Di dalam mobil Arkan,sibuk menyuapi the baby bear. Alvaro! Rafael yang melihat itu, tersenyum bahagia, melihat tuan besar nya.
"Tuan, kita akan kemana?" tanya Rafael,yang tengah fokus menyetir mobil.
"Ke jalan rambutan paman, di tempat Al jualan donat," sahut Alvaro, yang sudah menyelesaikan makanan nya.
"Baik, Tuan muda."
"Alvaro, bukan Tuan Muda," tekan Alvaro, dengan tatapan tajam. Arkan, yang melihat tatapan tajam Alvaro, Langsung mencium pipi kanan Alvaro.
Alvaro yang di cium oleh Arkan, membulatkan matanya, "kok cium cium sih, Alvaro normal," ucap Alvaro memandang Arkan dengan tatapan kemusuhan.
"Apa salah? Mencium Anak sendiri?."
"Nggak sih, ya udah sini, giliran Alvaro lagi cium Daddy," balas Alvaro, mencium pipi kanan Arkan. Setelah Alvaro mencium Arkan, Al segera memeluk Arkan,karena malu.
Arkan tersenyum hangat, lalu membawa Alvaro ke atas pangkuannya. Alvaro masih saja,memeluk Arkan.
"kenapa? Malu?," tanya Arkan lagi.
Alvaro menggangukan kepalanya pelan, "Nanti, Paman Rafael, ngadu ke kakak gimana? Kan Alvaro malu Dad."
"Paman Rafael tak akan mungkin mengadu, sebelum Paman Rafael ngadu, sudah Daddy hukum duluan."
"Yang benerrrrr," cibir Alvaro,yang melepaskan pelukan nya.
"Al, bicara dengan baik." tegur Arkan, dengan tatapan tajam nya. Alvaro yang di tatap, menutup wajahnya dengan ke dua tangan mungilnya.
Tak berapa lama pun, mereka sudah sampai di tujuannya. Alvaro menatap sendu di balik kaca mobil,di saat melihat bang Ridho, yang berjualan kacang rebus tersebut.
"Dad, Daddy punya uang tidak?"
Arkan yang tahu maksud Alvaro, segera mengeluarkan dompetnya, di saku celana berbahan dasar tersebut.
"Nih, uang nya. Daddy hanya punya segitu," jawab Arkan lembut,dengan memberikan 10 lembar uang yang berwarna merah.
"Ini sudah cukup kok Dad."
Alvaro pun bangkit dari pangkuan Arkan,dan ingin keluar dari mobil. Namun, segera Arkan tahan.
"Biarkan Rafael yang turun, Al di sini saja."
"Nggak mau, Alvaro yang turun."
"Terserah saja, pokoknya Daddy tak akan membiarkan mu keluar dari mobil," ungkap Arkan. Karena Arkan mendapatkan laporan, kalau musuh ada di sekitaran nya sekarang.
Alvaro mengerucutkan bibir nya, dan menyilang ke dua tangannya di dada, "ya udah, Paman Rafael yang turun. Dad, jangan lupa, makanan yang tadi."
Arkan membalas dengan senyuman tipis, dan membawa Alvaro ke pangkuannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...