44. TUGAS KEDUA

156 11 0
                                    

Sorry banget updatenya jadi seminggu sekali soalnya semenjak sekolah, gak pernah punya banyak waktu buat ngetik 😔

Tapi aku bakal usahain tiap minggu ada chapter baru, oke? 😽

Selamat membaca!

###

P

agi ini, sengaja Jovan mengarahkan laju kendaraannya ke sebuah jalan pintas untuk menuju ke rumah Aldara. Laki-laki itu tampak terburu-buru, membayangkan akan sekecewa apa Candra jika kali ini dirinya terlambat datang.

Semalam, Jovan sudah berjanji akan datang menemui pria itu tepat pada pukul enam, tetapi justru laki-laki itu baru on the way pada pukul enam lebih lima belas menit.

Jovan memarkir sepeda motornya tepat di depan gerbang. Wajahnya langsung berpapasan dengan wajah seorang lelaki seusia Candra yang tidak lain adalah pak Rama.

Pak Rama yang mengetahui kedatangan laki-laki itu pun segera membukakan gerbang, karena beliau sudah diberitahu oleh Candra perihal kedatangan mantan pacar Aldara tersebut.

"Makasih, Pak," ucap Jovan kemudian bergegas memburu langkah menuju bangunan megah yang berada tidak jauh dari tempatnya.

Jovan memandangi sejenak bangunan megah itu. Ia tidak menyangka jika pada suatu hari, ia akan menginjakkan kakinya kembali di tempat ini.

Kedatangan anak laki-laki berseragam SMA itu disambut baik oleh Candra. Juga Aldara yang sejak tadi diam-diam turut menanti kehadiran sosok tersebut.

"Maaf, Om, aku telat," ujar Jovan begitu sampai di dekat Candra.

Pria itu mengangguk lalu menepuk bahu kanan Jovan kemudian berbisik, "Saya beri kami kesempatan untuk dekat dengan Aldara pagi ini."

"Maksud Om?"

Candra tersenyum kemudian berbalik ke arah Aldara lalu berkata, "Ayah pagi ini ada urusan, kamu berangkat sama Jovan, ya?"

Mendengar pertanyaan itu, Jovan jadi tahu maksud perkataan Candra tadi.

Usai tersenyum tipis ke arah Jovan yang tampak sangat berbunga, Candra memutuskan pergi meninggalkan Aldara dan Jovan di ruangan itu, hanya berdua.

"Berangkat sekarang?" Tanya Jovan. Mengakhiri kecanggungan yang mengada di antara dia dan Aldara.

Laki-laki yang menjadi lawan bicaranya itu kemudian mengangguk dengan warna wajah malu-malu.

...

Pada waktu yang menunjuk pukul enam lebih dua puluh menit tersebut, Starla perlahan menurunkan kakinya dari dalam taksi yang membawanya. Hari ini, perempuan itu sengaja tidak berangkat bersama Belva karena sesuatu hal yang membuat Starla enggan.

Di perbatasan gerbang, pandangan mata Starla menyapu ke seluruh sudut halaman yang tampak sepi. Starla berpikir, kemana semua murid-murid ambis yang biasanya berangkat lebih pagi darinya itu? Starla mendengus.

Setelah berkirim pesan dengan Alexa, perempuan itu mulai melangkahkan kakinya menuju lorong utama yang menghubungkan antara halaman parkir dan sekolah.

Belasan langkah telah perempuan itu habiskan untuk menyeberangi lorong. Sampai pada satu waktu yang tak berjarak lama, langkah Starla terhenti ketika sepasang matanya menangkap kehadiran dua orang siswa SMALBA yang belum pernah ia saksikan sedekat itu sebelumnya.

BAD LOVER [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang