Happy reading
Anggota keluarga Gabriel's,sibuk menatap anak lelaki yang berumur 15 tahun itu, yang tengah terlelap tidur dengan damainya.
"Bayi." Sarah tersenyum bahagia melihat pemandangan di depannya. Bagaimana tidak? Alvaro di hukum, dengan memakai bedong dari selimut yang tak begitu tebal, dan juga pacifier di bibir Alvaro. Tak cuma itu, Alvaro juga di pakaikan topi tupluk berwarna coklat.
Axel mengambil ponselnya di atas nakas, kemudian mengambil potret Alvaro yang cosplay menjadi bayi itu.
"Ini, harus di abadikan." Axel terus menerus memotret Alvaro, sehingga membuat Alvaro terganggu dengan suara kamera ponsel Axel.
Alvaro mengerjabkan mata nya perlahan lahan, di saat cahaya lampu masuk ke remang remang mata bulatnya. Menghisap sesuatu yang ada di bibirnya itu, dengan semangat. Tanpa sadar, pawangnya terseyum penuh kemenangan.
"Katanya, sudah besar. Kok, masih ngisap pacifier," sindir Aldo.
Alvaro mendengar ucapan Aldo, seketika langsung sadar dan ia membulatkan matanya, setelah sadar apa yang ia hisab barusan.
"DADDY," teriak Alvaro, yang sudah melepaskan pacifier di bibir nya itu. "Kok, tangan dan kaki Al nggak bisa di gerakin?" Alvaro melihat ke tubuhnya yang ternyata di bedong.
Huaaaaaaaaaaa
"ALVARO,SUDAH TIDAK SUCI. LEPAS, AL BUKAN BAYI! AL, SUDAH BESAR."
"bukan bayi apanya," timpal Aslan.
"Dad, lepas dad. Al! Salah maafin Al,ya?" Alvaro sedang berusaha membujuk Arkan dengan jurusan andalan nya yaitu pupy eyes nya.
"Terima hukuman mu," balas Arkan berlalu pergi, Arkan gak kuat, sungguh! Yang ada Arkan bisa luluh nantinya
Satu persatu mereka juga ikut keluar, setelah menciumi kening Alvaro yang terbaring di atas kasur.
"Jangan nakal." Axel orang terakhir yang keluar dari kamar Alvaro. Namun, langkah Axel berhenti, mendengar perkataan Alvaro.
"YA UDAH, KALAU GITU ALVARO DAN KALIAN KEMUSUHAN." Alvaro memalingkan wajahnya ke arah jendela, dengan bibir yang maju sedikit.
Axel tetap berlalu keluar, tinggallah Rafael dan Alvaro yang berada di kamar.
Suasana di kamar Alvaro sungguh hening, Rafael hanya berdiri tegak di pojok kamar Alvaro, dan Alvaro sibuk dengan pikirannya.
"Bagaimana,ya. Cara nya bisa lepas?
Awas, aja! Al nggak mau bicara nanti."Lalu Alvaro kembali diam, " wah, ide bagus," ujar Alvaro mendapatkan ide untuk membalas dendam akan malu nya malam ini, "tidur aja dulu, tunggu ya, kalian." Lanjut Alvaro. Setelah itu hanya terdengar dengkuran halus.
***
Keesokan harinya, Alvaro sudah bangun dari tidur nya. Ia melihat ke arah sekitar kamar, tak melihat siapa pun. "Aman nih. Waktu nya, bermain drama." Alvaro turun dari kasur nya,yang kebetulan bedonganya sudah di lepaskan. Ia berjalan keluar kamar. Dengan keadaan masih berantakan, rambut Alvaro pun seperti singa jantan.
Tiada angin, tiada hujan. Alvaro spontan memeluk pinggang bodyguard yang memang tugas berjaga di depan kamar Alvaro.
"Om. Al ingin ketemu om Rafael." Alvaro sedikit mendongakkan kepalanya, menatap wajah datar bodyguard itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...