengan pipi sedikit tembam membuat wajahnya terlihat dengan pahatan yang sempurna.
Jarak yang saat ini ada di keduanya, sangatlah dekat. Namun, bagaimana jika nanti setelah Chandra mengetahui isi hati Silla yang sebenarnya? Apakah jaraknya masih bisa sedekat ini?
Chandra menoleh ke arah Silla yang terlihat tidak begitu masuk dengan lagunya. Terlihat dari raut wajahnya yang menatap ke sembarang arah. Namun tanpa diketahui olehnya, sebenarnya Silla hanya sibuk menatapi wajah Chandra sedari tadi. "Heh, lo dengerin gak sih?"
Sontak Silla mengangguk dengan sigap tanpa berpikir lagi. Meskipun sedari tadi fokusnya hanya pada Chandra, Silla terpaksa berbohong agar Chandra tidak salah paham. "Dengerin kok! Lagunya pas banget ya buat-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral 293 [sudah terbit]
Romans[CERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM WRITING MARATHON YANG DILAKSANAKAN OLEH CAKRA MEDIA PUBLISHER] Sejak aku menyadari perasaan ini tertuju untukmu, aku juga menyadari pada jarakmu yang cukup jauh. Di saat mata ini tak lagi melihatmu dengan tatapan bi...