"Dari sejak cerita ini dimulai, aku akan terus menyukaimu, Chan. Aku tidak akan menyerah dengan perasaan ini. Aku akan membuktikan padamu, jika perasaanku ini tidak salah. Bahwa menyukai sahabat sendiri tidak melulu berakhir tragis."
Masih ingat dengan apa yang aku katakan awal-awal lalu? Iya, itu tepat ketika perasaan yang aku miliki untuk Chandra, masih sedang merekah-rekahnya. Sekarang pun masih, hanya saja tidak terlalu ketara seperti dulu. Kalian baca kalimat di atas bukan? "Aku akan membuktikan jika perasaanku tidak salah, menyukai sahabat sendiri tidak selalu memiliki akhir yang tragis, dan aku tidak akan menyerah dengan perasaan ini."
Nyatanya, lihat lagi sekarang apa yang terjadi. Ternyata ending dari perjuanganku untuk Chandra tidak memiliki akhir yang berbeda dengan kisah cinta sendirian di luar sana. Aku yang pada akhirnya juga memilih untuk menyerah. Kepergian ini tak memiliki arti jika aku berhenti mencintai. Hanya saja, memang harus benar-benar dihentikan.
Mungkin kalian sedang mencintai seseorang, atau mungkin sedang terlibat kisah yang sama sepertiku. Jika demikian, pikirkan juga perasaan seseorang yang kalian cintai. Cinta itu memberikan kebebasan. Jangan memaksakan diri sendiri untuk dicintai hanya karena kita sudah mencintai. Cinta memang harusnya perihal timbal balik. Tapi, tak ada pemaksaan dalam cinta. Timbal balik itu juga harus dilakukan dengan tulus.
Jadi aku harap, kisah cintaku dengan Chandra bisa memberikan kalian pemahaman lain mengenai cinta sendirian. Meskipun memang pada akhirnya aku harus tetap melepaskan Chandra, semoga hal itu bisa memberikan kalian pelajaran. Perihal bagaimana leganya ketika kita melepaskan suatu hal yang bukan milik kita. Karena pada akhirnya, se-erat apa pun kita menggenggam, jika bukan kita pemiliknya, maka dia akan tetap pergi dari genggaman.
Kisah cintaku dengan Chandra sudah selesai. Hanya kisahnya saja yang selesai, tapi tidak dengan perasaanku. Perasaan ini masih seutuh dulu, sejak pertama aku mencintainya.
****
Terimakasih karena telah membaca Ephemeral, 293. Semoga cerita ini melekat di ingatan kalian.
Salam Cinta,
Kamila Agustina, dari Langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ephemeral 293 [sudah terbit]
Romantizm[CERITA INI DIIKUTSERTAKAN DALAM WRITING MARATHON YANG DILAKSANAKAN OLEH CAKRA MEDIA PUBLISHER] Sejak aku menyadari perasaan ini tertuju untukmu, aku juga menyadari pada jarakmu yang cukup jauh. Di saat mata ini tak lagi melihatmu dengan tatapan bi...