18. ALYA

5.5K 281 1
                                    


Happy Reading Luv

Tepat hari ini, satu Minggu nya Alvaro tidur di kamar Axel. Walaupun terjadi perdebatan antara pawang nya Alvaro, di karena kan tidak terima atas permintaan Axel. Namun, mau tak mau mereka harus terima. Dan Selama satu Minggu itu juga, Alice tidak pernah menyentuh Alvaro, yang semakin membuat Anak-anak nya Arkan dan Agra penasaran.

"Al kangen Daddy, Daddy lagi ngapain,ya?" Alvaro duduk di tepi ranjang kasur, sambil menatap rembulan di langit yang bercahaya terang, kebetulan tirai kamar Axel belom di tutup, jadi Alvaro masih bisa melihat langit malam.

"Fokus sekali, melihat nya," tegur Axel. Yang juga ikutan duduk di samping Alvaro.

"Kak," panggil Alvaro, "kakak, kangen tidak dengan Bunda?"

"Tentu. Setiap orang pasti rindu, akan seseorang yang telah pergi buat selama-lamanya. Bohong! Jikalau kakak bilang tidak." Axel membawa Alvaro, ke pangkuannya dan mengelus rambut Alvaro lembut. Liquid bening, sudah menempuk di kelopak mata Axel, tapi dengan sekuat tenaga Axel menahannya untuk tidak keluar.

"Iya, sih." Alvaro menjeda yang,lalu kembali menatap langit malam "Biasanya, malam begini Al sama Bunda masih jualan loh,kak."

"Oh, ya!" Axel menanggapi ucapan Alvaro dengan ada rasa seperti yang mencubit hatinya, sakit! Di saat, ia dan keluarga lainnya hidup berkecukupan malahan berlebihan. Sedangkan, Bundanya dan Alvaro hidup di jalanan. Bahkan, rumah mereka saja masih ngontrak dulu.

"Maafin Kakak dan yang lainnya, maaf kita baru nemuin kamu." Lanjut Axel. Sebenarnya, Axel dan keluarga Gabriel sudah mengetahui semuanya kehidupan Alvaro dan Alya dulu.

"Sudah, lupakan saja kak. Bunda, pasti juga sudah bahagia di sana." Alvaro menghapus air matanya,yang entah kapan keluar. Mengingat bagaimana kehidupan nya bersama Alya.

"Mari, kita tidur."

Alvaro menggangukan kepalanya, dan mencium pipi kanan Axel. Setelah nya, Alvaro langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur, dan membelakangi tubuh Axel.

Axel tersenyum manis, melihat tingkah laku Alvaro. Lalu, juga ikut membaringkan tubuhnya dengan memeluk badan pendek Alvaro dari belakang, Alvaro pun tidak menolak.

***

Aldo duduk termenung di kamarnya, sambil mengingat mimpi nya tadi. Aldo melihat jam Beker di nakas, yang menunjukkan pukul 01:45.

"Apa maksudnya tadi ya, "jaga adek mu, ya kak. Banyak musuh daddy, mengincar Alvaro untuk di jadikan alat, akan kehancuran Daddy."

"Gue tahu. Daddy banyak musuh, tapi kenapa bunda bilang seperti itu ya?"

"Jangan terlalu percaya dengan orang, yang berlaku baik pada kita. Ingat lah kak! Musuh dalam selimut itu, ada di keluarga kita."

"Bunda. Aldo ngak mengerti Bun, siapa yang Bunda maksud? Apa ini ada hubungan dengan mama Alice ya?"

20 menit berlalu, Aldo duduk termenung, sambil juga memahami maksud yang Alya bilang melalui mimpi Aldo. "Musuh, dalam selimut itu ada di keluarga kita? Siapa? Mama Alice? Tapi apa mungkin?"

Satu demi satu pertanyaan muncul di pikiran Aldo, tapi satu pun Aldo tak mendapat kan jawaban nya. Aldo mengusap wajah kasar, merasa Kesal karena belom paham.

Dan pada akhirnya, Aldo memilih untuk kembali mengistirahatkan tubuh nya.

Ditempat lain, seorang perempuan paruh baya mendapat telepon dari selingkuhan nya. Yang, suaminya tak pernah tahu akan perbuatan perempuan itu.

"Ya, sayang. Sungguh! Dia sangat lah menggemaskan aku ingin memiliki nya." Serunya di garasi mobil. Karena garasi mobil tidak ada CCTV.



TBC
.
.
.
.
.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang