Happy reading ❤️
200 orang yang menyerang Arkan dan yang lainnya, sekarang mati semua nya.
"Dasar, tikus kecil." Arkan menendang tubuh yang sudah tak bernyawa itu.
Aldo meniup revolver nya dengan bangga "badan aja yang besar."
"Dad," panggil Arden
Arkan yang di panggil menoleh ke sumber suara, dengan tatapan tajam seolah bertanya kenapa?
"Lebih baik, ke rumah sakit dulu,dad!" Ajak Arden.
"Tidak perlu." Arkan berlalu begitu saja, dan masuk ke dalam mobil.
"Nggak salah, adek panggil,pak tua." Aldo hanya terkekeh geli mendengar ucapan kakak ke duanya itu.
"Baru tahu,ya!"
"Mendingan kita kembali ke Mansion," ucap Agra. Yang dari tadi di belakang kakak adek itu
"Hm."
Mereka pun masuk ke dalam mobil masing-masing, kecuali Aldo dan Arden. Mereka berdua,masuk ke dalam mobil yang sama dengan Arkan. Tak perduli kalau mobil itu, jendela kacanya sudah pecah.
........................................
Mobil Axel berhenti tepat di halaman depan Mansion. Di balik kaca depan mobil, dapat Axel lihat bodyguard dan maid sudah berbaris rapi di depan pintu utama Mansion untuk menyambut ia dan keluarga lainnya yang sedang dalam perjalanan.
"Dek.... Bangun." Axel menepuk pelan pipi Alvaro yang tertidur pulas. Tapi,Axel ada merasa aneh di saat telapak tangan nya menyentuh kulit pipi Alvaro 'panas' itu lah yang Axel rasakan.
Lalu Axel kembali menyentuh kening Alvaro dengan punggung tangan kirinya dan itu masih sama 'panas'.
Tanpa berpikir panjang, Axel keluar dari mobil dan membuka pintu kanan mobil tepat Alvaro duduk.
Setelah nya, Axel mengendong Alvaro ala bridal style masuk ke Mansion.
Bodyguard dan maid yang melihat tuan muda nya itu membungkuk kan badan nya dan sudah bersiap ingin mengeluarkan suara nya. Namun, belom sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka suara bariton Axel sudah membuat mereka merinding.
"Jangan berisik! Dan telpon Dr.Leon. suruh dia, datang ke Mansion," ucap Axel tegas.
Kepala pelayan pun dengan gerakan kilat, Langsung melaksanakan perintah Axel.
Di dalam kamar, Axel membuka perlahan pakaian Alvaro untuk ia ganti dengan pakaian yang baru. Karena baju yang Alvaro pakai sekarang sudah basah akibat keringat dingin Alvaro.
Setelah membuka seluruh pakaian Alvaro, Axel membalurkan telapak tangan dan kaki Alvaro dengan minyak telon, dada Alvaro pun juga.
Kemudian,baru lah Axel mengenakan pakaian yang bersih ke tubuh Alvaro.
"Cepat sembuh, Adek kesayangan Kakak." Axel mencium pipi Alvaro sekilas. lalu baru ia ingat,kalau di kamar Alvaro menyimpan Bye Bye Fever.
Axel pun membuka nakas kecil, yang di samping ranjang. Beruntung memang benar ada Bye bye Fever nya.
"Sampai 5 menit kau tak datang,Leon. Habis kau, ku buat," gumam Axel, sambil menempelkan Bye Bye Fever ke kening Alvaro.
..................................
Arden ingin rasanya memukul wajah datar Arkan, tapi ia masih memiliki rasa takut ke daddy nya itu.
"Dad, kalau tidak di obatin punggung Dady, bisa saja infeksi." Arkan acuh dengan Arden. Ia berlalu ke walk in closed.
Huft
"Seandainya bukan bokap, sudah Arden bunuh."
"Kau ingin membunuh daddy mu sendiri?" Arden membalikkan badannya dan melihat tatapan tajam dan dingin.
"Jika bisa," jawab Arden.
Arkan pun duduk di sofa dan menyamping badan nya ke kanan tanpa memakai baju, hanya memakai celana pendek.
"Daddy, tunggu 5 detik."
Mendengar itu, Arden mendekati Arkan, untuk mengobati punggung yang terluka tadi.
"Di mana Adek?" Tanya Arkan. Mencari topik pembicaraan, karena suasana nya hanya hening.
"Di kamar nya tadi. Sedang demam!"
Mendengar itu Arkan langsung bangkit dari duduknya, dan mengenakan baju kaos pendek, ke tubuh nya.
"Daddy, belom selesai," Arden sedikit berteriak, tapi tak Arkan perduli kan.
"Daddy,yang baik."
Arden pun juga ikut keluar dari kamar Arkan. Arden tahu daddy nya pasti mengkhawatirkan Alvaro.
Walaupun Arkan jarang berinteraksi dengan ke tiga anaknya tapi Arden tahu dan sangat yakin, bahwa Arkan menyayangi semua Anak nya. Namun, caranya yang berbeda.
Jika Kasih sayang Arkan ke Alvaro terbuka maka sebaliknya. Kasih sayang Arkan ke Axel, Arden dan Aldo tertutup.
TBC.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...