Happy reading ❤️
Gabriel's Family terlihat bahagia di tepi pantai, sambil menikmati indahnya sunset. Setelah tadi siang mereka mengambil Poto keluarga. Dan sekarang, mereka semuanya duduk berdampingan, berbaris panjang dan Alvaro berada di tengah tengah nya.
"Indah banget." Alvaro bahagia, menikmati momen ini. Alvaro fokus menatap ke depan, mendadak kenangan Alvaro dan bundanya dulu saat di pantai, walaupun berbeda pantai.
"Bunda, sudah bunda." Alvaro menutup wajahnya dengan kedua tangannya, agar tidak kena air cipratan bunda nya itu, tapi percuma tetap juga kena.
Hahahaha
Tawa Alya pecah, melihat Alvaro, "baiklah, Bunda berhenti."
Alya menarik pelan pergelangan tangan Alvaro, untuk membawanya ke tepian pantai dan duduk di sana.
"Anak bunda ini, senang?" Tanya Alya. Menatap lembut Alvaro.
Alvaro menggangukan kepalanya,
"Tentu Bunda, kapan - kapan kita kesini lagi ya, Bunda.""Jika tuhan masih mengizinkan ya,sayang." Alya membawa Alvaro kepelukan hangat nya.
"Al, kangen Bunda," lirih Alvaro pelan. Tapi masih bisa di dengar keluarga nya yang lain.
Arkan yang di samping kiri Alvaro, segera memeluk Alvaro dari arah samping, "Bunda,sudah bahagia di sana." Arkan mengelus pundak bergetar Alvaro, begitu juga dengan Axel yang juga di samping kanan Alvaro.
"Sudah, jangan nangis. Katanya, sudah dewasa! Kok, nangis?" Aldo beranjak dari tempat duduknya, dan duduk di hadapan Alvaro yang menangis.
Aldo mengelus rambut Alvaro lembut, "kalau adek nangis, Bunda juga ikut nangis. Emang adek mau? Bunda di sana nangis, juga?"
Hanya gelengan pelan yang Alvaro berikan, "nggak," jawab Alvaro pelan.
"Dad," panggil Alvaro mendongakkan kepalanya menatap wajah datar Arkan. Arkan yang melihat wajah mengengamaskan Alvaro,ingin rasanya menggigit pipi bulat itu, di tambah lagi mata bulat Alvaro yang berair karena air mata.
"Iya, kenapa jagoan, Daddy?" Arkan mengurungkan niatnya untuk menggigit wajah Alvaro.
"Al ngantuk."
"Utututu, Adek ngantuk." Aldo tertawa kecil, "ya, udah. Mendingan kita pulang aja."
"Baby bear, mengantuk,ya?" Ejek Aslan.
"Dad... Bang, Aslan nakal," ucap Alvaro.
"Nanti,kita hukum bang Aslannya." Arkan menggendong Alvaro ala koala,
"Rasain, di hukum Daddy." Alvaro menjulurkan lidahnya keluar, mengejek Aslan."Nggak takut." Aslan pun juga ikut menjulurkan lidahnya keluar.
"Sudah, sudah. Kasihan Alvaro, lihat matanya sudah merah gitu" lerai Sarah.
Lalu Alvaro membiarkan kepalanya menyentuh pundak Arkan, dan memenjam kan matanya. Tanpa sadar mereka seseorang mengambil gambar Alvaro yang tertidur di gendongan koala Arkan.
***
Send picture"Mereka sedang berada di pantai,tuan."
Pesan bodyguard Felix,
Felix melihat Poto itu, menyeringai, "akhirnya,aku juga bisa melihat kesayangan Gabriel. Tenang,sayang. Aku juga akan membalas dendam ku atas kematian mu dan kegagalan mendapatkan Alya."
Felix duduk santai di atas meja, dan melihat sekeliling kamar nya. Kemudian,mata Felix tertuju ke satu pintu yang berada di kamar nya, dan belom ada siapapun yang boleh masuk. Bahkan, Alice dulu.
Lalu Felix melangkah kakinya menuju pintu itu, dan masuk ke dalamnya.
Yang ternyata ruangan itu,penuh dengan Poto Alya. Dari semasa kecil sampai Alya SMA. Sebenarnya Alya dan Felix adalah sahabat dari kecil."Sayang. Seharusnya kamu milikku, dan aku pasti nggak bakalan merebut Alice dari Agra." Felix memandang sayu Poto Alya yang sedang tersenyum manis dengan memakai baju SMA.
"Namun, kenapa kamu memilih Arkan?" Felix merebahkan tubuhnya di atas kasur yang tak begitu besar,yang memang tersedia. Kenangan nya ia waktu dulu mengungkapkan perasaan nya ke Alya, kembali terbayang di benak Felix.
"Alya, sejujurnya aku sudah lama menyimpan perasaan cinta kepada mu. Aku,ingin kita lebih dari sahabat," ungkap Felix menghadap Alya yang duduk bangku sekolah.
Alya hanya diam, lalu sedetik kemudian, rasa kecewa yang Felix dapatkan.
"Sorry, Lix. Aku nggak bisa,dan aku dengan Arkan kita sudah jadian. Kan, dari dulu aku hanya anggap kamu sebagai sahabat," tutur Alya. Merasa tidak enak.
Tapi mau gimana lagi, cinta tak bisa di paksakan.
"Sahabat. Maaf Alya, gara gara keinginan ku untuk memiliki mu, berakhir seperti ini." Sejujurnya Felix juga tak ingin, keadaan menjadi rumit seperti sekarang.
Namun,satu fakta yang membuat Felix marah besar terhadap Arkan bahkan Gabriel family. Dan, berniat ingin membunuh semua keturunan nya di mulai dari Alvaro.
"Kenapa, kamu harus lahir dari darah keturunan Gabriel, Alvaro?" Felix melihat kembali Poto yang bodyguard kirim kan tadi ke ponsel Felix.
"Arkan, bersiaplah untuk melihat jasad anak kesayangan mu itu."
TBC
.
.
.
.Siap untuk konflik selanjutnya????????
Alvaro: pusing deh, baru aja bahagia.
Gabriel:........
Jangan lupa voment
Papai
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...