Pukul 5 pagi, Mansion sudah di hebohkan oleh Alvaro. Para maid dan Bodyguard, hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah tuan kecil nya.
"Ayok Dad, cepat. nanti telat," ajak Alvaro menarik jemari Arkan yang duduk di sofa ruang keluarga.
"Dek, ini masih pukul 5 pagi. Nggak ada sekolah yang buka, jam segitu."
"Ya, sekarang masih jam 5,nanti kalau di perjalanan pasti sudah jam 7 dad," balas Alvaro yang kekeh mau berangkat sekolah pagi ini juga.
Arkan menghela nafas panjang, biasanya jam 5 ini masih di kasur empuknya, sekarang malah di ajak ke sekolah.
"Apa adek ke sekolah pakai piyama?" tanya Arkan menatap intens Alvaro dari atas sampai bawah.
Alvaro pun,juga ikut melihat dirinya. Yang masih, memakai piyama bergambar bebek,bahkan rambutnya masih berantakan. "INI GARA GARA DADDY SIH, KENAPA BARU BILANG. PASTI ALVARO TELAT NIH," pekik Alvaro, segera berlari kecil menuju ke kamarnya dengan menggunakan tangga. Arkan yang melihat Alvaro berlari dengan cepat bangkit dari tempat duduknya menyusul Alvaro.
Di saat,Arkan sampai di kamar Alvaro. Arkan membelalakkan matanya melihat Alvaro yang sedang di beri inhaler oleh Arden. Dengan langkah cepat Arkan mendekati Alvaro. "Ada apa ini? Sayang ada yang sakit?" ujar Arkan cemas,
"It's okey Dad," jawab Alvaro. Yang sudah selesai di beri inhaler, nafasnya juga sudah kembali normal.
"Kenapa?"
"Serangan kecil. Arden tadi juga kaget,di saat Arden masuk kamar adek, adek sudah mengalami sesak nafas," ungkap Arden sendu.
Alvaro jadi berasa bersalah, segera dia memeluk Arden, "maafin Al ya kak, Al tadi naik tangga. Janji, nggak naik tangga lagi."
Arden terseyum senang, tangan Arden mengdakup pipi putih Alvaro, "kakak, pengang janji Al."
Arkan tersenyum tipis, "Daddy harap, keluarga kita akan selalu bahagia," batin Arkan.
Mata Alvaro tak sengaja menatap jam dinding, yang berada di kamar nya. "SUDAH JAM 6 LEWAT Al PAs....
Arden menutup mulut Alvaro, "Jangan berteriak nanti tenggorokan mu sakit." Menatap tajam Alvaro.
Alvaro yang melihat tatapan kematian kakak keduanya itu, meneguk salivanya kasar, "lemmpasmmmhhh," ucap Alvaro yang berusaha lepas.
Arden menjauhkan tangannya dari bibir Alvaro, Alvaro segera berlalu pergi ke kamar mandi.
"Arden juga mau siap siap."
Lalu beranjak pergi keluar dari kamar Alvaro.Arkan hanya membalas dengan anggukan kepala.
.
.
."Ingat! kata Al tadi ya dad, jangan bocorin identitas Al. Dan, kak dodol jangan sok dekat oke! Nanti mereka pada curiga lagi." tutur Alvaro yang baru saja sampai di ruang makan, setelah bersiap siap yang di bantu Arkan.
Ketiga kakak Alvaro, yang mendengar ucapan Alvaro hanya diam, fokus dengan sarapan masing-masing.
20 menit pun berlalu, Arkan dan yang lainnya sudah selesai dengan sarapan nya. Arden dan Axel mencium pipi dan kening Alvaro, kemudian mereka berdua pergi ke kantor dan rumah sakit.
"Ngapain dol? Lihatin Al Sampai segitunya," tanya Alvaro menatap curiga Aldo. "Oh, mau cium ya? Ogah!."
Setelah itu, Alvaro keluar dari Mansion di susul Arkan dan beberapa Bodyguard, Aldo yang mendapatkan penolakan itu, hanya menghela nafasnya. Lalu, pergi ke sekolah mengunakan motor.
Mobil Arkan pun sudah sampai di pekarangan sekolah, "jangan nakal," tekan Arkan di dalam mobil.
Alvaro hanya diam "ngak mungkin pak tua," batin Alvaro.
"Ya, sudah Al pergi ya dad. Daddy hati hati di jalan," balas Alvaro lembut menatap polos Arkan. Sedetik kemudian, Arkan di buat mati kutu. Yang di mana, Alvaro mencium bibir Arkan.
Alvaro keluar dari mobil, meninggalkan Arkan yang masih terdiam. Rafael yang melihat Tuan besar nya,ingin rasanya tertawa. Namun,tidak mungkin Rafael Masih sayang dengan nyawanya.
Waktu Alvaro ingin masuk kelas nya , Alvaro di hadang, " wah, anak haram ini sudah sekolah lagi ya."
Sekolah guys 😁
Papai
Moga suka ya 🙂
Cerita pertama ku dulu. Jadi, maklum jika alur nya tidak pas atau tidak nyambung.
Catatan: ini sad ending! Aku hanya memperbaiki mana yang typo dikit ² saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...