Alvaro terbaring lemas,di atas kasur king size, dengan masker oksigen yang menutupi hidung dan dagunya. dan infus, yang tertusuk di punggung tangan kiri Alvaro. Arkan memang sengaja membawa Alvaro langsung ke Mansion saja.
Arkan duduk di samping kiri Alvaro, penjelasan dari Arden tadi cukup membuat hatinya teriris. "Alvaro mengidap Kardiomiopati (lemah jantung) Dad!" Arden adalah dokter spesialis jantung, di Rumah sakit Gabriel hospital.
"Daddy, akan menjaga mu sayang, bahkan nyawa Daddy taruhannya," lirih Arkan, menggenggam jari jemari mungil Alvaro, yang terbebas dari infus. "maafkan Daddy, yang baru menemukan mu. di saat,kamu sudah dewasa dan di saat Bunda sudah ngak ada lagi di dunia ini."
Tak lama pun, Arden masuk ke dalam kamar yang di tepati Alvaro sekarang,yang nantinya akan menjadi ruang rawat khusus untuk Alvaro.
Diikuti Axel, dan Aldo di belakang nya. Arden juga membawa sebuah maps merah, yang isinya tes DNA."Alvaro positif Adek kami Dad," ucap Arden, dengan memberikan maps itu ke Daddy nya itu.
Arkan langsung membukanya, dan tertera di sana atas nama Alvaro,yang positif menunjukkan kalau Alvaro adalah anak kandung nya. Arkan dan yang lainnya tadi, sempat mengambil sehelai rambut Alvaro, di saat Alvaro tak sadarkan diri, untuk lebih meyakinkan mereka.
Aldo segera, berbaring di samping Alvaro, dan memeluknya. Membuat Arden dan Axel menatap tajam, ke arah Aldo. Namun, Aldo tak memperdulikan tatapan itu. Yang terpenting, bagi Aldo sekarang, adik bungsunya sudah ditemukan, walaupun Bundanya harus pergi buat selama-lamanya.
.
.
.Pagi menjelang sore, Aldo masih betah memeluk Adek nya tersebut, ada perasaan bersalah di hatinya,yang di mana Aldo selalu menghina Alvaro dengan kata 'Anak haram'. Dan kemudian, Aldo bangkit dan duduk di kursi, yang tersedia di kamar rawat Alvaro.
"Apa Adek kakak ini, akan membeci kakak?" Sesal Aldo, memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.
Aldo masih belom sadar, Kalau Alvaro sudah sadar, dan berusaha membuka masker oksigen."Ya, Gue benci dengan lo," sahut Alvaro, setelah masker oksigen itu, terlepas.
Aldo langsung menatap Alvaro sendu, sungguh jika waktu bisa di putar, Aldo tak akan mungkin menghina Adek nya ini.
"Kenapa, di lepas masker oksigen nya," tanya Aldo lembut.
Alvaro hanya menatap sinis, " ngak usah sok peduli deh,lo. Gue dimana nih? Lepasin gue ngak?"
"Ngak akan, sekarang lo Adek gue."
"Jaga omongan lo, seenak banget lo ngaku-ngakuin gue, sebagai adek lo. Ogah! Banget gue," kata Alvaro. Berusaha menahan rasa sakit yang menjalar di dadanya, "arrrrrrgh," lirih Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO LOUIS [END🐻]
Teen FictionCover by: pin Alvaro Louis. seorang lelaki tampan dan juga imut. Harus merasakan pahitnya dunia. di usianya, yang baru saja 15 tahun. Yang di mana anak-anak seusia Alvaro, masih sekolah di bangku 1 SMA. Alvaro malah berhenti sekolah, bertepatan deng...