32.MANJA

2.4K 142 8
                                    

Happy reading ❤️

Arkan sedari tadi tak henti hentinya, mengurai rambut Alvaro yang sedang berbaring di sofa kamar Arkan. Begitu juga dengan Arden, Arden memijit jari jemari kaki Alvaro. Sedangkan Aldo, memijit tangan nya.
Axel? Axel mendadak ada urusan yang penting. Jadi, tidak bisa menemani Alvaro.

"Gini rasanya, punya Babu." Batin Alvaro. Menatap langit langit kamar, dengan senyuman manis nya. "Kuatin dikit, kak Arden."

Arden sedikit menguatkan pijatannya, Arkan tersenyum tipis melihat Arden yang mau saja di perintah oleh Alvaro yang kecil. Padahal kalau ia sendiri yang memerintah, jarang di laksanakan.

"Kenapa Daddy tersenyum, seperti itu?" Aldo menatap curiga ke  arah Arkan.

"Tidak ada. Emangnya tidak boleh kalau Daddy senyum?"

"Boleh, boleh saja."

"Beli ice cream  seperti nya enak, nih!
Di temanin cuaca yang panas, uuuuhhhh... Nikmat," celutuk Alvaro.

"Kalau mau, bilang saja langsung sayang." Arkan lalu menelpon Rafael untuk mengantarkan 3 ice cream ke kamarnya.

Alvaro menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal, "Daddy the best."









Tak lama pun, terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar, Aldo pun langsung berdiri dari duduknya,dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya.

"Tuan muda," Rafael membukukkan badan nya ke depan sebentar, lalu berdiri menghadap Aldo. "Ini Tuan, ice cream yang tuan besar perintah."

Aldo menerima ice cream itu, kemudian kembali masuk tak lupa menutup pintu kamar.

"Adek mau yang mana?" Ucap Aldo di dekat Alvaro.

Melihat ice cream yang menggoda itu, mata bulat Alvaro berbinar, seperti ada cahaya lampu di mata bocah menggemaskan itu.

"Mau yang ini." Alvaro mengambil ice cream rasa Vanila.

Aldo memberi satu ice cream ke Arden, yang satunya lagi untuk Aldo sendiri.

Perasaan tenang seketika hadir di benak Arkan, melihat Anak anaknya kurang Axel. Menikmati makan ice cream.  "Sudah lama sekali sayang,kita tidak menikmati makan ice cream bareng seperti ini. Dulu hanya kita berdua dan ke dua putra kita, sebelum Aldo dan Alvaro lahir.
Kamu baik baik ya, sayang. Jagain kita dari atas sana, sebenarnya terbaik. Bukankah suami yang menjaga istri? Tapi tak apa,sayang! I always love you, darling." Batin Arkan panjang lebar.

"Di tempat yang sama, tapi dengan suasana yang berbeda." Gumam Arkan yang tanpa sadar di dengar ke tiga anaknya.

"Maksud Daddy?"  Arden memandang lekat Arkan meminta Jawaban.

"Ngak ada apa apa, Daddy hanya bikin Caption." Elak Arkan sendiri,karena tak mau membuka lembaran lama.
Lembaran lama tak perlu di buka lagi, jika di sana ada bekas robeknya, tapi lebih baik membuka lembaran baru.
Bukankah begitu???

"Hm."

Cup

Cup

Cup

Alvaro langsung memeluk Arkan,  dan mendusalkan wajahnya yang memerah akibat malu, setelah mengcium  ke tiga pipi pawang nya.

Aldo dan Arden seketika ngefres, di cium mendadak oleh Alvaro yang nobe nya sangat tidak mau di cium kecuali ada maunya.

"Al khilaf," ujar Alvaro malu. Sungguh, salah kan bibir nya yang main nyosor saja ke pipi mereka.

Hahahhahahah

"Kak, ada yang malu nih?" Sindir Aldo.

"Iya. Sekarang peluk peluk Daddy, loh."

Mendengar ucapan Aldo dan Arden, Alvaro melempar stick ice cream nya tadi, ke arah Aldo. Dan tepat sasaran.

"Kenapa Aldo yang kena?"

"Sudah salah tak mau mengaku, itu manusia apa Tunggul?!"   Alvaro menatap tajam kearah Aldo, tapi tak membuat Aldo takut. Malah sebaliknya, menggemaskan.

"Sudah. Lebih baik kalian berdua mandi. Biar Adek bersama Daddy." Arden dan Aldo kembali mencuri kecupan, baru lah mereka berdua keluar dari kamar Arkan.

Alvaro sudah siap, ingin berteriak namun, langsung Arkan tutup bibir Alvaro dengan satu tangannya.

"Mendingan kita mandi."










TBC.
.
.



Jangan lupa voment













ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang