Astrophile 16: Bermalam dengan Lara
Jadi, aku mencintaimu terlalu berlebihan ya? Sebenarnya, aku juga tidak tahu sedang mencintaimu dengan konsep yang seperti apa. Tapi, singkatnya adalah aku mencintaimu dengan begitu sempurna. Sebuah rasa seperti, aku ingin memilikimu, aku ingin kita terus bersama, dan aku ingin perasaanku terbalas. Konsep cinta yang tidak sewajarnya.
Cinta membuatku gila, menjadi egois, dan hilang akal. Padahal jika dipikir kembali, posisiku saat ini terlalu jauh untuk bisa bersanding di dekatmu. Kegilaan cinta itu membuatku tidak waras. Terus mendambakanmu di saat aku sendiri tahu, tak ada akhir yang akan berjalan sesuai mauku nantinya.
****
Tiba di rumah masing-masing sebelum hari benar-benar gelap seutuhnya, kini tanpa mampir lebih dulu ke kamar mandi untuk membersihkan badan, Silla justru langsung menggeluti kasur empuknya. Dengan baju seragam batiknya itu, Silla memeluk erat guling kesayangannya. Kedua matanya terpejam erat tengah mengingat kembali hal sebelumnya di taman. Sudut bibirnya tertarik ke atas dengan samar.
Meski kejadian tadi cukup membuat hatinya tersayat ngilu, tapi tetap saja itu adalah kenangan yang indah. Menghabiskan waktu berdua bersama Chandra sembari menatap keelokan senja adalah kenangan yang begitu sempurna. Tuhan memberikan waktu padanya untuk menikmati hal yang disukainya dalam satu waktu sekaligus.
Silla membuka mata perlahan, retinanya berkedip cepat menyesuaikan cahaya lampu yang mendobrak masuk ke celah matanya. Senyumnya masih setipis tadi dengan jantung yang berdetak cepat seolah sedang berbunga-bunga. "Lucu banget tadi. Liat senja bareng orang yang disukain, gila romantis banget!"
Hal sederhana seperti itu saja membuat Silla senangnya bukan main. Entah di mana dan apa yang dilakukan, sebahagia atau sesakit apa yang terjadi, asalkan bersama Chandra, itu lebih dari cukup. Silla tahu, konsep cinta yang dilakukannya adalah cara yang kurang tepat. Egois karena dengan begitu sangat mendambakan Chandra. Meski ini bukan pertama kalinya jatuh cinta, tapi Chandra adalah orang pertama yang Silla cintai dengan sebegitunya, atau mungkin, dia juga orang terakhir bagi Silla untuk hal itu.
Tangan Silla merogoh saku bajunya yang lecak. Mengambil ponsel yang belum sempat dia mainkan sejak bersama Chandra. Mengaktifkan data dan langsung membuka aplikasi tukar pesan berwarna hijau. Beberapa personal chat berhamburan, ditambah pula beranda grup yang ramai penghuninya sedang saling bersahutan satu sama lain. Ada satu pesan yang membuat senyum Silla kembali terbit. Pesan yang dikirim oleh Chandra. Tanpa basa basi lagi, dia segera menekannya, membaca isi pesan tersebut.
Senyum Silla terbit lebih lebar dari sebelumnya. Bahkan ekor matanya turut menyipit meski tak sesempurna bibirnya. Siapa yang tidak merasa bahagia jika ada di posisi Silla? Setelah menghabiskan waktu bersama orang yang disukai, kemudian lanjut dengan saling bertukar pesan. Sederhana memang, tapi tidak semua orang bisa mendapatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral 293 [sudah terbit]
Romance[CERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM WRITING MARATHON YANG DILAKSANAKAN OLEH CAKRA MEDIA PUBLISHER] Sejak aku menyadari perasaan ini tertuju untukmu, aku juga menyadari pada jarakmu yang cukup jauh. Di saat mata ini tak lagi melihatmu dengan tatapan bi...