Suara jangkrik terus bersautan, mengisi kesunyian malam ini. Alvaro, Askara dan Nicholas masih betah dengan keterdiamannya, tanpa ada yang mau mulai bicara. Mereka bertiga, duduk di lantai teras rumah Alvaro.
Ekhemm!!
Askara, mengkode Alvaro. Untuk menjawab pertanyaan nya dengan Nicholas tadi. Sedangkan Alvaro hanya menatap sekilas Askara.
"Gue tadi ketemu Dodol," ujar Alvaro, mengingat perkataan Aldo 'Anak haram.'
"Dodol? Siapa dodol?" tanya Askara bingung. Menatap Nicholas untuk mendapatkan jawaban, Nicholas hanya mengangkat bahu nya acuh, tidak tahu juga.
"Aldo," jawab Alvaro. tanpa embel embel Kakak, padahal tua Aldo 1 tahun dari Alvaro, Aldo dan Alvaro satu sekolahan di Gabriel high school, begitu juga dengan Askara dan Nicholas.
"Dia ngapain lo lagi? Emang ya! tu orang, ngerasa paling berkuasa. Hoby nya, hanya bully adek kelas doang. Tapi lo nggak papa kan?" Askara, sambil memutar badan pendek Alvaro, demi memastikan ada lecet atau tidak.
"Ngak kok, tapi tadi hampir aja tangan gue ini tadi remuk. Untung aja, Kakak dodol itu tadi datang."
"Kakak yang mana?" tanya Nicholas,yang dari tadi hanya menyimak pembicaraan dua sahabatnya itu.
Alvaro menggeleng kepala nya pelan, "kagak tahu gue, tapi dia mirip dengan Anime loh." Alvaro sangat antusias menjelaskan bagaimana Penampilan Arden tadi.
"Kak Arden," sahut Nicholas, yang tahu tentang Gabriel family.
"Hah! Sarden," kata Alvaro, memicingkan mata bulat nya.
Askara dan Nicholas hanya menghela nafas berat, mereka tahu Alvaro mendengar ucapan Nicholas tadi. Namun, emang sengaja Alvaro mengubah nama orang.
"Sarden, mungkin ibu nya dulu, ngidam ikan sarden ya!" cetus Alvaro, dengan tawa kecil.
"Arden," tekan Nicholas, dengan suara dinginnya.
"Ya, elah lo. Biasa aja kale, tapi lebih cocok di panggil sarden sih." ucap Alvaro, yang masih ngeyel manggil Arden dengan sebutan ikan sarden.
"Serah."
Jawab Askara dan Nicholas pasrah, karena mau di bilang bagaimana pun, Alvaro pasti akan tetap memanggil nya.
"Oke deh, lo dah pulang dengan selamat, kita pulang dulu ya," ucap Askara.
Alvaro hanya menggangukan kepalanya, melihat kedua sahabatnya itu pulang dengan mobil Askara, Sampai tidak terlihat lagi.
Di saat Alvaro berdiri, tiba-tiba dadanya merasa sesak, seperti ada batu yang menimpa dadanya itu. Alvaro meremas dada sebelah kiri nya kuat, berharap rasa sesak itu hilang. Tangan satu nya, Alvaro gunakan memengang tiang rumah, sebagai tumpuan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...