30.JEALOUS

2.4K 145 2
                                    

Happy reading ❤️

Sorry, banget kalau alur nya nggak nyaman bagi kalian.
Tapi beginilah memang, kalau nggak ada konflik nya kan jadi bosan gitu nggak, sih?
datar banget alurnya!
Maka nya aku bikin kek gini, so, maaf kalau bikin kalian ngak nyaman baca nya.

Tapi aku akan, belajar lagi.


Arkan membawa Alvaro pergi ke kamarnya, Agar Alvaro bisa beristirahat dengan nyaman. Arzan yang melihat itu merasa cemburu, walaupun ia mulai berhasil mengambil hati Aslan,Oma dan opa nya. Tetap saja, pawang Alvaro masih banyak.

"Tunggu pembalasan ku, Alvaro!" Batin Arzan.

"Dek,kamu juga mau tidur?" Tanya Aslan lembut. Mendengar suara Aslan, Arzan langsung mengubah mimik wajahnya menjadi sok polos.

"Mau. Tapi, bang Aslan temanin, ya?"
Arzan mengedipkan matanya, dan tangan yang mengepal ke udara,ingin di gendong.

"Baiklah." Aslan pun membawa Arzan ke kamarnya,yang baru saja jadi. Atas permintaan Aslan, sewaktu Gabriel di apartemen kemaren.


***

"Jangan sakit, son."  Tangan kekar Arkan membelai lembut rambut Alvaro, menatap sendu putra bungsunya itu. Di dalam perjalanan arah mau pulang ke mansion, Alvaro kembali mendapatkan serangan kecil. walaupun begitu, Arkan tetap lah panik. Beruntung di mobil ada masker oksigen.

"Daddy, always love you son." Puas membelai rambut Alvaro, Arkan mencium kening Alvaro lama. Sampai sampai satu liquid bening lolos dari mata Arkan.

"Sweet dreams, Daddy's favorite." Setelahnya, Arkan sedikit memperbaiki nassa canula  di hidung Alvaro, sekaligus menyelimuti Alvaro sampai batas dada. Lalu Arkan beranjak pergi dari kamar Alvaro, tak lupa mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu tidur.

Merasa Daddy nya sudah di luar, Alvaro membuka matanya. "Al, juga menyayangi, Daddy." Gumam Alvaro.
Baru lah, ia kembali memejamkan matanya dan kembali tertidur.

***

Sekarang menunjukkan pukul 12:45 menit. Yang artinya sudah masuk jam makan siang. Aldo membuka pintu kamar Alvaro pelan pelan, dan berjalan menuju kasur Alvaro.

"Dek. Bangun dek." Aldo menempuk pelan pipi Alvaro, "dek..."

Eghuuuuhhh

Lenguhan Alvaro,ingin mengucek ke dua matanya, tapi segera Aldo tahan.

"Nanti mata adek, sakit," ucap Aldo.

"Kak,Dodol!" Panggil Alvaro khas suara bangun tidur.

"Iya, ini kak Dodol." Aldo sudah pasrah saja di panggil Alvaro, tapi garis bawah just Alvaro.

"Nassa canula nya, mau di lepas,dek?" Tanya Aldo.

"Iya." Aldo pun melepaskan nassa canula itu, dan mengendong Alvaro ala koala, tapi Alvaro ingin gendongan belakang.

"Al ingin, gendong belakang kak!"  Dengan Puppy eyes.

Tanpa pikir panjang, Aldo mengendong Alvaro di belakang, dan berjalan keluar dari kamar Alvaro.

***

Sarah sibuk menyuapi Arzan, yang ada di pangkuan Reyhan. Padahal aturan makan di Gabriel Family, adalah tidak ada boleh makan dulu sampai semua keluarga kumpul kecuali lagi di luar Mansion.

"Enak tidak?" Tanya Sarah menghapus sisa makanan di sudut bibir Arzan.

"Hmm. Enak Oma. Di tambah di suapain Oma, makin enak, deh!"

"Azan bisa aja, gombal nya," sahut Reyhan.

"Benaran loh, Opa." Axel melihat pemandangan di depannya, ingin segera beranjak dari ruang makan.

Ting

Suara lift, memperlihatkan Aldo dan Alvaro yang masih di gendongan belakang Aldo.

"Manja sekali," sindir Sarah tanpa melihat ke arah Alvaro dan Aldo.

"Jangan lupa berkaca, Oma," bisik Arden. "Kalau Oma, tak menyukai Alvaro, jangan pernah menghina adek Al di depannya." Lanjut Arden.

Sarah hanya diam, dan kembali menyuapi Arzan.

Alvaro yang melihat Oma nya, nyaman dengan Arzan sungguh cemburu. Alvaro belom pernah sama sekali di suapin Sarah, karena setiap Sarah ingin menyuapi Alvaro dulu, Alvaro menolak.

Ada perasaan menyesal di hati kecil Alvaro, seandainya dulu ia tidak menolak di suapin Sarah. Alvaro menolak di suapin Sarah dengan alasan Alvaro sudah besar.

"Kenapa ya, penyesalan itu datang di akhir?" Batin Alvaro.

Alvaro ingin nangis, melihat Oma nya lebih dekat Arzan, "Daddy, suapin Al,ya!"

"Dengan senang hati, Al."

Mereka pun memulai makan siangnya, kecuali Sarah dan Arkan. Karena mereka berdua masih menyuapi Arzan dan Alvaro.

TBC
.
.
.
.




Papai


Sekali lagi maaf kalau kalian nggak nyaman ama cerita ku ini.

Jangan lupa vote, ya!









ALVARO LOUIS [END🐻]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang