Happy reading ❤️Sesal! Itulah yang Sarah,Reyhan,Agra dan ke tiga Putranya rasakan. Di saat Rafael, menyondorkan maps merah berisi data lengkap Arzan. Mereka salah, sangat salah. Membiarkan hama masuk ke dalam Mansion, dan sekarang Bungsu Gabriel-Alvaro tak tahu di mana?
Akan tetapi, semuanya sudah terlambat. Data Arzan tak lagi berguna sekarang, ia sudah mati. Itulah penyesalan selalu datang terakhir. Namun, walaupun begitu Arzan di kubur secara layak oleh mereka berlima.
"Maaf," Kata 'maaf' itu, masih saja terlontar oleh Sarah, di tambah pikiran selalu terbayang akan ia menampar cucunya sendiri,demi membela Arzan.
Reyhan tak tahu berbuat apa, Arkan dan cucunya yang lain sudah terlanjur marah. Seandainya ia dulu, dengar apa kata Arkan. Bahwa bungsu Gabriel sesungguhnya adalah Alvaro bukan Arzan. Namun, apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur.
Yang bisa mereka lakukan,adalah berdoa agar Alvaro dapat di temukan dalam keadaan baik-baik saja. Agar, Arkan dan ke tiga putra nya, mau memaafkan mereka berlima. Termasuk Alvaro nanti.
Maid dan Bodyguard tak henti-hentinya ikut memanjatkan doa,agar tuan kecil mereka. bisa di temukan. Dan keluarga tuan besar nya itu, kembali harmonis.
Suasana Mansion sekarang kacau, seperti hati mereka semua. Arkan masih belom dapat kabar tentang Alvaro. Air mata Sarah, terus keluar dari pelupuk matanya. Aslan menangis dalam diamnya, Aslan mengutuk dirinya sendiri. Karena,ini semua bermula dari nya. Ia yang membawa Arzan masuk, tapi salahkan hatinya yang mudah luluh.
****
5 hari sudah berlalu, Alvaro tak juga kunjung ketemu. Bungsu Arkan seperti di telan bumi, benar-benar hilang jejak.
Dan semenjak itu pula, Arkan seperti Mayat hidup. Ia tak kenal lelah mencari kesayangannya, tak jauh berbeda dengan ke tiga putra nya. Bahkan, Axel, Arden dan Aldo belum kembali ke Mansion. Mereka bertiga,terus berada di luar guna mencari adek mereka,yang tak tahu di mana sekarang. Mobil bagi mereka, sudah menjadi rumah ke duanya.
Agra dan ke tiga anaknya, juga ikut mencari Alvaro, begitu pun Sarah dan Reyhan.
Prang
Suara itu berasal dari kamar Arkan, pecahan lemari kaca menjadi saksi atas kegilaan Arkan itu sendiri.
Mata Arkan tak sengaja melihat Poto kesayangannya, berdiri kokoh di nakas dekat kasur. Dengan langkah tergopoh-gopoh, Arkan mengambil figuran Poto bungsunya yang tersenyum sangat manis,di saat mereka di pantai dulu.
"Dek... Putra Daddy di mana sekarang... Da-daddy kangen sama ka-mu...," Isakan tangis tak kuasa Arkan tahan. Ia mengelus foto wajah Alvaro, "pulang,nak...."
Lalu,Arkan memeluk Poto Alvaro.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu, terdengar jelas. Di iringi dengan...,
"Dad, kita berhasil melacak keberadaan Adek." Mendengar itu Arkan bergegas ke kamar mandi sebentar, untuk membersihkan terlebih dahulu tubuhnya.
Merasa sudah bersih,tak lupa Arkan memakai pakaiannya,dan keluar dari kamar.
"Dimana?" Tanya Arkan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...