Happy Reading."Hargai selagi ada."
Alice mendadak mati kutu, ketika sudah sampai Mansion, suasana di mansion rasanya sungguh sangat gelap. padahal matahari masih ada untuk menyinari bumi. Bodyguard tetap pokus dengan pekerjaan nya masing-masing tanpa menyambut kedatangan Alice, "mungkin mereka sibuk ,ya?" Batin Alice tetap melangkah masuk ke dalam Mansion.
Di saat Alice berada tepat, di tengah tengah mansion, Poto palorid beterbangan jatuh dari atas lantai dua, bukan hanya satu, tapi puluhan Poto palorid. Mata Alice tak sengaja melihat beberapa Poto palorid, yang sudah mengenai lantai. Detik itu juga, jantung Alice berdebat dengan kencang, mata nya membulat kaget. Karena, gambar Poto palorid itu ia dan Felix.
"MASIH BERANI UNTUK PULANG," teriak Agra, dengan tatapan tajam nya dan urat urat leher Agra pun kelihatan. "DASAR, JALANG." lanjut Agra di lantai dua, di temanin tiga anak nya, tiga ponakannya dan orang tuanya. Sedangkan, Arkan dan Alvaro berada di taman.
"Bang, bagus juga nih drama nya." Aslan menyenggol lengan Adit, yang Fokus melihat ke arah mama nya itu.
"Makan popcorn, enak nih," celetuk Aldo memberikan pendapat. "Wah, ide bagus Do, di kamar gue ada do," sahut Aslan. Berjalan ke arah lift menuju ke lantai 3 tempat semua kamar keluarga besar Gabriel.
Alice tak tahu harus bicara apa sekarang, bukti sudah di depan mata. Alasan apa, yang harus Alice di beritahukannya ke Agra. "ADA KATA-KATA TERAKHIR?" teriak Reyhan merasa geram sendiri, sudah di beri kesempatan untuk Alice berubah. Namun, apa! Alice menyia-nyiakan nya.
Dorrr
Pranggg
Suara pistol menggelegar di dalam Mansion bersamaan dengan pecahan lampu gantung yang harganya tidak main-main, untung tidak mengenai Alice. Pelakunya tidak lain adalah Agra, Alice mengepalkan ke dua tangannya guna menghilangkan rasa takut.
"KENAPA MA? BENAR KAN POTO ITU? ALDI KECEWA SAMA MAMA." setelah mengatakan itu, Aldi pergi meninggalkan keluarga lainnya,tidak sanggup melihat kematian mamanya nanti. "ADIT JUGA MA? ADIT SELAMA INI MENGANGGAP MAMA ITU SEMPURNA DI KELUARGA KITA,TAPI ADIT SALAH! SALAH BESAR." Adit juga pergi.
"Kesambet apa? Bang Adit dan Bang Aldi?" Gumam Aslan pelan. Yang telah kembali dari kamar nya, membawa dua popcorn di tangannya.
Aldo menggangkat ke dua bahunya,"tahu'. Ya, mungkin ungkapan hati kecil Bang Adit dan Bang Aldi."
Aslan hanya ber oh-ria saja. Kembali sibuk melihat papa dan mama nya secara bergantian, tak lupa memakan popcorn nya tadi.
Agra mengingat kembali, bagaimana Poto Poto palorid itu bisa berada di mansion.
Arkan melempar sebuah kotak hitam berukuran kecil ke atas meja kerja Agra. Agra hanya melihat sekilas kotak itu dan kembali sibuk ke pekerjaan nya.
"Kasihan sekali, sudah di bela bela. Eh, di selingkuhin," sindir Arkan terhadap Agra. Agra yang mendengar itu, jadi merasa tersindir "apa maksudmu? Selingkuh? Siapa yang selingkuh?"
Agra benci sangat benci yang namanya perselingkuhan, apa lagi kalau ia yang merasakannya sendiri."Buka aja itu. Maka, kakakku yang terhormat ini, bakalan tahu."
Agra pun, langsung membuka kontak kecil tadi, betapa terkejutnya Agra melihat isi nya. "APA APAAN INI KAU INGIN, AKU BERPISAH DENGAN ALICE? KAU TAHU? INI CARA SAMPAH ARKAN." Agra pun langsung membuang isi kotak itu, yang terdapat di dalamnya Poto palorid Alice dan Felix.
"hak mu. Jika tak percaya, tapi satu yang ingin ku bilang. Silahkan,kau tanyakan langsung ke editor di luar sana, ini editan atau real." Lalu, Arkan pun keluar dari ruang kerja Agra dengan seringai puas akan informasi yang ia dapatkan. Tapi jujur, Arkan masih penasaran siapa pengirim kontak kecil hitam itu dan ada satu akun email yang juga masuk ke ponsel Arkan yang bertuliskan, "Mungkin tuan tak mengingat ku. Namun, aku ingat dengan tuan. Poto ini real tuan, saya di sini menjadi mata mata Felix. Dan selamat, tuan kecil Alvaro sudah di temukan."
Peninggalan Arkan, Agra memang betul menelpon semua para editor untuk menanyakan perihal Poto itu. Namun, apa yang ia dapatkan?jawaban yang semakin membuat Agra emosi, yaitu "maaf tuan, tapi ini real bukan editan." Itulah jawaban semua editor yang Agra telpon.
Alice ingin berlari ke lantai 2 untuk meminta maaf ke Agra, agar tak membunuhnya. Tapi baru saja, Alice bergerak satu peluru bersarang di kaki kanan Alice.
Dorrr
"Arrrgh." Erangan Alice terduduk lemas melihat kaki nya yang mengeluarkan banyak darah, "UCAP KAN SELAMAT TINGGAL, JALANG." Agra kembali berteriak dan mengarahkan pistol nya ke arah jantung Alice dan..
Dorr
Alice seketika mati di tempat, maid dan bodyguard yang melihat itu langsung merinding.
"BERESKAN SISANYA." Agra pun pergi ke lantai 1 menuju taman.
TBC.
Ini cerita pertama ku, jadi di maklumi aja. Jika ada typo, dan pengungkapan nya kurang pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...