Bulan purnama bersinar dengan terangnya, pada malam ini. Di temanin, beribu-ribu bintang di langit, semakin membuat suasana menjadi indah.
Terlihat, lelaki yang sudah berkepala empat itu, sedang duduk di kursi yang berada di balkon kamar. Dengan putra bungsunya, yang selama ini ia cari. Akhirnya, bungsunya berhasil ditemukan.
Alvaro sangat antusias mengemut benda bayi itu-pacifier di bibirnya. Anak yang bertubuh mungil itu, tengah berbaring di pangkuan sang Daddy, yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak. Arkan tersenyum puas, menatap wajah polos Alvaro. "Bayi besar," batin Arkan. Sekali kali, Arkan menggoyangkan pelan tubuh mungil itu, dan menepuk-nepuk bokong semok Alvaro.
"Bunda, benar ya, dek. Putra bungsu Daddy ini, sangat mirip dengan Bunda. Bak pinang di belah dua! selalu jaga kesehatan ya sayang," ucap Arkan, yang masih menatap wajah Alvaro.
Aldo perlahan lahan masuk ke dalam kamar Daddy nya, dan langsung melihat Arkan sedang duduk di balkon kamar,sambil memandang langit malam.
"Dad. Adek masih ti... " ucap Aldo terpotong melihat Alvaro, "Adek, Sangat menggemaskan," lanjut Aldo sambil tangan nya mencubit pelan pipi putih Alvaro. Yang membuat sang empu,melenguh.
"Ihhhhhh, dodol nganggu aja," kata Alvaro dengan suara khas bangun tidur. Arkan dan Aldo saling tatap 'dodol?'
"Hei, bangun sayang. Sudah malam! Adek belom makan, 'kan? Lihat aja sampai mengingau," ujar Arkan lembut. Sembari tangannya mengelus rambut Alvaro.
Alvaro membuka matanya perlahan-laha, dan merasakan ada sesuatu di bibir nya, segera Alvaro meraba-raba benda itu. Setelah benda itu di tangan mungilnya, Alvaro membulatkan matanya. "Pacifier," batin Alvaro. Lalu melihat Arkan, yang hanya mengangkat sebelah alisnya.
"TUA BANGKA, HUAAAAAAA. ALVARO SUDAH TIDAK SU..." teriak Alvaro. Namun, tangan kekar Arkan langsung membungkam bibir sexy Alvaro.
"Hmmpphhh,"
"Daddy, Adek nggak bisa NAFAS," pekik Aldo. yang melihat Alvaro mulai kesulitan bernapas, Arkan pun segera melepaskan tangannya.
"Dek, ada yang sakit sayang," panik Arkan, Alvaro hanya memutar matanya malas. "Kalau mau bunuh Alvaro,jangan gini dong," Sahut Alvaro.
"Siapa yang ingin membunuh mu, anak nakal."
"Ada orang nyulik anak remaja, tapi ngak di kasih makan," sindir Alvaro menatap tajam kearah Arkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...