14.KOTA PARIS

6.4K 331 4
                                    

Happy reading ❤️

Malam yang sangat indah. Bulan purnama bersinar dengan terangnya, gemerlap lampu penerangan jalan,rumah, hotel, apartemen dan menata Eiffel menambah ke indahan malam di kota Paris.

Kota Paris yang dijuluki city of light (Kota yang bercahaya). Tahun 1860-an, Paris diterangi 56.000 lampu gas, Yang membuat nya mendapatkan julukan city of light. Tidak hanya itu, Kota Paris juga di juluki city of love (kota romantis). Kerena suasana nya yang romantis.

Di apartemen LE BEAU MARAIS. Aldo hanya tengkurap di kasur empuk apartemen, sambil tersenyum melihat CCTV di Mansion Indonesia melalui laptop nya. "huaaaaaa, kak Aldo nggak sayang lagi, sama Alvaro.

"Omong kosong apa itu," ucap Aldo. Setelah mendengar perkataan Alvaro.

Ceklek

Pintu apartemen terbuka, Aldo tak memperdulikan nya karena ia tahu siapa orang itu. Yang tidak lain, adalah sepupunya sendiri. Aslan Recochef Gabriel, anak bungsu dari kakak Daddy nya, Arkan. Umur Aslan 2 tahun berbeda dengan Aldo, pemuda yang memiliki paras tampan, dan berwajah datar itu melangkah mendekati Aldo yang masih melihat Alvaro.

"Wah, Aldo. Daddy nyulik anak siapa? Gemes banget." Aslan merebahkan tubuhnya di samping Aldo.

"Adek gue," balas Aldo singkat. Yang membuat Aslan binggung sendiri
kerena setahu Aslan, Daddy nya itu tidak lagi menikah setelah Alya di nyatakan hilang. Aldo yang tahu kebingungan Aslan, memilih mematikan laptop nya dan mengubah posisinya menjadi duduk.

"Alvaro Louis Gabriel. Adek kandung gue bang. Al baru ditemukan dua Minggu yang lalu." Setelahnya, Aldo beranjak pergi ke arah balkon apartemen,  lalu berdiri di pembatasan balkon dengan menatap kemerlap merlip lampu menara Eiffel.
Aslan langsung mengikuti langkah Aldo, jujur Aslan masih belom paham.

"Abang belom mengerti Do." Aslan menatap wajah datar Aldo.

Aldo pun menceritakan nya ke Aslan, dari ia menghina Alvaro dulu sewaktu sekolah sampai kejadian Alvaro dibully  oleh ke tiga temannya dan berakhir Aldo yang menerima getah nya.

Aslan tentu terkejut mendengar ucapan Aldo, fakta yang mengejutkan.

"Do. Serius! Alvaro putra bungsunya Daddy, dan bunda sudah ngak ada?" Aslan ingin memastikannya.

Aldo menggangukan kepalanya mantap, "serius Bang, buat apa Aldo bohong."

"Raja?" tanya Aslan.

"Mati."

Setelah itu, hanya hening tidak ada lagi percakapan antara Aldo dan Aslan. Angin malam berhembus pelan, terlihat dari balkon apartemen perjalan kaki juga ikut menikmati suasana malam di kota Paris.


***

Di mansion pukul 09.45 menit. Arkan di buat jengah oleh putra bungsunya ini. Yang memang di luar naral  sifatnya, Arkan akui kalau fisik Alvaro lebih ke istrinya. Bahkan sangat mirip bak pinang dibelah dua. Namun, berbanding terbalik dengan sifatnya. Sifat Alvaro lebih mendominan ke Arkan sendiri 'keras kepala'.

"Al, ayok kita tidur. Ini sudah malam adek." Arkan berusaha bersabar untuk membujuk Alvaro.

Lagi dan lagi hanya gelengan pelan dari Alvaro, yang sibuk bermain game Pou di ponsel Arkan. Yang sudah Alvaro download sendiri. Ya, tidak mungkinkan si Arkan yang mendownload.

Jarum jam terus berputar pada lingkaran nya. sedari tadi, Alvaro masih berusaha menahan kantuknya, padahal ponsel itu sudah beberapa kali terlepas dari tangan mungil Alvaro. Arkan hanya diam memperhatikan, di ambil paksa pun ponselnya Alvaro akan merengek. Arkan ingin, membiarkan Alvaro tidur dengan sendirinya. Dan benar saja Alvaro sudah tertidur pulas,dengan posisi duduk yang di belakang nya ada Arkan menahan bobot tubuh Alvaro.

Arkan memperbaiki posisi tidur, anak nakal nya itu. Di saat, Arkan menyelimuti tubuh Alvaro, mata bulat itu terbuka lebar menatap sayu ke arah Arkan. Arkan segera berbaring di samping Alvaro dengan posisi miring memeluknya pelan, Tangan kiri Arkan mengelus punggung sempit anaknya itu.

"Sudah tidur," ujar Arkan lembut.

Alvaro bukan nya tidur kembali, malahan ia memberikan pertanyaan yang menjengkelkan yang pastinya orang tahu apa artinya.

"Dad. Daddy bisa bahasa Inggris?" tanya Alvaro

Arkan mengangkat sebelah alisnya, "bisa dong. Al mau dengar?"

"Nggak." Alvaro menatap mata hazel Arkan dengan senyuman tipis nya.

"Al. Ada pertanyaan buat DaddyKalau Daddy ngak bisa jawab, besok Daddy telpon kak dodol, buat pulang dan minta maaf dengan Al."

"Oke, dan jika Daddy bisa jawab pertanyaan Al. Al harus ikuti perkataan Daddy dan yang lainnya," ucap Arkan menyanggupi permintaan Alvaro.

"Ya,ya. Artinya tomorrow apa Dad?"

"Besok." Arkan dengan percaya diri nya menjawab pertanyaan Alvaro, tanpa tahu kalau itu pertanyaan jebakan.

"Kok besok sih. Sekarang Daddy~," rengek Alvaro. Dengan memulai drama nya, sok paling sedih.

Arkan di buat heran,"apa salah ya,tapi benar." Batin Arkan.

"Benar loh sayang. Tomorrow itu artinya besok." Arkan mengelus rambut Alvaro lembut.

"Kan, besok...,  Alvaro ingin nya sekarang." Al menjeda ucapannya "Nah, karena Daddy tidak bisa menjawab, Daddy harus telpon kak dodol."

Arkan terdiam sejenak, memikirkan pertanyaan Al. Lalu, baru lah Arkan sadar jika pertanyaan yang di berikan bungsu nya itu pertanyaan jebakan.

"Hmmm. Daddy tahu sekarang, dasar anak nakal." Arkan mencubit gemas hidung Alvaro lalu mencium seluruh wajah Alvaro. Sang empu hanya terkekeh geli, "yeaaaay,  Al menang."

"Sekarang tidur,son. Besok Daddy telpon kak Aldo nya, ya!" ujar Arkan.

Alvaro segera mencari posisi yang nyaman, dan serasa sudah mulai nyaman dengan tidur terlentang Alvaro mulai memejamkan matanya.

Tak membutuhkan lama, Alvaro benar benar sudah tertidur pulas. Arkan bangkit dari baringnya secara perlahan lahan agar tak membangunkan Alvaro.

Arkan ingin keluar dari kamar Alvaro,tapi langkah nya tertahan di saat melihat pecifier di atas nakas.
Arkan pun mengambil pecifier itu, lalu mengarahkan nya ke bibir Alvaro. Dan itu, di terima baik oleh putra bungsunya. Arkan yakin, kalau Alvaro bangun dan ada pacifier pasti ngamuk.

Setelahnya, Arkan berlalu keluar kamar. 'bodo amat'  pikir Arkan, jika si bungsu nya ngamuk nanti. Tanpa Arkan sadari, Arden melihat semuanya tadi.

"Memang anak nakal."








TBC
.
.
.



Jangan lupa vomen







ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang