19. DRAMA ALICE

5.6K 283 3
                                    









Happy Reading.

Gelar Aktris sangat cocok untuk Alice, di mana ia pura pura menyesali perbuatannya di masa lalu tapi aslinya tidak. Agra adalah lelaki yang sangat bodoh, ia sudah buta akan cinta, itulah pikiran Alice. Namun, demikian Alice Sangat memanfaatkan nya.

"Bagaimana? aku hanya takut si Agra bodoh itu akan tahu rencana kita sayang." Alice membelai lembut dada bidang sang pacar nya itu Felix lioner _musuh Gabriel family sekaligus kekasih Alice. Yang sudah 3 tahun ini mereka menjalani hubungan. Dan itu sama sekali tidak ada yang tahu hubungan mereka kecuali orang orang kepercayaan Alice dan Felix sendiri.

"Tenang lah, sayang. Kau lihat! Tiga tahun ini tidak ada yang tahu. Lebih baik sekarang, kita habiskan waktu berdua dulu." Felix juga ikut membalas belaian Lembut dari Alice.

Mereka sekarang ada di mansion Felix, yang tidak jauh berbeda dengan Mansion Arkan, terletak di dalam pohon pohon Cemara juga.

Kenapa bisa Alice ke mansion Felix?

Alice sangat pandai bersandiwara, Alice bilang ke Agra ingin kumpul dengan teman-teman nya, sekalian untuk menginap satu malam. dan tentu saja Agra menyetujui permintaannya istri nya.

Malam itu mereka berdua habiskan waktu berdua, mereka pasangan yang sangat cocok, sama sama jahat. Tanpa mereka tahu, seseorang lelaki yang baru saja mengetahui hubungan gelap Alice dan Felix itu, sangatlah geram. Tega sekali Alice menghianati tuan Agra.





***



Aldo berdiam diri ruang keluarga, duduk dengan santai nya, raga Aldo bisa terlihat tidak terjadi apa-apa, tapi jiwa Aldo berkata lain. Mimpi yang Aldo alami tadi malam, masih saja berputar di otaknya. Aldo melirik jam di tangan nya,yang menunjukkan pukul 09:45 pagi. Semuanya masih enggan keluar dari kamar, dan hari ini pun juga,mereka memilih untuk meliburkan diri.

"Siapa yang di maksud Bunda?" gumam Aldo pelan. Ucapan itu, sudah berapa kali Aldo lontarkan di lisannya,tapi tetap saja Aldo juga masih belom tahu jawabannya.

Di kamar Alvaro merengek ingin ketemu  Daddy nya, tanpa peduli nafas yang sesak terpenting bagi Alvaro sekarang bertemu dengan Daddy nya.

"Pengen ke - temu dad- Daddy," ujar Alvaro terbata bata, oksigen seperti pergi ngak tahu kemana, Alvaro tetap masih berusaha meraup oksigen sebisanya.

" Iya, ya Al. Kita ketemu Daddy! Tapi jangan nangis lagi, oke. Lihat Al susah bernafas kan," Axel meraih nassa canula  di atas nakas dekat kasur, "Al, pakai ini dulu."  Axel memasang nassa canula itu ke hidung  Alvaro.

Setelah nassa canula terpasang, baruh lah Alvaro merasakan sedikit lega, nafas nya perlahan lahan kembali normal. Melihat itu, Axel segera mungkin mengendong Alvaro ala koala, tangan kanannya menahan tubuh Alvaro agar tidak jatuh, tangan kiri Axel untuk memengang tabung oksigen berukuran mini.

Beberapa langkah pun, Alvaro dan Axel sampai di kamar Arkan. Di dalam kamar terlihat, Arkan baru saja selesai mandi, rambut yang basah dan hanya memakai batrhope putih di tubuhnya. Alvaro memberontak ingin turun dari gendongan Axel, Axel pun menurunkan Alvaro secara perlahan lahan. Arkan juga ikut mendekati Alvaro dan Axel.

"Kenapa?" Arkan mengendong Alvaro ala koala nya, dan menghapus jejak air mata di pipi gembul putra bungsunya, "mau cerita?"

Axel setelah itu, keluar untuk mandi juga di kamar nya.

Bukan mendapatkan jawaban dari Alvaro, Arkan hanya mendapatkan suara tangis pilu. Yang Arkan lakukan ialah menenangkan Alvaro dengan mengelus punggung bergetar Alvaro, dan memberikan kata kata penenang.

"Sudah, jangan nangis lagi ya son. Siapa menyakiti Al? Bilang sama Daddy."

Diam. Alvaro hanya diam, mengingat kembali mimpi yang ia sudah alami. Jika Aldo bermimpi ketemu Bunda nya, beda hal dengan Alvaro. Alvaro bermimpi sosok bayangan wanita, yang Alvaro sendiri tidak tahu ia siapa.

Namun, bayangan wanita itu dengan lantang nya berucap "KAMU AKAN MENJADI MILIK KU, DAN KEMUDIAN AKAN MATI BERTEMU BUNDA MU ITU." itulah yang di ucapkan sosok bayangan wanita itu.

Setelah mengingat kembali mimpi yang Alvaro alami, spontan Alvaro berteriak histeris seperti orang kesurupan, bahkan suara teriakan Alvaro terdengar sampai ke lantai 1, dan membuat semua pawang Alvaro berlari menuju sumber suara.

"Al, sayang tenang. Ini Daddy! Al kenapa?" Arkan binggung apa yang sebenarnya terjadi dengan Bayi besarnya itu. Arkan berjanji, akan membalas perbuatan orang itu, yang telah menyakiti Alvaro.

"Al takut." Dua kata itu mampu membuat Arkan semakin binggung, apa yang di takut kan Alvaro? Kenapa bisa seperti ini? Padahal Arkan sangat yakin beberapa Minggu ini, Alvaro selalu di jaga sangat ketat oleh keluarga besar Gabriel dan juga bodyguard yang jumlahnya 20 orang hanya menjaga Alvaro.













TBC
.
.
.

H

ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang