22.RUN, FROM THE MANSION

5K 272 6
                                    

Happy reading ❤️

Kangen Alvaro ngak?

Arkan duduk santai di Gazebo, di temanin segelas jus buah naga dan susu dingin. Sambil matanya melihat ke arah Alvaro, yang tengah berjongkok ke hadapan Angsa-Angsa peliharaan Arkan. Angsa -Angsa itu, sangat asyik berenang di dalam kolam khusus untuk Angsa.

"Alvaro," panggil Arkan. Alvaro pun menoleh tersenyum manis di saat Arkan memperlihatkan ada susu dingin kesukaan Alvaro.

"Ya, dad."

Alvaro pun mendekati Arkan, bersamaan derap langkah Seseorang paruh baya yang terlihat berantakan, Arkan yang melihat itu hanya menatap dingin ke arah pria paruh baya itu.

"Minum nya pelan pelan ya, son." Arkan menyodorkan segelas susu dingin tadi ke Alvaro. "Baik, dad," Balas Alvaro.

Agra duduk di samping Alvaro, pikiran kacau, hati nya hancur. Tak di sangka istri yang ia cintai selama ini berhianat, belom cukup di situ, bahkan mereka menjalankan hubunganya tiga tahun. Dan Agra sama sekali tidak tahu, begitu lah cinta susah di tebak.

"Papa, nangis?" Tanya Alvaro dengan polos nya, yang sedari tadi melihat papanya itu melamun.

Agra yang mendengar itu, segera menghapus air mata nya yang tidak tahu kapan menetes, "papa hanya kelilipan, papa boleh peluk, Al?"

Alvaro menganggukkan kepalanya lucu, dan memeluk papa nya itu. Agra membalas pelukan Alvaro. Setelah nya, air mata yang Agra tahan tumbah begitu saja.

Beberapa menit pun, Agra sudah sedikit tenang dan melepaskan pelukan romantis tadi secara perlahan lahan, Alvaro menatap wajah datar Agra dengan tangan nya yang mungil menyentuh pipi Agra untuk menghapus jejak air mata Agra.

Agra hanya diam menikmati sentuhan itu, lain lagi Arkan. Arkan memasang wajah masam, melihat putra bungsunya perhatian dengan kakaknya sendiri.

"Sini, Al." Arkan langsung mengambil alih Alvaro karena sudah tidak tahan lagi melihat Agra dengan Alvaro yang mengobrol berdua tanpa mengajak Arkan juga.

"Baru saja sebentar." Kini giliran Agra yang merasa cemburu melihat Arkan dan Alvaro.

Alvaro mah santai aja, di pangkuan Arkan menikmati elusan lembut di rambutnya,"jangan berantem, Al sayang Daddy dan papa kok, bahkan semua keluarga Al."

Mendengar ucapan Alvaro seketika Arkan dan Agra mencium pipi bakpao Alvaro secara bersamaan. Alvaro yang mendapatkan ciuman mendadak itu, menjadi salah tingkah. Mata nya berbinar kaget, wajah nya berubah menjadi sedikit kemerahan.

"Kita lebih menyayangi mu, son." Ucap Agra dan Arkan kompak.

***

Di ruang keluarga, Aldo dan Aslan sibuk dengan ponselnya tanpa tahu Alvaro mengendap-endap di samping guci guci besar yang ada di mansion, beruntung badan Alvaro mungil jadi ketutup sedikit. Sebenarnya, Setelah dari taman tadi, Arkan dan Agra mengantar Alvaro kembali ke kamar nya karena hari sudah mulai sore.

"Seperti nya aman deh," gumam Alvaro pelan.

Lalu Alvaro kembali mengendap-endap, tak lupa memantau situasi. Merasa situasi sudah aman dengan cepat Alvaro berlari dari ruang keluarga menuju halaman belakang.

Dewi keberuntungan sedang berpihak terhadap Alvaro, semua aksi kaburnya berhasil tanpa ada yang tahu. Sepanjang perjalanan, Alvaro terus berlari tanpa peduli jantung nya yang kembali berulah, yang terpenting bagi Alvaro sekarang adalah kabur.

Sekitaran 20 menit akhirnya Alvaro berhasil menuju jalan raya, yang rame di sore hari ini. Alvaro menarik nafas pelan, berusaha kembali maraup oksigen. Beberapa detik pun nafas Alvaro kembali normal.

"Lemah banget sih, Lo Alvaro," ujar Alvaro pada dirinya sendiri. "Gue kemana ya? Setelah ini. Mana nggak bawa uang lagi, ya ampun ponsel juga nggak bawa." Alvaro mengusap wajahnya kasar, karena tidak membawa apapun kecuali pakaian yang ia kenakan sekarang.

Arkan menatap semua bodyguard dengan aura gelap nya, mendengar kabar Alvaro kabur dari mansion.

"Cari Putra ku, atau nyawa kalian pengganti nya." Suara bariton Arkan mampu membuat bulu kuduk merinding.

semua bodyguard menggangukan kepalanya takut,"Baik tuan." Setelah itu bodyguard bubar untuk mencari Alvaro.

Aldo dan Axel sibuk memantau CCTV, untuk mengetahui titik terakhir Alvaro. "Halaman belakang." Axel segera berlari menuju halaman belakang di ikuti semua keluarga Gabriel's.

Tapi sayang nya, mereka tak menemukan Alvaro,"sial, pasti Alvaro berhasil menuju jalan raya."

Mereka pun setuju dengan ucapan Adit, lalu kemudian mereka pergi ke garasi mobil. Kecuali Sarah dan Reyhan mereka berdua di minta menunggu di mansion.

"Kau, sudah membangunkan singa tidur anak nakal." Arkan membanting setir mobil guna melambiaskan kemarahan nya karena lalai menjaga Alvaro. "Siap, untuk hukuman mu, son."

Arkan mengendarai mobil nya bak kesetanan, dia takut Felix menemukan putra bungsu nya itu, sungguh kalau itu benaran terjadi Arkan tak akan memaafkan dirinya.


TBC.
.

ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang